Hadis tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Umat Islam Harus Tahu!

Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memahami hadis-hadisnya

28 September 2023

Hadis tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Umat Islam Harus Tahu
Unsplash/Anis Coquelet

Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah. Tahun ini, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada Kamis (28/9/2023). 

Umat Islam pun khususnya di Indonesia berbondong-bondong merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun, penjelasan tentang Maulid Nabi Muhammad SAW tertera dalam Al-Qur'an dan beberapa hadis.

Bagaimana bunyi hadis yang menjelaskan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Berikut Popmama.com telah merangkum hadis tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam harus tahu!

1. Dalil perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Dalil perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Unsplash/Sidik Kurniawan

Menurut sebagian ulama, perayaan Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam firman Allah SWT melalui Surat Yunus. Adapun bunyinya sebagai berikut:

 قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira. (QS.Yunus: 58) 

Editors' Pick

2. HR. Imam Muslim dalam kitab Shahihnya

2. HR. Imam Muslim dalam kitab Shahihnya
Unsplash/Daniel Olah

Mengutip buku berjudul Wewangian Semerbak Dalam Menjelaskan Tentang Peringatan Maulid Nabi tahun 2018 karya Dr. H. Kholilurrohman, Lc, MA, Rasulullah ketika ditanya mengapa berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab: 

ذلِكَي َوْمٌوُلِدْتُفِيْوِ

“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan." (HR Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah berpuasa pada hari Senin untuk mengajarkan kita agar senantiasa melakukan perbuatan syukur pada tanggal kelahiran beliau. 

Sebagai wujud syukur, umat Islam dapat membaca Al-Qur'an, mempelajari kisah kelahiran Rasulullah, bersedekah, dan melakukan perbuatan baik lainnya.

3. HR. Muslim dalam kitab Shahihnya

3. HR. Muslim dalam kitab Shahihnya
Unsplash/David Monje

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW masuk dalam anjuran hadis Nabi untuk memulai sesuatu yang baru dan baik terutama tidak menyalahi syariat Islam. 

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

Artinya: "Barang siapa yang memulai (merintis) dalam Islam sebuah perkara baik, maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun." 

4. HR. Imam al-Bukhari dan Imam Muslim

4. HR. Imam al-Bukhari Imam Muslim
Unsplash/Ashkan Forouzani

Hadis riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dalam kedua kitab Shahih-nya menjelaskan bahwa ketika Rasulullah tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam).

Lalu, Rasulullah bertanya “Untuk apa mereka berpuasa?” Mereka menjawab “Hari ini adalah hari ditenggelamkan Fir'aun dan diselamatkan Nabi Musa, dan kami berpuasa di hari ini adalah karena bersyukur kepada Allah SWT."

Kemudian, Rasulullah bersabda: 

أَنَا أَحَقُِّبُِوْسَى مِنْكُمْ

Artinya: "Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. 

Setelah itu, Rasullah berpuasa dan memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.

5. Fatwa Al-Imam Al-Hafizh As-Suyuthi

5. Fatwa Al-Imam Al-Hafizh As-Suyuthi
Unsplash/Untung Bekti Nugroho

Beliau menjelaskan dalam risalahnya Husn al-Maqshid Fi 'Amal al-Maulid, sebagai berikut:

وَالجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَأَةُ مَاتَيَسَّرَ مِنَ القُرْآنِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَأِ أَمْرِالنَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَاوَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الاَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَهُ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَالِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِالفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.

Artinya: “Menurutku: pada dasarnya peringatan Maulid, berupa kumpulan orang-orang, berisi bacaan beberapa ayat Al-Qur'an, meriwayatkan hadis-hadis tentang permulaan sejarah Rasulullah dan tanda-tanda yang mengiringi kelahirannya, kemudian disajikan hidangan lalu dimakan oleh orang-orang tersebut dan kemudian mereka bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambahan lain, adalah termasuk bid'ah hasanah yang pelakunya akan memperoleh pahala. Karena perkara semacam itu merupakan perbuatan mengagungkan terhadap kedudukan Rasulullah dan merupakan penampakan akan rasa gembira dan suka cita dengan kelahirannya yang mulia. Orang yang pertama kali merintis peringatan maulid ini adalah penguasa Irbil, Raja al-Muzhaffar Abu Sa'id Kaukabri Ibn Zainuddin Ibn Buktukin, salah seorang raja yang mulia, agung dan dermawan. Beliau memiliki peninggalan dan jasa-jasa yang baik, dan dialah yang membangun al-Jami' al-Muzhaffari di lereng gunung Qasiyun”.

Nah, itu dia informasi seputar hadis tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam harus tahu! Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest