- Ajukan pertanyaan terbuka
Mama bisa mulai dengan pertanyaan seperti "Memangnya kenapa kamu bisa berpikir begitu?" atau "Gimana kalau kita coba cara lain?". Ini mendorong anak untuk menjelaskan alasan, bukan sekadar menjawab "ya" atau "tidak". Contoh sederhananya saat membaca buku, Mama bisa coba tanyakan "Menurutmu, apa yang akan terjadi selanjutnya?". - Diskusikan masalah sehari-hari
Ajak anak menganalisis pilihan kecil, seperti memilih menu makan atau baju yang akan ia kenakan hari itu. Tanyakan padanya "Kenapa kamu pilih baju ini, bukan yang ini?". Kegiatan ini melatihnya menimbang konsekuensi sebelum memutuskan. - Bermain permainan logika
Melatih kemampuan berpikir kritis anak bisa dengan cara menyenangkan melalui permainan, Ma. Pilihlah permainan logika seperti teka-teki, puzzle, atau permainan strategi seperti catur dan monopoli. Permainan ini melatih anak memprediksi, merencanakan langkah, dan mengevaluasi pilihan. - Biasakan mengevaluasi informasi
Ketika anak mendengar atau membaca sesuatu, coba deh Mama tanyakan "Dari mana sumbernya?" atau "Ini jawaban benar atau cuma pendapat kamu?". Latihan ini membantu mereka tidak mudah percaya begitu saja pada informasi yang diterima.
Cara Melatih Anak Berpikir Kritis Sejak Dini, Tak Perlu Tunggu Sekolah

Masih banyak orangtua mungkin mengira bahwa critical thinking atau berpikir kritis adalah skill yang otomatis diajarkan di sekolah. Padahal, menurut beberapa studi, fondasinya justru harus dibangun sejak usia dini di rumah melalui interaksi sehari-hari.
Menurut Journal of Child Development, anak usia 2-5 tahun yang dilatih bertanya, menganalisis pilihan, dan mengevaluasi informasi, menunjukkan kemampuan memecahkan masalah lebih baik di kemudian hari.
Nggak perlu menunggu sampai si Kecil masuk ke pendidikan formal untuk belajar berpikir kritis, berikut Popmama.com rangkumkan strategi melatih critical thinking anak sejak dini yang bisa dimulai dari rumah.
1. Apa itu critical thinking?

Mengutip dari situs resmi London School of Public Relation, critical thinking atau berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis informasi secara obyektif dan rasional untuk membuat keputusan yang tepat dan solusi yang efektif.
Maksudnya, saat anak mama berpikir kritis, mereka nggak hanya menerima informasi begitu saja, Ma. Jadi biasanya anak akan terus mengajukan beberapa pertanyaan yang membuatnya ragu akan suatu penjelasan atau agar mengetahui informasi lebih jelas sesuai faktanya.
Berpikir kritis sendiri jadi salah satu hal penting yang perlu anak miliki, terutama dalam hubungan pekerjaan. Dengan berpikir kritis, nantinya anak bisa menghindari bias dan pandangan sempit yang membuat keputusan akhir jadi lebih baik serta bisa menyampaikan pendapat lebih meyakinkan.
2. Mengapa cara berpikir kritis penting ditanamkan pada anak sejak usia dini?

Sebagai salah satu fondasi penting dalam menghadapi dunia yang makin kompleks, itulah mengapa penting bagi orangtua melatih anaknya berpikir kritis sejak usia dini.
Menurut American Academy of Pediatrics, kemampuan ini membantu anak menyaring informasi di era digital, membedakan fakta dengan hoaks, dan tidak mudah terpengaruh iklan atau tekanan teman sebaya.
Jika anak nggak dibekali hal ini, biasanya mereka lebih rentan terjebak dalam keputusan impulsif dan kesimpulan yang tidak berdasar, Ma.
Bahkan, beberapa studi juga menunjukkan bahwa anak yang terbiasa diajak menganalisis masalah sejak dini tumbuh menjadi pribadi lebih mandiri dan percaya diri, lho.
Jadi, saat anak berpikir kritis, mereka nggak hanya mengandalkan jawaban instan saja, tapi juga mampu mengevaluasi berbagai sudut pandang sebelum mengambil keputusan. Keterampilan ini juga menjadi kunci kesuksesan di masa depan.
3. Cara melatih critical thinking pada anak

Melatih kemampuan berpikir kritis pada anak nggak perlu menunggu anak mulai sekolah kok, Ma, kita bisa membiasakannya sendiri di rumah dengan beberapa langkah mudah berikut:
Dengan konsisten menerapkan cara-cara sederhana di atas, anak akan terbiasa berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, nggak perlu menunggu di sekolah, yuk kita mulai biasakan dari rumah!



















