Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Kalimat yang Sebaiknya mama Ubah saat Berbicara dengan Anak

5 Kalimat yang Sebaiknya mama Ubah Saat Berbicara dengan Anak
Freepik
Intinya sih...
  • Ubah nada teguran jadi ajak bicara saat anak mengeluh, agar anak merasa didengarkan dan belajar mengatur emosi.
  • Ganti peringatan dengan arahan yang jelas untuk menjaga keselamatan anak tanpa menimbulkan rasa takut.
  • Hindari ancaman, ubah menjadi penjelasan yang menenangkan agar anak merasa aman dan membangun kepercayaan diri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cara Mama berbicara pada anak ternyata punya pengaruh besar terhadap cara si Kecil mengenal dirinya sendiri. Kalimat sederhana yang diucapkan setiap hari bisa menjadi suara batin yang akan mereka bawa hingga dewasa, Ma.

Tanpa disadari, kadang kita terbiasa menegur atau memperingatkan anak dengan cara yang justru membuat mereka merasa takut atau tidak dipahami. Padahal, dengan sedikit perubahan pilihan kata, pesan yang sama bisa tersampaikan lebih lembut dan efektif.

Agar komunikasi dengan si Kecil semakin positif dan membangun kepercayaan dirinya, yuk simak informasi Popmama.com mengenai contoh kalimat yang bisa Mama ubah mulai hari ini!

1. Saat anak mengeluh, ubah nada teguran jadi ajak bicara

Mama dan Anak sedang Berkomunikasi hingga Tertawa
Freepik

Anak yang merengek sering kali membuat Mama merasa kesal atau lelah. Tanpa sadar, Mama bisa langsung bereaksi dengan kalimat seperti, “Stop whining or we’re going home.” Padahal, respons seperti ini justru membuat anak merasa tidak didengarkan, Ma.

Coba ubah kalimatnya menjadi, “Oh, Mama agak sulit mengerti kamu. Bisa coba pakai suara kuat kamu, yuk?” Dengan begitu, Mama tetap menegaskan batasan, tetapi juga mengajak anak untuk berlatih mengekspresikan diri dengan cara yang lebih tenang dan jelas.

Perubahan kecil dalam pilihan kata ini membantu anak belajar mengatur emosi, memahami bahwa perasaan mereka diakui, sekaligus mendorong komunikasi dua arah yang lebih sehat antara Mama dan si Kecil.

2. Ganti peringatan dengan arahan yang jelas

Mama Sedang Bermain dengan Anak
Freepik

Kalimat seperti “Hati-hati! Nanti jatuh dan sakit!” sering terlontar secara refleks saat Mama melihat anak memanjat atau berlari terlalu cepat. Niatnya tentu baik, tapi bagi anak, kalimat ini terdengar seperti ancaman dan tidak memberi tahu apa yang sebenarnya harus dilakukan.

Sebagai gantinya, Mama bisa mengatakan, “Pegang yang kuat pakai dua tangan, ya.” Kalimat ini memberi arahan konkret yang mudah dipahami anak, sekaligus mengajarkan cara menjaga keselamatan diri.

Dengan begitu, si Kecil tidak hanya belajar berhati-hati, tetapi juga memahami bagaimana bertindak aman tanpa rasa takut yang berlebihan.

3. Hindari ancaman, ubah jadi penjelasan yang menenangkan

Mama Menghabiskan Waktu Bersama Anak
Freepik

Kadang, untuk membuat anak mau menurut, kita tanpa sadar memakai ancaman seperti, “Nanti disuntik dokter kalau nggak nurut!” Meski terkesan sepele, kalimat ini bisa menimbulkan rasa takut pada anak terhadap hal-hal yang seharusnya tidak menakutkan, seperti kunjungan ke dokter.

Lebih baik, ubah kalimatnya menjadi, “Kadang ke dokter memang terasa sedikit menegangkan. Mau Mama ceritain dulu nanti kita ngapain disana supaya kamu siap?” Dengan cara ini, Mama membantu anak memahami situasi dengan tenang dan merasa punya kendali atas dirinya sendiri.

Dengan berkomunikasi penuh empati ini membuat anak merasa aman, sekaligus membangun kepercayaan antara Mama dan si Kecil dalam menghadapi hal baru.

4. Akui rasa takut anak agar mereka merasa dipahami

Mama dan Anak Sedang Menhabiskan Waktu Bersama
Freepik

Ketika anak merasa takut, reaksi spontan yang sering muncul adalah, “Ah, nggak usah takut, kok.” Walau maksudnya menenangkan, kalimat ini justru bisa membuat anak merasa emosinya diabaikan, Ma.

Coba ganti dengan, “Nggak apa-apa kalau kamu merasa takut. Hal baru memang bisa terasa menegangkan di awal. ”Dengan begitu, Mama mengajarkan bahwa takut adalah hal yang wajar dan bisa dihadapi pelan-pelan.

Mengakui perasaan anak membantu mereka membangun kepercayaan diri dan belajar mengelola emosi dengan lebih sehat, tanpa merasa harus menyembunyikan rasa takutnya.

5. Ajarkan berbagi tanpa memaksa anak menyerahkan mainannya

Anak Sedang Bermain
Freepik/jcomp

Saat dua anak berebut mainan, reaksi cepat yang sering keluar adalah, “Ayo, kasih giliran ke temanmu, ya.” Walau terdengar sopan, kalimat ini bisa membuat anak merasa terpaksa dan belum memahami makna berbagi yang sebenarnya.

Coba ubah dengan, “Kamu boleh main dulu sampai selesai, nanti kasih tahu Mama kalau sudah waktunya temanmu main, ya.” Kalimat ini memberi anak kesempatan belajar menunda keinginan dan memahami konsep bergiliran dengan cara yang lebih positif.

Dengan pendekatan seperti ini, anak belajar bahwa berbagi bukan soal kehilangan, melainkan tentang menghargai orang lain dan menunggu dengan sabar.

Nah, Ma, itulah beberapa contoh cara bicara positif pada anak yang bisa Mama terapkan di rumah. Dengan mengganti kalimat sederhana, komunikasi jadi lebih hangat dan si Kecil pun merasa lebih dihargai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Kocak! Anak Kecil Ini Coba Mengarang Cerita setelah Menumpahkan Gelas

17 Nov 2025, 11:55 WIBKid