7 Fakta Kasus Pneumonia Terbaru, Jumlah Kematian Naik Tiga Kali Lipat

- Kasus pneumonia di Indonesia tembus lebih dari 800 ribu
- Kematian akibat pneumonia di Indonesia naik tiga kali lipat
- White lung pneumonia serang anak-anak di Tiongkok
Pneumonia adalah infeksi saluran napas bawah yang menyebabkan peradangan pada paru-paru dan pengisian kantung udara dengan lendir, nanah, atau cairan. Hal ini membuat penderitanya sulit bernapas dan rentan mengalami komplikasi berat, terutama balita dan mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Penyakit ini kerap muncul akibat infeksi saluran napas akut, seperti influenza, dan dapat diperparah oleh paparan asap di lingkungan rumah. Melihat kasusnya yang semakin meningkat, pemerintah mendorong berbagai upaya dengan harapan penyakit ini dapat dicegah.
Nah, dalam artikel ini Popmama.com telah merangkum terkait deretan fakta kasus pneumonia terbaru secara lebih detail.
Yuk, disimak fakta-faktanya!
Deretan Fakta Kasus Pneumonia Terbaru
1. Kasus pneumonia di Indonesia tembus lebih dari 800 ribu

Jumlah penderita pneumonia di Indonesia meningkat tajam dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus melonjak dari 429.007 pada 2020 menjadi 857.483 pada 2024.
Peningkatan ini menjadikan pneumonia sebagai isu kesehatan masyarakat yang serius. Balita tetap kelompok paling rentan, namun kenaikan kasus juga terlihat pada orang dewasa dan lansia.
Para pakar kesehatan menyebut lansia serta penderita penyakit penyerta sebagai kelompok paling rawan mengalami komplikasi berat. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan cepat sangat diperlukan untuk mencegah kematian.
2. Kematian akibat pneumonia di Indonesia naik tiga kali lipat

Sepanjang 2024, angka kematian karena pneumonia naik drastis dibanding tahun sebelumnya. Dari hanya 52 kematian pada 2023, jumlahnya melonjak menjadi 188 pada 2024.
Peningkatan ini sejalan dengan banyaknya kasus pneumonia aktif di masyarakat. Hal ini memperlihatkan bahwa pneumonia bukan hanya infeksi ringan, melainkan bisa mengancam nyawa.
Kementerian Kesehatan menyatakan, lonjakan kasus berkaitan dengan komplikasi flu musiman dan peningkatan kasus di akhir tahun. Orang-orang dengan penyakit seperti diabetes atau gangguan jantung lebih rentan terhadap kematian akibat pneumonia.
3. White lung pneumonia serang anak-anak di Tiongkok

Mulai pertengahan Oktober 2023, Tiongkok dilanda ledakan kasus pneumonia berat yang dikenal dengan istilah "white lung pneumonia," Penyakit ini ditandai oleh bercak putih pada hasil rontgen dada dan sering kali disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
Lonjakan ini diduga dipicu pencabutan kebijakan pembatasan COVID-19 dan musim dingin yang menurunkan daya tahan tubuh. Anak-anak menjadi kelompok yang paling banyak terinfeksi jenis pneumonia ini.
Akibatnya, fasilitas kesehatan di Tiongkok kewalahan menangani pasien. Kondisi serupa juga mulai terjadi di beberapa negara lain dan menimbulkan kekhawatiran global.
4. Jemaah haji Indonesia sebanyak 99 terjangkit pneumonia di 2025

Selama musim haji 2025, tercatat 99 jemaah asal Indonesia terinfeksi pneumonia. Dari jumlah tersebut, satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Para jemaah yang sakit dirawat intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah. Kasus ini menunjukkan bahwa pneumonia dapat berkembang cepat menjadi kondisi darurat, terutama pada orang tua atau yang memiliki penyakit penyerta.
Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya pencegahan penyakit selama ibadah haji. Langkah yang dianjurkan meliputi cuci tangan, penggunaan masker, dan vaksinasi sebelum keberangkatan.
5. Wabah walking pneumonia merebak di Jepang

Mycoplasma pneumoniae memicu lonjakan kasus pneumonia di Jepang sejak September 2024 hingga awal 2025. Hampir 6.000 kasus tercatat selama periode itu, menjadi yang tertinggi sejak tahun 1999.
Ledakan kasus juga terjadi di China dan beberapa negara Eropa. Rumah sakit di Tokyo bahkan membatasi layanan hanya untuk pasien bergejala berat.
Faktor penyebab utama adalah peningkatan mobilitas usai pandemi serta penurunan kekebalan tubuh masyarakat. Anak-anak dan remaja menjadi kelompok yang paling banyak terdampak, hal ini mendorong peringatan untuk melakukan perjalanan ke Jepang.
6. Paparan asap rokok jadi salah satu penyebab kasus pneumonia

Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di seluruh dunia, dengan satu anak meninggal setiap 43 detik akibat penyakit ini. Dilansir dari Antara, diperkirakan sekitar 700 ribu anak meninggal setiap tahun, padahal pneumonia sebenarnya bisa dicegah dengan intervensi yang tepat.
Gejala utama pneumonia pada balita antara lain batuk, napas cepat atau sulit bernapas, serta tarikan dinding dada bagian bawah saat menghirup napas yang menandakan kondisi berat. Salah satu pemicu serius yang memperparah kondisi paru-paru anak adalah paparan asap rokok dari orang dewasa di sekitar mereka.
Para pakar kesehatan menegaskan bahwa merokok di dalam ruangan sangat membahayakan anak-anak karena asapnya melemahkan paru-paru. Anak-anak yang tinggal bersama perokok lebih rentan terkena pneumonia, sehingga menghindari paparan asap rokok menjadi langkah penting.
7. Vaksinasi jadi upaya pencegahan pneumonia, jadwal tahun 2025

Dilansir dari Fajar, PAPDI melalui Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Dr. Sukamto Koesnoe, mengumumkan pembaruan jadwal imunisasi dewasa 2025. Vaksinasi pneumokok direkomendasikan sebagai langkah pencegahan pneumonia.
Vaksin konjugat pneumokok diberikan sejak usia 18 tahun, sementara vaksin polisakarida untuk usia 50 tahun ke atas. Kedua vaksin ditujukan untuk menurunkan risiko infeksi saluran napas serius.
PCV-20 sebagai vaksin generasi baru telah disetujui BPOM sejak September 2024 dan tersedia di banyak rumah sakit. Jadwal imunisasi terbaru 2025 ini bisa diakses masyarakat melalui situs resmi PAPDI.
Itulah rangkuman terkait deretan fakta kasus pneumonia terbaru. Meningkatnya ancaman pneumonia menegaskan pentingnya pencegahan melalui vaksinasi, kesadaran lingkungan sehat, dan deteksi dini yang tepat.