Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Terjadi pada Tubuh Setelah Berpisah dengan Pasangan

Unsplash/Kyle Broad
Unsplash/Kyle Broad

Mungkin tiap pasangan tidak ingin berpisah dengan pasangannya, apalagi saat menjalani hubungan dengan penuh keharmonisan.

Namun, jika berpisah dengan pasangan, bukan perasaan sedih saja yang dirasakan, melainkan berpengaruh kepada tubuh kita.

Kekhawatiran pasca berpisah itulah yang dapat berefek pada fisiologis dan dampak buruk pada tubuh pasangan yang ditinggalkan.

Popmama.com sudah meragkum informasinya tentang apa efek berpisah dengan pasangan kepada tubuh, seperti dikutip dari The Healthy.

1. Tubuh akan lebih peka terhadap ancaman emosional

Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Respon untuk melawan dan lari adalah hal yang biasa saat kita berpisah dengan pasangan, respon bawaan tubuh itu mempersiapkannya jika terjadi suatu ancaman atau serangan terhadap kelangsungan hidup kita.

Reaksi alami ini tidak hanya dipicu oleh keadaan fisik, itu juga bisa dipicu oleh trauma emosional atau mental.

Menurut psikolog, Erika Martinez, berpisah dengan pasangan dianggap sebagai pemicu stres oleh tubuh, dan tubuh tidak membedakan apakah pemicu stres itu datang dalam bentuk patah hati atau ancaman lainnya.

Tubuh akan merespons keduanya dengan cara yang sama, seperti gemetar, konsentrasi yang buruk, dan pikiran yang mengganggu.

Sementara stres akibat ancaman dikejar anjing mislanya bersifat sementara, stres akibat bercerai berlangsung lebih lama dan dapat menyebabkan kecemasan kronis, dan jika dibiarkan, menjadi depresi.

2. Terjadi perubahan dalam tidur dan nafsu makan

Pexels/Andrea Piacquadio
Pexels/Andrea Piacquadio

Ciri dari gangguan mental adalah gejala fisik dari tidur serta perubahan nafsu makan. Karena perpisahan terjadi di bawah tekanan jangka panjang, pelepasan kortisol mengalihkan darah dari sistem pencernaan, menyebabkannya melambat dan memicu kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).

Akibatnya, kemungkinan besar akan makan berlebihan atau kurang makan, dan tidak jarang juga mengkonsumsi "makanan yang menenangkan" untuk mengatasinya. D

Belum lagi tidur juga bisa berdampak serius. Insomnia atau hipersomnia sering terjadi, dan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik lainnya seperti sakit kepala, energi rendah, motivasi rendah, kecemasan, stres yang lebih besar, dan depresi.

3. Terobsesi dengan orang yang baru berpisah

Freepik/cookie_studio
Freepik/cookie_studio

Sebuah studi tahun 2011 oleh para peneliti di Universitas Columbia menunjukkan bahwa ketika mengalami putus cinta atau ditinggal cerai, perasaan itu akan terdaftar sebagai keinginan.

Menariknya, bagian otak yang terpengaruh sama dengan yang dirangsang saat pecandu kokain mengalami penarikan.

Jenev Caddell, psikolog dan terapis pasangan, menawarkan beberapa wawasan tentang fenomena ini, ia mengatakan diantara orang yang sedang jatuh cinta, ada peningkatan aktivitas di wilayah otak yang menghasilkan neurotransmitter dopamin, yang sangat terkait dengan sistem otak dan tubuh.

Setelah putuskan hubungan, area otak ini juga diaktifkan, jadi mungkin terobsesi dengan orang tersebut, tanpa imbalan apa pun, dan walaupun dia sudah menyakiti kita.

4. Sistem kekebalan tubuh melemah

Ilustrasi - Pexels/Sora Shimazaki
Ilustrasi - Pexels/Sora Shimazaki

Jika berpikir putus cinta secara fisik menyakitkan, mungkin tidak hanya membayangkannya dengan hal itu saja.

Patah hati akan berdampak buruk pada tubuh dengan mematikan bagian tertentu dari sistem kekebalan yang membantu memerangi virus.

Menurut Jenev Caddell, psikolog dan terapis pasangan, hormon stres dilepaskan, yang seiring waktu dapat menyebabkan penurunan fungsi kekebalan dan banyak masalah kesehatan lainnya.

Tubuh juga pada dasarnya lebih lemah setelah putus cinta, dan mungkin juga lebih sensitif terhadap rasa sakit fisik.

Orang menggambarkan perpisahan dengan metafora fisik karena benar-benar dapat merasa terluka secara fisik, karena terhubung dari emosional.

5. Nyeri dada dan detak jantung tidak teratur

Freepik/diana.grytsku
Freepik/diana.grytsku

Saat mengalami perpisahan, jantung benar-benar membesar dalam kondisi yang didefinisikan oleh The American Heart Association sebagai sindrom patah hati, sesuatu yang dapat menyebabkan dampak kardiovaskular seperti gagal otot jantung.

Sebagian tidak memompa dengan baik, sementara bagian jantung lainnya berfungsi normal atau bahkan dengan detak yang lebih kuat.

Sindrom ini jauh lebih mungkin mempengaruhi wanita, dengan wanita terhitung lebih dari 80 persen kasus.

 Karena gejala sindrom patah hati termasuk nyeri dada dan detak jantung tidak teratur, sering salah didiagnosis sebagai serangan jantung.

Biasanya akan hilang dalam beberapa minggu dan umumnya hanya dialami satu kali. Jadi tidak perlu khawatir.

Itu tadi beberapa efek yang diterima tubuh seiring dengan ditinggalkannya kita oleh seseorang, baik pacar atau suami.

Jadi tahu kan, Ma ternyata ada efek terhadap tubuh yang dirasakan saat ditinggalkan seseorang tersayang.

Semoga Mama dan Papa selalu menerapkan komunikasi yang intim baik di dalam kamar maupun di luar kamar ya untuk mendapatkan hubungan yang selalu harmonis.

Share
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Foto Dekorasi Pohon Natal Marsha Aruan Tahun 2025, Tema Gingerbread Man

14 Des 2025, 19:48 WIBLife