Pentingnya Punya Dana Darurat dan Pengelolaan Keuangan yang Tepat

Dana darurat bisa jadi solusi finansial yang tepat saat ada kebutuhan mendesak

22 Januari 2022

Penting Pu Dana Darurat Pengelolaan Keuangan Tepat
Pexels/Karolina Grabowska

Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sebesar 88% perusahaan di Indonesia mencatatkan kerugian selama masa pandemi.

Hal ini tentunya berdampak pada banyaknya perusahaan dan pekerja yang kesulitan membayarkan berbagai biaya operasional, termasuk gaji karyawan.

Selain itu, menurut laporan Nielsen IQ pada Bulan Maret 2021 lalu dengan repsonden yang berusia 25 – 35 tahun, menunjukkan bahwa hanya 16% kalangan pekerja muda yang memiliki dana darurat.

Akibatnya, banyak masyarakat terutama para pekerja yang mengeluh terkait masalah finansial, terutama pada momen-momen tertentu seperti akhir bulan atau menjelang tanggal gajian.

Karena hal inilah, Praktisi HR dan YouTuber Eza Hazami mengingatkan pentingnya punya dana darurat dan pengelolaan keuangan yang tepat. Hal ini disampaikannya dalam Konferensi Pers Benefits yang diadakan secara virtual oleh PT People Intelligence Indonesia (GreatDay HR), pada Kamis (20/1). 

Dalam kesempatan yang sama, PT People Intelligence Indonesia (GreatDay HR) perusahaan IT yang bergerak dalam pengembangan solusi kebutuhan Human Resource (HR), meluncurkan platform Eearned Wage Access (EWA) bernama ‘Benefits’. Dengan hadirnya Benefits diharapkan para pekerja atau karyawan bisa mengelola pemenuhan kebutuhannya dengan lebih terukur, terutama dalam hal finansial.

Berikut Popmama.com berikan ulasan selengkapnya.

1. Pekerja di Indonesia sedang dalam ‘survival mode’ akibat pandemi

1. Pekerja Indonesia sedang dalam ‘survival mode’ akibat pandemi
Dok. GreatDay HR

Pandemi tentunya telah mengubah skema finansial, khususnya bagi kaum muda yang bekerja.

Dimana saat ini para pekerja di Indonesia sedang mengalami ‘survival mode’, yakni kembali ke mode dimana mereka akan mengeluarkan uang terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, serta memenuhi kewajiban-kewajiban lainnya seperti bayar cicilan.

Sedangkan untuk kebutuhan sekunder, orang akan cenderung berpikir dua kali, apalagi untuk membeli hal-hal yang dirasa tidak penting.

“Aku bisa bilang karyawan ini tidak mau membeli hal-hal yang memang tidak penting, dan mereka lebih concern ke dana darurat. Which is mereka akan bisa gunakan, in case mereka membutuhkan mungkin biaya rumah sakit atau bahkan hal-hal darurat yang setidaknya mereka harus keluarkan pada saat mereka butuh,” kata Eza Hazami.

2. Pentingnya punya dana darurat di masa pandemi ini

2. Penting pu dana darurat masa pandemi ini
Freepik

Pandemi yang terjadi selama 2 tahun ini tentu sangat berdampak dalam perekonomian kita. Nyatanya bukan hanya kita sebagai pekerja, tapi secara negara pun memang saat ini sedang dalam proses pemulihan perekonomian.

“Aku pernah baca di Nielsen IQ di tahun 2021 kemarin Bulan Maret itu hanya 16% kalangan pekerja, bisa dibilang kita kalangan muda, itu hanya 16% yang punya dana darurat,” tuturnya.

Sebagai pemerhati finansial, Eza Hazami mengatakan kalau hal tersebutlah yang menjadi perhatian untuk saat ini.

Menurutnya, tabungan dan dana darurat penting untuk dipersiapkan apalagi dalam survival mode saat ini. Tujuannya supaya saat seseorang butuh sesuatu dan harus mengeluarkan uang di waktu yang tidak tepat, mereka bisa dengan mudah mengatasinya. Alasan lainnya yaitu kita tidak pernah tahu pandemi Covid-19 ini akan seperti apa kedepannya.

3. Pengelolaan keuangan yang tidak tepat justru bisa mendatangkan masalah

3. Pengelolaan keuangan tidak tepat justru bisa mendatangkan masalah
Freepik/wirestock

Ketika dana darurat tidak disiapkan dengan baik, sedangkan kebutuhan harus tetap terpenuhi, biasanya seseorang cenderung akan mengalihkan kemampuan mereka dengan berperilaku impulsif seperti menggunakan platform yang memberi jasa pinjaman uang, contohnya pinjaman online atau fitur pay later.

“Aku bisa bilang ini sangat-sangat high risk lah ya, karena satu, misalnya kita gagal bayar pun pasti setiap harinya bunganya bertambah dan itu cukup aku rasa menjebak ya. Kita niatnya ingin menyelesaikan masalah, malah kedapatan masalah kembali,” jelas Eza.

Diketahui saat ini banyak orang yang mengandalkan platform pinjaman uang untuk kebutuhan yang mendesak. Padahal sebagian besar dari platform yang memberi jasa pinjaman uang ini, memiliki bunga dan service fee yang besar. Dimana saat membayarnya, tanpa disadari  hal ini justru bisa menambah pengeluaran kita.

Ketahuilah bahwa, meminjam uang melalui platform pinjaman sangat berisiko tinggi. Apalagi bagi pekerja dengan pemasukan yang minim.  Selain itu, tak sedikit dari platform pinjaman yang sudah mengikuti standar pemerintah, namun tetap tidak bertanggung jawab.

Oleh karenanya, guna menghindari pengeluaran yang lebih besar dan hal-hal yang tidak diinginkan, jauh lebih baik jika kita punya dana darurat dan memahami pengelolaan keuangan yang tepat.

Baca juga:

The Latest