6 Cara Jenius Menghadapi Situasi Ekonomi Tidak Menentu

- Cek kondisi keuangan secara rutin untuk memastikan kesehatan finansial dan pastikan arus kas tetap positif.
- Hati-hati dengan pola pengeluaran, catat pengeluaran harian dan manajemen rekening untuk mengendalikan kebocoran finansial.
- Manfaatkan promosi yang ada, cermat dalam membelanjakan uang dengan memanfaatkan berbagai promosi, diskon, atau program cashback yang ditawarkan.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Ketidakpastian ekonomi kini terasa nyata di sekitar kita. Mulai dari harga kebutuhan pokok yang melonjak, ketidakstabilan nilai tukar, hingga ancaman pemutusan hubungan kerja.
Semua itu membuat banyak orang bertanya-tanya, apa yang bisa kita lakukan agar tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi tidak menentu? Dalam situasi seperti ini, penting untuk mengelola keuangan dengan bijak dan tepat.
“Situasi geopolitik dan ekonomi yang dinamis menuntut kita untuk punya kesadaran terhadap finansial yang lebih tinggi. Pengelolaan cara berpikir yang baik untuk melihat kesempatan menjadi sangat penting. Dengan memahami prioritas dan menggunakan berbagai alat bantu digital secara bijak dan jeli, kita bisa lebih siap dalam menghadapi segala situasi,” ujar Budi Raharjo, Certified Financial Planner sekaligus Director & Co Founder Oneshildt Financial Planning, saat acara ‘Media Trip Menuju Ulang Tahun Jenius yang ke-9’ di Bandung, pada Jumat (18/7/2025).
Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut cara Jenius menghadapi situasi ekonomi tidak menentu.
1. Cek kondisi keuangan

Cek kondisi keuangan secara rutin merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan finansial. Jangan sampai keuangan terganggu akibat jarangnya kita memeriksakan kondisi keuangan secara keseluruhan.
Lantas, apa saja yang perlu dicek?
Pastikan arus kas tetap positif dengan kondisi keuangan masih bisa ditabung dan rekening tidak berkurang.
Tersedianya dana darurat.
Kecukupan proteksi kesehatan dan jiwa.
2. Hati-hati dengan pola pengeluaran

Dalam kondisi ekonomi yang serba tidak pasti, mengenali dan mengatur pola pengeluaran menjadi langkah yang krusial.
Tanpa disadari, kebiasaan kecil seperti belanja impulsif, langganan digital yang tidak terpakai, atau jajan harian bisa menggerus keuangan perlahan tapi pasti.
Cobalah mencatat pengeluaran harian, lalu kelompokkan mana yang tergolong kebutuhan pokok, sekunder, dan hiburan. Dengan begitu, Mama bisa lebih sadar ke mana uang mengalir dan mulai mengendalikan kebocoran finansial dari hal-hal kecil.
Langkah selanjutnya adalah melakukan manajemen rekening. Idealnya, pisahkan rekening untuk kebutuhan berbeda. Misalnya, satu rekening khusus untuk pengeluaran harian, satu lagi untuk tabungan, dan satu untuk dana darurat.
Cara ini akan membantu membatasi pengeluaran tanpa harus merasa terlalu ketat. Selain itu, memisahkan rekening juga memudahkan Mama dalam memantau target keuangan tertentu dan membuat lebih disiplin secara otomatis.
3. Manfaatkan promosi yang ada

Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, sikap cermat dalam membelanjakan uang bukanlah tanda pelit, melainkan strategi pintar.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan berbagai promosi, diskon, atau program cashback yang ditawarkan oleh toko, e-commerce, maupun layanan keuangan.
Jangan ragu menggunakan kode promo, memanfaatkan momen belanja bulanan seperti ‘tanggal kembar’, atau memakai aplikasi yang memberikan reward untuk setiap transaksi.
“Bahkan, orang yang memiliki uang 1 Miliar sekalipun tetap menggunakan promosi untuk memaksimalkan dana mereka. Tidak ada salahnya memanfaatkan diskon atau promo yang berlaku,” kata Budi Raharjo.
4. Bijak dengan utang

Mengelola utang di masa ekonomi tidak menentu butuh perhitungan yang matang. Salah satu prinsip penting adalah memastikan sumber penghasilan untuk membayar utang benar-benar tersedia dan stabil.
Jangan sampai Mama mengambil utang tanpa tahu dari mana cicilannya akan dibayar, karena hal itu hanya akan memperburuk tekanan finansial. Idealnya, alokasi cicilan utang tidak melebihi 35% dari total penghasilan bulanan.
Ini adalah batas maksimal yang dianggap masih sehat agar Mama tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok, menabung, hingga memiliki dana darurat.
“Jangan lupa alokasikan penghasilan untuk pengembalian utang terlebih dahulu. Maksimal cicilan yang sehat itu 35% dari total penghasilan,” ungkap Budi Raharjo.
5. Jaga keuangan tetap stabil

Di tengah ketidakpastian, stabilitas keuangan adalah kunci agar kita tidak mudah goyah saat menghadapi tekanan. Salah satu langkah penting adalah memiliki dana darurat yang bisa membantu Mama suatu hari nanti.
Selain itu, pastikan Mama memiliki proteksi aktif seperti asuransi kesehatan dan jiwa. Banyak orang baru sadar pentingnya proteksi saat musibah datang. Ingat, dalam kondisi tidak menentu, kita tidak hanya butuh bertahan, tapi juga siap menghadapi risiko secara cerdas.
“Pentingnya untuk meningkatkan dana darurat di tengah kondisi yang tidak menentu. Jangan lupa pula untuk memiliki proteksi yang aktif,” jelas Budi Raharjo.
6. Menciptakan peluang yang ada untuk menambah penghasilan

Mengandalkan satu sumber penghasilan di tengah ekonomi yang tidak pasti bisa terasa rentan. Maka dari itu, penting untuk mulai menciptakan peluang baru yang bisa menambah penghasilan, baik secara aktif maupun pasif.
Caranya? Dimulai dari hal sederhana seperti mengamati tren. Apakah ada kebutuhan baru yang muncul di lingkungan sekitar? Atau apakah ada keahlian yang sedang banyak dicari secara daring?
Dari sana, Mama bisa mulai mempelajari keahlian baru sesuai tren tersebut, seperti desain, penulisan, atau bahkan keahlian praktis seperti memasak atau servis rumahan.
Jangan lupa juga untuk mengelola database, catat siapa saja yang pernah membeli produk atau jasa kalian, dan bangun relasi jangka panjang. Berani menawarkan diri dan mengasah kemampuan interpersonal akan membuka lebih banyak pintu.
Selain itu, kelola ekspektasi agar tidak mudah kecewa saat hasil belum langsung besar. Tetap realistis dan nikmati proses belajar. Terakhir, jangan jalan sendiri. Bergabunglah dengan komunitas yang sesuai minat atau bidang keahlian.
Di sana, Mama bisa bertukar informasi, belajar dari pengalaman orang lain, bahkan membuka jalan kolaborasi yang bisa menambah penghasilan.
Demikian cara Jenius menghadapi situasi ekonomi tidak menentu. Pada dasarnya, keuangan yang baik bukanlah hanya tentang menghasilkan uang lebih banyak, tapi tentang bagaimana Mama menggunakan uang dengan lebih baik.