Suami Sering Open BO, Puluhan IRT dan Ibu Hamil di Bogor Positif HIV

Duh, gara-gara suami sering 'jajan sembarangan', banyak IRT dan ibu hamil di Bogor terkena HIV

16 Mei 2023

Suami Sering Open BO, Puluhan IRT Ibu Hamil Bogor Positif HIV
Freepik/jcomp

Tren peningkatan terjadi pada kasus HIV di kalangan ibu rumah tangga (IRT) dan ibu hamil yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari data yang dihimpun Yayasan Lembaga Kajian Startegi (Lekas), pada 2021 saja sudah ada 428 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bogor.

Jumlah itu meningkat cukup tajam pada tahun 2022 lalu, di mana naik manjadi 747 kasus HIV/AIDS. Mirisnya, 42 kasus di antaranya terjadi pada kalangan ibu hamil.

Usut punya usut, kasus ini diketahui terjadi karena banyaknya suami yang 'jajan sembarangan' alias open BO dengan PSK atau pekerja seks komersial.

Untuk mengetahui kabar suami sering open BO, puluhan IRT hingga ibu hamil di Bogor positif HIV lebih jelas, berikut Popmama.com sudah merangkum informasinya secara detail.

1. Banyaknya suami yang sering 'jajan sembarangan' membuat puluhan IRT dan ibu hamil di Bogor positif HIV

1. Banyak suami sering 'jajan sembarangan' membuat puluhan IRT ibu hamil Bogor positif HIV
Freepik/jcomp

Ketua Yayasan Lembaga Kajian Strategi (Lekas), Muksin ZA menjelaskan penyebab di balik tingginya angka lonjakan kasus HIV di kalangan ibu rumah tangga dan ibu hamil di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurutnya, tingginya angka kasus ibu rumah tangga dan ibu hamil yang terinfeksi HIV terjadi karena mereka terpapar dari pasangannya yang memiliki perilaku seks berisiko, salah satunya suami mereka sering 'jajan sembarangan' alias open BO dengan PSK.

2. Tingginya kasus HIV pada ibu hamil dan ibu rumah tangga di Bogor harus jadi perhatian serius bagi Pemkab

2. Tinggi kasus HIV ibu hamil ibu rumah tangga Bogor harus jadi perhatian serius bagi Pemkab
Freepik/jcomp

Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menjelaskan bahwa meningkatnya kasus ibu hamil dan ibu rumah tangga yang terpapar HIV harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bogor.

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab jika tak ditangani serius, bukan tidak mungkin kasusnya akan terus melonjak di kemudian hari.

Editors' Pick

3. Kemenkes sebut kasus HIV di Indonesia meningkat di tahun 2023

3. Kemenkes sebut kasus HIV Indonesia meningkat tahun 2023
Freepik

Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia dikabarkan meningkat di tahun 2023 ini. Melalui siaran pers resmi, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril menyebut penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga.

Dilansir dari data Kementerian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35 persen. Angka itu diketahui lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

"Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30 persen penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya," kata dr. Syahril.

4. Tingginya kasus penularan HIV pada ibu rumah tangga terjadi karena minimnya pengetahuan akan pencegahan dan dampak

4. Tinggi kasus penularan HIV ibu rumah tangga terjadi karena minim pengetahuan akan pencegahan dampak
Freepik/atlascompany

Syahril menjelaskan bahwa penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumah tangga karena pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah. Tak hanya itu, penyebab lainnya karena mereka memiliki pasangan dengan perilaku seks berisiko.

Mirisnya, ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV berisiko tinggi untuk menularkan virus tersebut kepada anaknya. Penularan itu sendiri bisa saja terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau saat menyusui.

Sebagai informasi, penularan HIV secara umum melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45 persen dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui seks, jarum suntik, dan transfusi darah yang tidak aman.

Dampaknya, sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu positif HIV akan lahir dengan HIV. Sayangnya, hal itu membuat sepanjang hidup mereka akan menyandang status HIV positif.

5. Hati-hati, penularan HIV disebut masih akan terjadi

5. Hati-hati, penularan HIV disebut masih akan terjadi
Freepik/Jcomp

Terkait dengan proses deteksi, Kemenkes mencatat hanya sekitar 55 persen ibu hamil yang di tes HIV. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan izin dari suami untuk dites.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.153 positif HIV, dan 76 persen belum mendapatkan pengobatan ARV. Sayangnya, hal tersebut bsia menambah risiko penularan kepada bayi.

Melihat sumber infeksi, dr. Syahril menilai bahwa penularan HIV masih akan terus terjadi. Hal ini dikarenakan dari 526.841 orang dengan HIV, baru sekitar 429.215 orang yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV dirinya.

Itu berarti, masih ada 100.000 orang dengan HIV yang belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV kepada masyarakat.

6. Skrining HIV pada setiap individu kini jadi prioritas pemerintah

6. Skrining HIV setiap individu kini jadi prioritas pemerintah
Freepik/rawpixel

Berangkat dari hal itu, dr. Syahril menjelaskan bahwa upaya untuk melakukan skrining pada setiap individu kini menjadi prioritas pemerintah untuk mencapai eliminasi (termasuk pemutusan mata rantai penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi).

Melalui upaya ini, angka dan data anak yang terinfeksi HIV sejak dilahirkan diharapkan bisa ditekan. Selain itu, angka kesakitan dan kematian juga dapat ditekan. Hal yang paling penting adalah menekan beban negara dalam penanggulangan masalah kesehatan masyarakat.

Jadi, itulah rangkuman informasi yang sudah dihimpun dari berbagai sumber secara lebih detail. Melalui kabar ini, kita yang sudah menikah tentunya jadi lebih diingatkan kembali untuk tetap setia kepada pasangan kita tercinta.

Baca juga:

The Latest