Curhat di Instagram, Rachel Vennya Sempat Melakukan Terapi Emosi

Kira-kira terapi emosi itu seperti apa ya, Ma?

20 Desember 2018

Curhat Instagram, Rachel Ven Sempat Melakukan Terapi Emosi
Instagram.com/rachelvennya

Nama Rachel Vennya, Mama dari Xabiru pasti seringkali terlihat di media sosial khususnya Instagram. Rachel Vennya kerap membagikan pertumbuhan serta perkembangan Xabiru yang kini sudah berusia 1 tahun. 

Selain baru-baru ini dirinya disibukkan dengan beberapa syukuran ulang tahun pertama Xabiru mulai dari di Yayasan Sayap Ibu Bintaro, Rumah Harapan Indonesia hingga menggelar BWP alias Biru Warehouse Project seolah sebagai perayaan puncaknya. 

Disela-sela itu, Rachel Vennya sempat menggunakan fasilitas questions di InstaStory pribadinya. Rachel Vennya sempat mempertanyakan kepada pengikutnya di Instagram mengenai alasan mengapa banyak orang yang seringkali membenci dirinya. 

Btw, terima kasih semuanya yang tiba-tiba jawabannya ngesupport aku dan beberapa emang kritik. Sejujurnya banyak banget hal yang aku harap nggak aku lakukan di masa lalu, tetapi aku mencoba untuk nggak menyesali hal itu, karena dari hal itu aku coba adalah kontrol emosi aku. Aku emang cepat banget marah, suaraku lantang dan bicaraku apa adanya (nggak di filter, nggak di proses otak langsung ke tenggorokkan). Sudah hampir 2 tahun aku theraphy untuk masalah emosi ini dan alhamdulillah sekarang jauh jauh jauh lebih baik. Seandainya masa laluku atau perkataanku membuat kalian marah atau tersinggung, hanya kata maaf yang bisa aku berikan buat kalian. Kalian yang kenal dan tahu aku dari askfm terutama. 

Dari banyaknya jawaban atas pertanyaan Rachel Vennya, dirinya sempat membagikan beberapa pendapat dan jawaban yang cukup menarik melalui InstaStory.

Di salah satu unggahannya, Rachel Vennya mulai berbagi cerita kalau dirinya pernah melakukan terapi emosi dengan tujuan agar lebih mengontrol emosinya. 

Mungkin banyak di antara Mama yang baru mengetahui kalau ternyata emosi juga bisa dikonsultasikan bahkan diterapi oleh ahlinya. 

Untuk lebih mengetahui beberapa informasi mengenai terapi emosi, kali ini Popmama.com sudah merangkum penjelasannya bersama Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht. 

Yuk Ma, cari tahu lebih jauh mengenai proses hingga beberapa hal yang dilakukan saat terapi emosi! 

1. Berlatih mengenai teknik terapi emosi 

1. Berlatih mengenai teknik terapi emosi 
Freepik

Saat mengikuti terapi emosi, Mama akan diajarkan beberapa hal mengenai segala teknik yang  digunakan untuk membuat emosi lebih stabil.

Teknik yang perlu dilatih seperti melakukan latihan pernapasan dalam hingga dijelaskan mengenai hubungan relaksasi yang terjadi pada otot dengan neurotransmitter di otak. 

Selain memperkenalkan teknik-teknik dasar dalam mengelola emosi, terapi ini tentu dapat membantu agar emosi yang keluar lebih terkontrol daripada sebelumnya. 

Baca juga: Lagi Marah dengan Pasangan? Kontrol Emosi Kamu dengan Cara Ini

Editors' Pick

2. Mengenali tanda-tanda kemarahan hingga tahapannya 

2. Mengenali tanda-tanda kemarahan hingga tahapannya 
Freepik

Semua orang tentu pernah merasa marah, namun banyak yang belum mengetahui kalau sebenarnya marah termasuk emosi yang cukup rumit dan bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh seseorang. 

Cara seseorang mengeluarkan kemarahannya tentu berbeda-beda, ada yang frustasi emosinya ringan, merasa kesal hingga marah yang cukup meledak-ledak. 

