- Diare atau konstipasi.
- Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
- Adanya darah pada tinja.
- Merasakan mual.
- Ingin muntah.
- Perut akan terasa nyeri, kram, dan kembung.
- Tubuh mudah lelah.
- Berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas.
Kenali Cara Kerja dan Pengobatan Kanker Kolorektal

Kanker merupakan suatu penyakit yang dapat merenggut nyawa seseorang. Sebagian orang kurang menyadari saat dirinya terkena kanker. Terkadang, penyakit kanker baru terasa saat sudah parah atau memasuki stadium lanjut.
Pada umumnya penyakit kanker terjadi di beberapa sel abnormal di dalam tubuh dan sulit untuk dikendalikan. Pertumbuhan sel abnormal dapat menyerang salah satu bahkan lebih di bagian tubuh, seperti organ pencernaan.
Organ pencernaan dapat terserang kanker sebanyak 3 jenis, yaitu pada usus besar dapat disebut kanker usus besar, di bagian dubur atau rektal disebut kanker dubur.
Selain itu, ada juga yang gabungan antara kedua bagian tersebut yaitu usus besar dan dubur disebut kanker kolorektal.
Kanker kolorektal dapat disembuhkan dengan berbagai cara di dalam dunia medis dan tentunya harus dilakukan secara rutin agar terobati dengan benar.
"Pengobatan kanker saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan dalam teknologi kedokteran baik dalam bidang diagnosis maupun pengobatan. Akibatnya terjadi perubahan besar-besaran dalam diagnosis dan pengobatan kanker pada umumnya dan pengobatan kanker kolorektal pada khususnya," jelas Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP dalam acara Webinar Apa dan bagaimana personalised medicine dalam kanker kolorektal? Via zoom, Selasa (26/1/2021).
Berikut ini Popmama.com telah merangkum tentang kanker kolorektal.
1. Mengenal kanker kolorektal

Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker ganas yang berasal dari jaringan usus besar dan terdiri dari kolon atau bagian terpanjang di usus besar dan rektum (bagian paling kecil dari usus besar). Kanker kolorektal dapat merenggut jiwa pasien yang mengalami penyakit ini.
Pada tahun 2018, berdasarkan data dari WHO bahwa ada sebanyak 1.849.518 kasus kanker kolorektal dan 880.792 orang meninggal dunia akibat kanker ganas ini.
Kanker kolorektal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, polusi udara, terkontiminasi suntikan di dalam perawatan kesehatan, dan tidak aktif untuk melakukan aktivitas.
2. Cara kerja kanker kolorektal

Kanker merupakan sel tubuh di dalam diri sendiri. Sel tubuh yang normal akan mati saat usianya sudah tua atau rusak, posisi sel akan tetap sesuai dengan posisi di dalam tubuh. Sedangkan, sel kanker akan berubah bentuk dan sifat.
Munculnya kanker dapat disebabkan adanya perubahan sel di dalam tubuh. Ketika sel yang normal terkena zat kimia, maka sel akan berubah mulai dari DNA atau gen.
Setelah adanya perubahan pada DNA atau gen, sel baru akan terlihat bentuk perubahannya dengan membelah diri menjadi beberapa sel. Pada usia tua, pembelahan sel dapat mati, namun jika tidak mati akan membentuk kanker.
Cara kerja pada kanker kolorektral hampir sama dengan kanker pada umumnya, yaitu sel kolon normal yang terkena faktor dari luar, seperti makanan yang dikonsumsi sehingga dapat merubah sel.
Salah satu bentuk awal dari perubahannya yaitu polip adenomatous. Jika ada polip di dalam tubuh, akan berkembang menjadi sel kanker.
3. Gejala yang dialami oleh pasien kanker kolorektal

Sering kali masyarakat kurang menyadari bahwa dirinya terkena penyakit kanker, khususnya kanker kolorektal.
Pada umumnya, kanker kolorektal akan dirasakan oleh pasien yang terkena saat perkembangannya sudah jauh.
Gejala dari kanker kolorektal ini sendiri tergantung dari ukuran kanker. Berikut gejala yang dapat muncul pada pasien yang menderita:
4. Pengobatan untuk pasien yang terkena kanker kolorektal

Pasien yang terkena kanker kolorekal dapat diobati dengan melakukan operasi dibagian yang ada kankernya, seperti usus besar.
Operasi pada usus besar, biasanya dilakukan dengan cara memotong bagian yang terkena kanker dan disambungkan lagi dengan yang masih normal. Namun, untuk kanker usus besar ini pengobatan secara operasi kurang efektif.
Pada umumnya, kanker akan menyebar ke tubuh lainnya melalui pembuluh darah. Walaupun setelah di scan tidak ada penyebaran kanker, namun dapat dipastikan sudah terkontaminasi ke bagian lainnya melalui pembuluh darah.
Pada umumnya, penyakit kanker identik dengan pengobatan kemoterapi. Namun, pengobatan dengan cara tersebut bukan satu-satunya yang dapat diberikan pada pasien.
Untuk menambah efektifitas pengobatan kemoterapi, diperlukan obat lainnya yang diharapkan dapat mempertahankan kehidupan pasien kanker kolorektal yang sudah stadium lanjut.
Saat ini ada teknologi baru yang bernama imunoterapi. Cara ini dapat diberikan pada kanker yang memiliki antigenisitas tinggi, seperti kanker kolorektal. Imunoterapi dapat diberikan kepada pasien tanpa harus menjalankan kemoterapi.
Imunoterapi ini berguna mengaktifkan kembali sel imun untuk membunuh sel kanker dengan cara menghambat ikatan yang terjadi antara sel imun dan kanker karena sebagai upaya sel kanker bertahan hidup dari sel imun.
5. Personalised medicine dalam pengobatan kanker

Personalised medicine atau obat yang dipersonalisasi merupakan konsep yang didasar dengan mempelajari genotipe pada pasien. Sehingga pasien mendapatkan terapi atau obat untuk menyembuhkan penyakitnya.
Personalised medicine pada kanker kolorektal memberikan ketahanan hidup yang lebih panjang bagi pasien.
Pengobatan ini akan memberikan treatment secara tepat dengan dosis dan waktu yang tepat untuk pasien agar memberikan hasil terbaik. Namun, obat-obat ini tergolong mahal dan sulit untuk didapatkan.
Dalam personalised medicine ini, dokter akan melakukan uji genetik untuk menentukan pengobatan yang cocok untuk tubuh pasien. Hal ini respon tubuh terhadap obat akan menjadi baik.
Itulah beberapa informasi mengenai kanker kolorektal. Semoga Mama sekeluarga sehat selalu dan dijauhkan dari berbagai penyakit yang mematikan.



















