7 Golongan Obat dan Kegunaannya, Hati-Hati Salah Konsumsi!

- Obat analgesik membantu meredakan nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, nyeri haid, atau nyeri otot.
- Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri, bukan virus. Penggunaan yang tidak tepat bisa memicu resistensi bakteri.
- Golongan antihistamin berfungsi meredakan reaksi alergi seperti gatal, bersin, atau biduran. Beberapa antihistamin bisa menyebabkan kantuk.
Pernah nggak, Ma, waktu beli obat di apotek, Mama melihat logo berbentuk lingkaran warna hijau, biru, atau merah di kemasannya? Nah, simbol-simbol itu ternyata punya arti penting lho.
Setiap logo menunjukkan golongan obat, cara penggunaan, dan tingkat pengawasan yang harus diperhatikan. Jangan asal membeli dan memakainya ya, Ma!
Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, logo pada kemasan obat berfungsi membantu masyarakat mengenali obat yang aman digunakan tanpa resep dokter dan mana yang harus dengan pengawasan medis.
Kadang kita minum obat saat sakit tanpa tahu golongannya apa dan bagaimana cara kerjanya. Mengetahui golongan obat bisa bantu Mama pakai obat dengan bijak dan aman untuk keluarga.
Nah, biar Mama gak bingung, Popmama.com akan membahas 7 golongan obat dan kegunaannya. Simak pembahasannya dibawah ini.
1. Lingkaran hijau - obat bebas

Dilansir dari Kemenkes RI, logo lingkaran hijau dengan tepi hitam menunjukkan obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli tanpa resep dokter karena tergolong aman jika digunakan sesuai aturan.
Contohnya seperti paracetamol, obat batuk herbal ringan, atau vitamin harian. Obat bebas biasanya digunakan untuk meredakan keluhan ringan seperti sakit kepala atau demam.
Meski begitu, Mama tetap perlu membaca aturan dosis dengan cermat, terutama saat diberikan ke anak-anak. Jika gejala tidak membaik setelah 3 hari, sebaiknya periksa ke dokter agar tidak salah penanganan.
2. Lingkaran biru — obat bebas terbatas

Dikutip dari Alodokter dan BPOM RI, logo lingkaran biru dengan tepi hitam menandakan obat bebas terbatas. Obat jenis ini masih bisa dibeli tanpa resep dokter, tapi efeknya lebih kuat dan bisa menimbulkan efek samping bila digunakan berlebihan.
Biasanya pada kemasannya terdapat peringatan “P No. 1” sampai “P No. 6” yang memberi tahu Mama tentang risiko penggunaannya. Contohnya seperti obat flu kombinasi atau obat alergi ringan.
Mama sebaiknya tetap berkonsultasi ke apoteker sebelum menggunakan obat jenis ini, apalagi kalau diminum bersamaan dengan obat lain. Jangan lupa, selalu ikuti dosis dan waktu minum sesuai petunjuk di kemasan, ya.
3. Lingkaran merah dengan huruf “K” — obat keras

Mama mungkin pernah sesekali melihat logo "K" merah di ujung kemasan obat. Menurut Kemenkes RI, logo lingkaran merah dengan huruf “K” di tengahnya menandakan obat keras.
Obat jenis ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter karena mengandung zat aktif yang kuat dan berisiko tinggi bila dikonsumsi sembarangan. Contohnya termasuk antibiotik, obat tekanan darah tinggi, atau obat antidepresan.
Mama jangan pernah membeli obat keras tanpa resep dokter ya, karena dosis yang tidak tepat bisa menimbulkan efek samping serius, seperti gangguan organ tubuh atau resistensi antibiotik.
Bila dokter meresepkan obat keras, pastikan untuk menghabiskannya sesuai petunjuk, bukan dihentikan di tengah jalan. Hal ini dapat mengakibatkan efek samping berkepanjangan apabila tidak dikonsumsi dengan benar.
4. Logo daun hijau — obat tradisional (jamu)

Dikutip dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, logo daun hijau menunjukkan bahwa obat tersebut termasuk jamu tradisional. Artinya, obat ini dibuat dari bahan alami tanpa proses uji klinis modern.
Jamu digunakan untuk menjaga kebugaran, mengatasi pegal, atau meningkatkan daya tahan tubuh. Tapi, Mama perlu hati-hati karena tidak semua jamu cocok untuk ibu hamil atau menyusui.
Selain itu, beberapa jamu bisa berinteraksi dengan obat medis, jadi jangan dikonsumsi bersamaan tanpa konsultasi ke dokter dulu ya, Ma. Pastikan Mama mengkonsumsi sesuai anjuran dokter.
5. Lingkaran merah dengan palang putih — obat narkotika dan psikotropika

Dilansir dari BPOM RI, logo lingkaran merah dengan palang putih di tengah menandakan obat narkotika atau psikotropika. Obat ini digunakan untuk kondisi medis tertentu, seperti nyeri berat pascaoperasi, gangguan saraf, atau kejang berat, dan hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
Penggunaan tanpa pengawasan bisa menyebabkan ketergantungan dan bahkan gangguan fungsi otak. Karena itu, penyimpanan obat ini diatur ketat di fasilitas kesehatan dan tidak boleh dijual bebas.
Mama perlu tahu, menyimpan atau memakai obat jenis ini tanpa resep juga termasuk pelanggaran hukum, jadi selalu pastikan penggunaannya sesuai rekomendasi dokter.
6. Logo tiga bintang hijau — obat herbal terstandar (OHT)

Masih dari Kemenkes, logo tiga bintang hijau menandakan Obat Herbal Terstandar (OHT). Obat jenis ini sudah melalui uji praklinik (pada hewan) dan proses standarisasi bahan baku, sehingga keamanannya lebih terjamin dibanding jamu biasa.
OHT biasanya digunakan untuk membantu mengatasi masalah seperti asam urat, nyeri sendi, atau masalah pencernaan ringan. Kalau Mama ingin beralih ke herbal, pilihlah produk berlogo OHT agar lebih aman dan sudah terdaftar di BPOM.
7. Logo salju hijau dalam lingkaran kuning — Fitofarmaka

Dilansir dari BPOM RI, logo salju hijau di dalam lingkaran kuning menunjukkan fitofarmaka, yaitu obat herbal yang sudah lulus uji klinis pada manusia. Artinya, efektivitas dan keamanannya telah terbukti secara ilmiah dan bisa diresepkan oleh dokter.
Fitofarmaka sering digunakan untuk penyakit metabolik seperti kolesterol tinggi, diabetes ringan, dan hipertensi ringan. Meski alami, Mama tetap harus mengikuti dosis dan aturan pakai, karena dosis berlebihan bisa menimbulkan efek samping seperti obat sintetis.
Menurut Permenkes No. 28 Tahun 2022, penandaan logo ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dan memastikan penggunaan obat yang aman, bermutu, dan bermanfaat. Dengan memahami arti setiap logo, Mama bisa lebih bijak saat membeli obat dan memastikan keamanan seluruh keluarga.
Itulah informasi mengenai 7 golongan obat dan kegunaannya. Mulai sekarang harus memperhatikan kegunaannya ya, Ma.



