Tak jarang beberapa orang merasa kesulitan dalam menahan emosinya sendiri karena merasa rumit dan tidak bisa kurang bisa mengontrol. Padahal energi yang dikeluarkan dapat berimbas pada kondisi tubuh sendiri termasuk ke otak. 

Untuk itu, sebelum emosi seringkali meledak-lesak tanpa terkontrol. Terapi emosi akan membantu seseorang mengenali tanda-tanda dan tahapan atas kemarahannya sendiri. Dengan begitu dirinya akan berusaha mengontrol emosi setiap kali tanda-tanda kemarahannya mulai terlihat. 

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Saat Hamil Trimester Pertama Kamu Lebih Emosional

3. Menggali penyebab pemicu kemarahan

3. Menggali penyebab pemicu kemarahan
Freepik/Ijeab

Kemarahan tidak akan pernah terjadi bila tidak dipicu oleh sebuah masalah. Tak jarang emosi atau kemarahan kurang bisa dikontrol hanya karena ingin segera meluapkan segala emosi yang ada. Bahkan saat emosi, seseorang tidak akan memerdulikan perasaan orang lain. 

Dalam terapi emosi, seseorang bukan hanya mencari atau menggali penyebab kemarahannya saja. Namun, mencoba untuk memahami mengapa masalah tersebut dapat memicu dirinya marah. 

Perlu diingat kalau semua orang memiliki motif yang berbeda-beda saat mengeluarkan kemarahannya. 

Baca juga: 5 Tips Mengelola Emosi Saat Hamil Meski Harus Sibuk Bekerja

4. Berlatih melihat masalah dengan perspektif yang lebih sehat

4. Berlatih melihat masalah perspektif lebih sehat
Freepik

Mama tidak perlu khawatir karena marah itu termasuk emosi yang wajar. Hanya saja bisa berdampak negatif bagi tubuh, terlebih bila kemarahan yang diutarakannya terlalu meledak-ledak. 

Bila emosi sudah tidak bisa lagi dikontrol, terapi emosi bisa menjadi salah satu solusi agar mampu mengontrol atau membiasakan emosi keluar dengan sewajarnya. 

“Terapi emosi perlu dilakukan tergantung sejauh mana kondisi emosinya. Kalau sudah dirasa banyak komplain atau sering bertengkar dengan orang lain itu berarti sudah ada gangguan. Apalagi kalau sudah memiliki anak sangat dikhawatirkan kalau nanti anaknya pun terbentuk menjadi defensif atau suka berbohong karena takut kena marah,” kata Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht.

Baca juga: Rachel Vennya Tak Ingin Ada Tiup Lilin, Ini 5 Fakta Ulang Tahun Xabiru

Baca juga: 5 Potret Menawan Rachel Vennya Mengenakan Hijab, Stylish Banget!

5. Mencari cara yang tepat untuk mengeluarkan kemarahan 

5. Mencari cara tepat mengeluarkan kemarahan 
Freepik/Yanalya

Ketika merasa marah, aliran darah akan langsung mengalir ke frontal cortex dan mengurangi kemampuan berpikir secara rasional. 

Kemarahan yang dikeluarkan bisa saja merugikan diri sendiri dan orang lain, terlebih saat mulai bertindak tidak rasional. Hasilnya perbuatan yang dilakukan tentu dapat berakhir dengan penyesalan. 

Saat mengeluarkan emosi secara meledak-ledak secara tidak langsung, selain ingin mengeluarkan isi hati ada juga tujuan lain yang terkesan buruk misalnya saja ingin mempermalukan orang lain

Dalam proses terapi emosi akan diajarkan untuk memahami tujuan pribadi atas kemarahan yang tidak terkontrol tersebut. Kemudian carilah jalan atau langkah lain yang lebih sehat untuk mencapai tujuannya. 

Carilah cara yang tepat dalam mengeluarkan emosi agar tidak meledak-ledak, seperti berolahraga atau sekedar curhat dengan orang yang dipercaya. 

Jika emosi mulai meledak-ledak, sebaiknya hitung dari satu sampai sepuluh sebelum bertindak. Hal ini tentu dapat membantu kemampuan otak untuk berpikir lebih jernih dan rasional secara optimal saat ingin melakukan sesuatu.

Itulah beberapa hal secara umum yang dilakukan saat terapi emosi. Semoga menjawab rasa penasaran Mama ya!

The Latest