“Hal itu sangat benar, sehingga belakangan yang KLB campak itu beberapa terdeteksi lebih dari 15 kematian anak di Indonesia. Karena virus campak sendiri bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan juga infeksi otak atau pneumonia pada anak,” kata dr. Isvarani Devana Irawan, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak di RSIA Bina Medika saat sesi Popmama Talk edisi Oktober 2025.
Benarkah Campak Dapat Menyebabkan Komplikasi pada Anak? Ini Kata Dokter

- Campak dapat menyebabkan komplikasi berbahaya pada anak, termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang telah menimbulkan lebih dari 15 kematian anak di Indonesia.
- Pneumonia akibat campak berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan dan kegagalan pernapasan bila tidak segera ditangani.
- Infeksi otak akibat campak dapat menimbulkan kecacatan permanen hingga kematian, risiko ini semakin tinggi bila anak memiliki daya tahan tubuh yang rendah.
Campak sering dianggap sebagai penyakit masa kecil yang bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi kenyataannya tidak sesederhana itu.
Infeksi virus yang ditandai dengan demam, batuk, pilek, dan ruam merah ini berisiko menimbulkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak dengan daya tahan tubuh lemah.
Tak jarang, penyakit yang tampak ringan di awal justru berkembang menjadi kondisi yang berbahaya bila tidak ditangani dengan tepat.
Lantas, benarkah campak dapat menyebabkan komplikasi pada anak?
Simak penjelasan dari Dokter Anak yang telah Popmama.com siapkan.
1. Apakah campak menyebabkan komplikasi pada anak?

Campak kerap dianggap penyakit yang remeh, tetapi nyatanya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya. Menurut dr. Isvarani Devana Irawan, Sp.A, kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang terjadi belakangan ini bahkan terdeteksi menimbulkan lebih dari 15 kematian anak di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa campak tidak bisa diremehkan dan memerlukan penanganan yang tepat sejak awal. Virus campak dapat menyebar ke organ vital, salah satunya paru-paru dan otak.
Jika infeksi berkembang, kondisi anak bisa memburuk dengan cepat. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mewaspadai gejala campak serta memastikan anak mendapatkan perawatan medis yang sesuai.
2. Pneumonia akibat campak berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan

Salah satu komplikasi yang sering terjadi akibat campak adalah pneumonia atau infeksi paru-paru. Jika campak berkembang menjadi pneumonia, anak bisa mengalami sesak napas.
“Kalau menyebabkan pneumonia, tentu anak akan menjadi sesak napas atau gagal napas,” ungkap dr. Isvarani Devana Irawan Sp.A.
Kondisi ini bukan hanya membuat anak merasa tidak nyaman, tetapi juga bisa berujung pada kegagalan pernapasan bila tidak segera ditangani. Gejala pneumonia biasanya diawali dengan demam tinggi, batuk parah, dan napas cepat atau tersengal-sengal.
Anak yang mengalami hal ini memerlukan perawatan medis segera, karena pneumonia termasuk komplikasi yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Itulah mengapa campak tidak boleh dianggap sepele hanya karena gejalanya terlihat ringan pada awalnya.
3. Infeksi otak berpotensi menimbulkan kecacatan hingga kematian

Komplikasi lain yang sangat berbahaya akibat campak adalah infeksi otak atau ensefalitis. Ketika virus campak menyerang otak, dampaknya bisa jauh lebih serius, mulai dari menimbulkan kecacatan permanen hingga menyebabkan kematian.
“Jadi kalau infeksinya ke otak, bisa menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian,” pungkasnya.
Risiko ini semakin tinggi bila anak memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Infeksi otak akibat campak dapat memicu gejala seperti kejang, penurunan kesadaran, hingga gangguan perkembangan pada anak.
Dampak jangka panjangnya bisa sangat berat, sehingga pencegahan melalui vaksinasi menjadi langkah terbaik. Dengan begitu, risiko komplikasi berbahaya akibat campak bisa diminimalisasi sejak dini.
Demikian pembahasan mengenai benarkah campak dapat menyebabkan komplikasi pada anak. Jadi, jangan sampai menyepelekan penyakit satu ini ya, Ma.
POPMAMA TALK OKTOBER 2025 - dr. Isvarani Devana Irawan Sp.A
Spesialis Anak di RSIA Bina Medika
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto



















