Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Trauma Masa Kecil Ternyata bisa Memengaruhi Kehidupan Anak

Non explicit image of child abuse
Freepik

Anak memang tidak bisa memilih keluarga tempat ia dilahirkan. Namun, setiap pengalaman yang ia rasakan sejak kecil bisa meninggalkan jejak mendalam dalam dirinya.

Sebuah penelitian menunjukan bahwa trauma masa kecil pada usia emas 3–5 tahun dapat memengaruhi kesehatan, emosi, dan perilaku anak hingga ia tumbuh dewasa lho, Ma. Sebagai orangtua, hal ini penting untuk dipahami agar Mama bisa lebih peka terhadap kebutuhan si Kecil.

Berikut Popmama.com bagikan informasi mengenai bagaimana trauma masa kecil ternyata bisa memengaruhi kehidupan anak. Disimak ya, Ma!

1. Trauma masa kecil ternyata pengaruhi gen anak

image of child abuse
Freepik

Sebuah penelitian berskala besar yang dipublikasikan di The Lancet Child & Adolescent Health tahun 2024 melibatkan hampir 14 ribu anak yang diikuti sejak lahir hingga remaja.

Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara pengalaman buruk di masa kecil, seperti kekerasan fisik dan seksual, tekanan emosional, ketidakstabilan finansial, konflik keluarga, atau rasa tidak aman, dengan perubahan epigenetik dalam tubuh anak.

Perubahan ini tidak mengubah DNA, tetapi memengaruhi cara gen bekerja sehingga berdampak pada kesehatan, kondisi mental, hingga perilaku anak ketika dewasa.

Hal yang paling menarik adalah periode usia tiga sampai lima tahun terbukti menjadi masa yang paling sensitif. Trauma atau pengalaman negatif pada usia ini lebih kuat meninggalkan jejak biologis yang dapat bertahan hingga remaja.

Dengan kata lain, apa yang dialami anak di usia prasekolah benar-benar terekam dalam tubuhnya dan ikut membentuk perjalanan hidupnya di masa depan.

2. Trauma masa kecil bisa meninggalkan jejak di otak anak

non explicit image of child abuse hugging a doll
Freepik

Trauma masa kecil tidak hanya berdampak pada perasaan anak, tetapi juga benar-benar meninggalkan jejak di otak mereka.

Bagian otak yang berperan dalam mengatur emosi, rasa aman, serta kemampuan belajar bisa terganggu saat anak sering mengalami stres atau perlakuan buruk.

Misalnya, amigdala yang berfungsi sebagai pusat rasa takut dapat menjadi terlalu aktif sehingga anak lebih mudah cemas atau panik.

Selain itu, hipokampus yang penting untuk memori dan pembelajaran juga bisa mengalami gangguan perkembangan.

Perubahan ini membuat anak lebih sulit mengatur emosi dan menghadapi tantangan, bahkan sampai mereka tumbuh dewasa.

3. Trauma masa kecil bisa memengaruhi kesehatan anak

Little boy outdoors upset holding his toy
Freepik

Dampak trauma masa kecil tidak hanya terlihat pada kondisi psikologis, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan fisik anak lho, Ma.

Saat tubuh terus-menerus berada dalam tekanan, sistem stres di dalam tubuh bekerja terlalu keras. Hal ini membuat hormon stres seperti kortisol meningkat dalam jangka panjang dan mengganggu fungsi organ penting.

Anak yang mengalami trauma berisiko memiliki daya tahan tubuh lebih lemah, sehingga lebih mudah sakit.

Dalam jangka panjang, penelitian menunjukkan bahwa pengalaman buruk di masa kecil dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti gangguan jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi saat dewasa.

4. Trauma masa kecil bisa mengganggu pola hubungan sosial anak

boys isolate from social
Popmama.com/Gita Urania Natasha/Ai

Trauma yang dialami di masa kecil bisa memengaruhi cara anak berhubungan dengan orang lain, Ma.

Anak yang pernah merasa dikhianati, diabaikan, atau mengalami kekerasan sering kali tumbuh dengan rasa tidak aman dalam menjalin kedekatan dengan orang lain.

Mereka mungkin sulit mempercayai orang lain, cenderung menjaga jarak, atau justru merasa takut ditinggalkan. Pola hubungan seperti ini dapat terbawa hingga dewasa, sehingga memengaruhi persahabatan, hubungan keluarga, bahkan hubungan percintaan.

Ketidakmampuan untuk merasa aman dalam sebuah ikatan emosional membuat anak yang pernah trauma sering membutuhkan dukungan ekstra agar bisa membangun relasi yang sehat.

5. Trauma masa kecil bisa meningkatkan risiko masalah mental pada anak

sad boy sitting indoors
Freepik

Trauma masa kecil dapat menjadi salah satu faktor utama munculnya gangguan mental di kemudian hari lho, Ma.

Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh tekanan emosional atau kekerasan lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, hingga gangguan stres pascatrauma.

Luka batin yang tidak diatasi membuat pikiran anak terus membawa ingatan menyakitkan, bahkan setelah mereka dewasa, Ma.

Kondisi ini dapat mengganggu rasa percaya diri, motivasi, dan kemampuan mereka untuk menikmati hidup. Semakin berat pengalaman traumatis yang dialami, semakin tinggi pula risiko anak menghadapi masalah kesehatan mental di masa depan.

Trauma anak bisa dipulihkan dengan bantuan Mama dan Papa

mother with daughter in a summer park
Freepik/prostooleh

Trauma masa kecil bisa menjadi penghalang besar dalam tumbuh kembang anak jika tidak segera ditangani. Karena itu, peran orangtua sangat penting untuk memastikan anak tidak menanggung beban itu sendirian.

Mama dan Papa perlu lebih peduli terhadap keseharian anak, mulai dari memperhatikan perubahan emosi, kebiasaan, hingga cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

Sikap peka ini membantu orangtua mengenali tanda-tanda ketika anak sedang terluka atau merasa tidak aman.

Dengan kepedulian yang tulus, orangtua dapat memberikan ruang aman bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya tanpa takut dihakimi.

Kehadiran orangtua yang konsisten, penuh perhatian, dan siap mendengarkan akan membuat anak merasa terlindungi. Hal ini penting agar trauma tidak terus mengganggu perkembangan emosi, sosial, maupun kemampuan belajar mereka.

Ketika orangtua peduli dan peka, anak memiliki fondasi yang kuat untuk pulih dari pengalaman buruk dan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tangguh, dan penuh percaya diri.

Itulah informasi mengenai bagaimana trauma masa kecil ternyata bisa mempengaruhi kehidupan anak. Semoga dengan ini Mama dan Papa bisa lebih peka dan peduli terhadap kesehatan mental anak dan tidak meninggalkan trauma pada anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid