Apa Itu YONO yang Gantikan Tren YOLO? Cari Tahu, Yuk!

Kamu pernah mendengar istilah YOLO? Akronim yang berarti You Only Live Once ini sempat menjadi mantra hidup generasi milenial, yakni mendorong mereka untuk mengejar kebebasan tanpa batas.
Namun di tahun 2025, sebuah tren baru mulai mencuri perhatian, YONO, alias You Only Need One. Berbeda dengan YOLO yang sering kali dikaitkan dengan gaya hidup konsumtif dan impulsif, YONO membawa filosofi minimalis.
Melansir dari Vanity Fair, YOLO pertama kali populer berkat rapper Drake melalui lagunya The Motto pada tahun 2011. Lalu, apa yang membuat tren YONO berkembang begitu pesat? Mari, cari tahu bersama Popmama.com terkait apa itu YONO yang gantikan tren YOLO?
Apa Itu YONO? Filosofi Baru untuk Hidup yang Lebih Sederhana

YONO adalah singkatan dari You Only Need One, sebuah filosofi yang mendorong individu untuk fokus pada kebutuhan esensial dalam hidup. Berbeda dengan YOLO (You Only Live Once), YONO mengajarkan pentingnya kesederhanaan.
Konsep YONO tidak hanya berlaku pada gaya hidup minimalis, tetapi juga mencakup berbagai aspek, seperti pola konsumsi, keuangan, hingga pengelolaan waktu. Filosofi ini mengajak kita untuk lebih selektif dalam memilih barang atau pengalaman.
Dengan YONO, seseorang diingatkan untuk mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan. Ini adalah pola pikir yang tepat di tengah dunia modern yang sering kali terjebak dalam konsumsi berlebihan.
Dari Jepang ke Korea Selatan, Tren YONO Semakin Mendunia

Asal-usul gaya hidup YONO bisa ditelusuri dari konsep minimalisme di Jepang. Filosofi Danshari dipopulerkan oleh Hideko Yamashita, mengajarkan pentingnya membuang barang yang tidak dibutuhkan untuk mencapai ketenangan batin.
Sementara Marie Kondo melalui metode spark joy-nya mengajarkan pentingnya memilah barang berdasarkan kebahagiaan yang diberikan. Di Korea Selatan, YONO diadaptasi menjadi panduan untuk pengeluaran yang lebih bijaksana.
Salah satu contoh yang populer adalah tantangan '10.000 Won Challenge', di mana seseorang hanya menggunakan anggaran terbatas untuk hidup sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak harus bergantung pada pengeluaran besar, melainkan kesadaran untuk hidup sesuai kebutuhan.
Tren YONO Menjadi Jawaban Bijak untuk Tantangan Ekonomi Global

Pergeseran ke gaya hidup YONO tidak bisa dilepaskan dari realitas ekonomi global yang semakin kompleks. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara menghadapi inflasi yang melonjak.
Kondisi ini memaksa masyarakat untuk lebih bijaksana dalam mengelola keuangan, dan YONO hadir sebagai jawaban yang relevan untuk menghadapi tantangan tersebut. Misalnya, daripada membeli banyak barang murah, YONO mengajak konsumen untuk berinvestasi pada barang yang lebih tahan lama.
Nah, itu dia informasi menarik mengenai apa itu YONO yang gantikan tren YOLO? Gaya hidup ini bukan hanya sekadar tren, tetapi juga sebagai investasi masa depan yang lebih cerah. Jadi, apakah kamu siap beralih dari YOLO ke YONO?
















-mK8CjymsZWs7qkIsDisTIpGRjXh0KRVv.png)

