Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

4 Cara Mencegah Anak dari Bullying di Sekolah, Ini Kata Kak Seto!

Suasana belajar dan mengajar di kelas
Dok. Sekolah Terpadu Sedaya Bintang

Bullying masih menjadi masalah serius di sekolah dan berdampak panjang bagi anak, mulai dari hilangnya rasa percaya diri hingga trauma.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa ada 35 persen dari 114 kasus kekerasan anak terjadi di lingkungan pendidikan.

Lebih memprihatinkan lagi, ada 46 anak tercatat mengakhiri hidupnya, dan hampir setengahnya juga terjadi di sekolah.

Psikolog anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, menilai media sosial turut memperbesar risiko perundungan di era digital.

Oleh karena itu, peran orangtua dan sekolah sangat penting untuk membekali anak dengan rasa aman, percaya diri, serta lingkungan yang penuh kasih sayang.

Lalu, apa saja langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah anak menjadi korban maupun pelaku bullying di sekolah?

Berikut Popmama.com bahas informasi mengenai cara mencegah anak dari bullying di sekolah dan sekolah mana saja yang fokus pada pembentukan karakter dan budi pekerti anak. Disimak ya, Ma!

1. Mengawasi dan membatasi anak mengakses media sosial

Kids use smartphone
Freepik

Kak Seto menegaskan bahwa media sosial bisa menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus bullying di kalangan anak-anak lho, Ma.

Oleh karena itu, anak harus dibekali rasa aman, kepercayaan diri, serta lingkungan yang penuh kasih sayang agar tidak mudah terpengaruh.

Media sosial memang punya sisi positif, tetapi tanpa pendampingan justru bisa membuat anak terpapar komentar negatif atau bahkan menirunya.

Orangtua perlu bijak membatasi durasi penggunaan gadget dan selalu mendampingi anak saat berselancar di dunia maya.

2. Memilih sekolah dengan kurikulum budi pekerti

Suasana pengajaran di kelas
Dok. Sekolah Terpadu Sedaya Bintang

Kasus bullying di sekolah banyak dipicu oleh lemahnya penanaman etika dan tata krama pada anak. Oleh karena itu, pendidikan budi pekerti perlu menjadi bagian penting sejak dini, Ma.

Anak harus dibiasakan dengan empati, rasa hormat, dan keterampilan menyelesaikan konflik agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat, peduli, dan mampu menghargai perbedaan.

Peran orangtua sangat besar dalam hal ini lho, Ma. Orangtua perlu bijak memilih sekolah yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga serius membentuk karakter dan memperhatikan kesehatan mental anak.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu mengintegrasikan nilai moral dan sosial dalam kegiatan belajar sehari-hari.

3. Menciptakan lingkungan sekolah yang positif

Anak-anak mencuci tangan di wastafel
Dok. Sekolah Terpadu Sedaya Bintang

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menumbuhkan budaya positif sehingga setiap siswa merasa diterima dan dihargai. Lingkungan seperti ini membantu anak lebih percaya diri, merasa aman, dan tidak takut untuk bergaul.

Untuk mencapainya, sekolah bisa mempromosikan kegiatan yang melibatkan semua siswa, misalnya olahraga tim, klub sesuai minat, atau proyek bersama. Anak juga perlu dilibatkan dalam kegiatan sosial yang mendorong rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.

Dengan begitu, siswa terbiasa bekerja sama, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan yang sehat. Budaya positif ini akan mengurangi risiko terjadinya bullying dan menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman.

4. Keterlibatan guru sebagai mentor berperilaku

Guru dan siswa di kelas
Dok. Sekolah Terpadu Sedaya Bintang

Guru di sekolah bukan hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan yang akan dicontoh siswa dalam keseharian.

Sebagai orangtua di lingkungan sekolah, guru perlu menunjukkan rasa hormat, sikap sabar, adil, empati, dan menghargai perbedaan dalam setiap interaksi.

Perilaku guru yang konsisten menjadi contoh nyata bagi siswa dalam membangun hubungan yang sehat, menyelesaikan konflik dengan cara bijak, serta menumbuhkan rasa saling menghargai.

Dengan begitu, sekolah tidak hanya menekankan prestasi akademis, tetapi juga pembentukan karakter, Ma.

Kak Seto juga menegaskan bahwa pendidik seharusnya memahami lima isi pendidikan dari Kementerian Pendidikan, yaitu etika, estetika, ilmu pengetahuan dan teknologi, nasionalisme, dan kesehatan.

“Kesehatan ini termasuk kesehatan mental, anak harus diperhatikan kesehatan mentalnya dan dipilihkan sekolah yang juga memperhatikan kesehatan mental ini.” Jelas Kak Seto.

Contoh sekolah yang fokus pada pembentukan budi pekerti dan karakter anak

Ruang kelas
Dok. Sekolah Terpadu Sedaya Bintang

Ma, ternyata ada lho sekolah yang menaruh perhatian besar pada pendidikan budi pekerti dan karakter anak. Pendekatan ini diyakini mampu membentuk kebiasaan positif, menumbuhkan rasa empati, dan mencegah perilaku bullying.

Berikut beberapa sekolah yang menonjol dengan fokus pada pembentukan karakter siswanya:

  • Sekolah Terpadu PahoaSekolah Terpadu Pahoa adalah sekolah trilingual yang mengajarkan Bahasa Indonesia, Mandarin, Inggris secara intensif dengan menekankan pendidikan budi pekerti yang berlokasi di Summarecon Serpong dan yang terbaru berada di kawasan Summarecon Crown Gading.Pahoa institusi pendidikan yang menyediakan sekolah jenjang KB hingga SMA. Berfokus pada Attitude, Communication, and Thinking (ACT).Pendekatan ini memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami konsep budi pekerti, tetapi juga mampu mengimplementasikan dalam tindakan.
  • Sekolah Islam Al Azhar SummareconAl Azhar Summarecon memadukan Kurikulum Nasional dengan Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim (KP2M) khas Al Azhar, tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pembinaan akhlak, pembiasaan keagamaan, pembelajaran Al-Qur’an, serta penerapan nilai-nilai implementasi adab dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, sekolah menumbuhkan karakter unggul seperti empati, disiplin, kepemimpinan, kolaborasi, dan kemandirian sehingga membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan siap menjadi teladan.
  • Sekolah Terpadu Sedaya Bintang (Summarecon Bandung)Sekolah Terpadu Sedaya Bintang berlokasi di Summarecon Bandung yang mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026 yang melayani jenjang KB, TK, dan SD serta akan berkembang hingga tingkat SMP dan SMA. Sama dengan Pahoa, sekolah ini juga mengintegrasikan pendidikan nilai moral dan budi pekerti ke dalam setiap aktivitas belajar mengajar agar terbiasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari."Pendidikan budi pekerti memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan dan karakter positif pada anak. Nilai-nilai positif seperti etika, sopan santun, welas asih, bersih dan jujur akan tertanam sejak dini. Hal ini sangat penting untuk mencegah perilaku yang tidak sesuai norma seperti bullying," jelas Melva Manalu, Kepala Sekolah Terpadu Sedaya Bintang, Summarecon Bandung.Praktiknya, para anak didik didorong untuk melakukan kegiatan sosial dan berpartisipasi aktif demi menumbuhkan empati, kepedulian sosial, serta tanggung jawab terhadap lingkungan.

Selama lebih dari 50 tahun, Summarecon konsisten mendukung dunia pendidikan dengan menghadirkan lingkungan belajar yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen membangun komunitas yang tangguh dan peduli di dalam ekosistem kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan.

Nah, itulah informasi mengenai cara mencegah anak dari bullying di sekolah dan sekolah mana saja yang fokus pada pembentukan karakter dan budi pekerti anak. Semoga bermanfaat ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid