- Batuk kering berkepanjangan, terutama di malam hari atau saat cuaca dingin.
- Sesak napas setelah aktivitas ringan atau saat berolahraga.
- Dada terasa berat atau tertekan, seolah ada beban yang menekan.
- Mengi (napas berbunyi ‘ngik’) saat bernapas, meski tidak selalu muncul.
- Sulit tidur karena batuk atau napas yang terasa tidak lega.
- Mudah lelah bahkan saat melakukan aktivitas ringan.
Apa Penyebab Asma? Begini Cara Tubuh Merespons Pemicunya

- Penyebab asma bisa dari alergen seperti debu, serbuk sari, hingga paparan asap rokok.
- Gejala awal asma pada orang dewasa kerap dianggap remeh, padahal deteksi dini sangat penting.
- Cuaca dan lingkungan seperti udara dingin dan polusi dapat memperparah kondisi asma. Langkah cepat dan tepat saat serangan asma muncul juga perlu diketahui.
Tidak semua sesak napas berarti kelelahan, bisa jadi itu tanda saluran pernapasan sedang bermasalah. dr. Eric Hermansyah, Sp.P dari Eka Hospital Bekasi menjelaskan, bahwa asma itu merupakan reaksi tubuh terhadap pemicu yang sering kali terlihat sepele.
Kadang, tubuh kita itu seperti drama queen, reaksinya berlebihan saat terkena debu atau udara dingin. Saat serangan asma datang, saluran napas langsung menyempit dan meradang, sehingga aliran udara terhambat.
Uniknya, tidak semua orang sadar kalau tubuhnya sedang dalam mode ‘siaga satu’. Maka itu, Popmama.com akan membahas lebih dalam tentang apa penyebab asma?
Apa Penyebab Asma? Bukan Hanya Debu dan Alergi Saja!

Asma merupakan penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan dan dapat dialami siapa saja, termasuk orang dewasa. Sayangnya, banyak yang mengira gejalanya hanya kelelahan biasa atau batuk musiman.
Asma bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari alergen seperti debu, serbuk sari, dan bulu hewan peliharaan, hingga paparan asap rokok. Perubahan cuaca ekstrem dan udara dingin juga sering memperparah kondisi ini.
Selain faktor lingkungan, asma juga bisa dipengaruhi oleh kondisi internal seperti stres berlebihan, obesitas, hingga riwayat keluarga yang memiliki alergi atau eksim. Bahkan infeksi saluran napas saat kecil bisa menjadi salah satu faktor risiko.
Gejala Asma Sering Dianggap Sepele, Padahal Bisa Jadi Tanda Bahaya

Gejala awal asma pada orang dewasa kerap dianggap remeh karena terlihat ringan dan tidak spesifik. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah serangan asma yang berat. Berikut beberapa tanda yang perlu kamu waspadai:
Cuaca dan Lingkungan Bisa Jadi Musuh Utama Bagi Pengidap Asma

Perubahan cuaca yang tiba-tiba, udara dingin, atau musim pancaroba bisa memperparah asma. Saluran napas menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami peradangan.
“Faktor seperti udara dingin dan kering, hingga perubahan cuaca ekstrem, bisa memicu atau memperburuk kondisi ini,” ujar dr. Eric Hermansyah, Sp.P.
Selain itu, polusi udara dari kendaraan atau asap rokok juga menjadi pemicu utama. Orang dengan asma sebaiknya menghindari paparan ini sebisa mungkin, termasuk menggunakan masker saat berada di luar rumah.
Langkah Cepat dan Tepat saat Asma Muncul Mendadak

Gejala asma bisa datang tiba-tiba dan membuat panik, apalagi jika disertai sesak napas berat. Berikut penanganan awal yang bisa membantu meredakan gejala sebelum mendapatkan bantuan medis:
1. Duduk tegak, jangan berbaring
Posisi tegak membantu membuka saluran napas dan membuat pernapasan lebih mudah. Berbaring justru bisa memperparah sesak.
2. Gunakan inhaler atau nebulizer
Segera gunakan inhaler pelega sesuai anjuran dokter. Dua kali hirupan biasanya cukup untuk meredakan gejala awal.
3. Hindari pemicu di sekitar
Jauhi sumber alergen atau iritan seperti asap rokok, debu, atau hewan peliharaan. Ini bisa mencegah gejala makin parah.
4. Coba tenangkan diri
Panik bisa memperburuk sesak napas. Tarik napas perlahan dan dalam agar tubuh lebih rileks.
5. Segera cari bantuan medis:
Jika gejala tidak juga membaik atau makin memburuk, segera ke rumah sakit. Jangan menunggu terlalu lama karena asma bisa menjadi darurat medis.
Jadi, itu tadi, ya informasi tentang apa penyebab asma? Meski dapat dialami di berbagai usia, asma tetap bisa dikendalikan dengan mengenali gejala sejak awal, serta mengikuti pengobatan yang dianjurkan oleh dokter.



















