Kenali Penyebab si Kecil Tidak Suka Dipeluk

Dia bukan nggak sayang Mama, tapi mungkin mengalami gangguan sensori

10 April 2020

Kenali Penyebab si Kecil Tidak Suka Dipeluk
pixabay

Kalau si Kecil nggak suka dipeluk, mungkin ia merasa risih atau mengalami gangguan sensori.

Apa sih gangguan sensori itu?

Di dunia medis, masalah ini disebut sensory processing disorder (SPD).

Apaitu Sensory Processing Disorder (SPD)?

Sensory Processing Disorder (SPD) adalah kondisi kelainan sensorik. Orang dengan SPD memberikan reaksi yang tidak sesuai dengan rangsangan yang diterima syaraf.

Gangguan ini menyebabkan anak memiliki level sensitivitas yang sangat tinggi atau rendah terhadap suara, aroma, rasa, sentuhan, cahaya, dan kesulitan menempatkan posisi tubuh di suatu ruangan.

SPD bisa jadi salah satu gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder), OCD (Obsessive Compulsive Disorder), atau Autism Spectrum Disorder.

Anak dengan SPD bisa menjadi hipersensitif atau hiposensitif terhadap rangsangan sensoris.

Jika hipersensitif, si Kecil tidak suka disentuh, membenci bunyi  yang keras, takut pada keramaian, dan ragu-ragu untuk bermain bersama di tempat permainan anak.

Sementara anak yang hiposensitif suka menyentuh benda atau orang meskipun dilarang, tidak memiliki rasa takut, tidak peka rasa sakit, dan sangat ceroboh.

Ada anak dengan SPD mengalami gangguan hipersensitif dan hiposensitif sekaligus.

Berikut rangkuman Popmama.com yang perlu kamu ketahui.

1. Apakah SPD berbahaya?

1. Apakah SPD berbahaya
Freepik

Sebenarnya, SPD tidak berbahaya secara fisik. Hanya saja anak dengan SPD akan mengalami tumbuh kembang motorik yang tidak biasa.

Mereka mungkin mengalami masalah-masalah sosial atau fisik seperti kesulitan melakukan kegiatan yang memakai dua tangan sekaligus, misalnya menangkap bola, memakai gunting, atau seringkali tersandung saat berjalan.

Anak SPD juga akan mengalami kesulitan di area sosial interaksi karena takut berada di kerumunan banyak orang, kontrol diri yang buruk misalnya mengamuk jika merasa kurang nyaman.

Karena anak SPD kurang bisa berkonsentrasi, ia juga kerap mengalami masalah di sekolah atau melakukan kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan konsentrasi dengan rentang yang cukup lama.

2. Cara mengatasi anak SPD

2. Cara mengatasi anak SPD
pixabay/Elkimmelito

Setiap anak itu unik. Jika si Kecil menunjukkan kondisi SPD, maka lakukan beberapa hal berikut ini:

  • Membawa anak terapi ke terapis atau dokter yang kompeten di bidangnya.
  • Menghindari sebanyak mungkin pemicu SDP si Kecil. Misalnya, bila anak sensitif terhadap sentuhan atau material kain tertentu, ya jangan memaksanya memakai bahan itu.
  • Mama juga bisa menyediakan earplug jika si Kecil tidak nyaman mendengar suara bising atau suara yang tidak beraturan.
  • Memberitahu kondisi anak mama ke pihak sekolah. Jika si Kecil tidak suka benda-benda lengket seperti lem, play dough, atau pasir, mungkin gurunya bisa memberi solusi misalnya, si Kecil boleh mengambil lem dengan stik, atau mengganti permainan play dough dengan mainan lain.
  • Melatih si Kecil sedikit demi sedikit untuk mengatasi SPD-nya dengan membawa ke tempat ramai secara bertahap.

Nah Ma, ketika mendapati anak tak mau dipeluk, Mama jangan lantas bersedih ya. 

Lakukan tindakan sesegera mungkin untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan di masa perkembangannya. 

Semangat selalu ya Mama, mari bergembira bersama si Kecil.

Bacajuga:

The Latest