"Situasi ini menjadi faktor risiko utama penularan penyakit ISPA," ujar Imran dalam konferensi pers di Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, Senin (19/5/2025).
Ribuan Jamaah Haji Indonesia Terkena ISPA, Apa Penyebabnya?

- Faktor penyebab ISPA di kalangan jamaah haji Indonesia
- 80 persen jamaah Indonesia masuk kategori berisiko tinggi
- Sebanyak 115.727 jamaah haji asal Indonesia telah tiba di Makkah
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) kini tengah menyerang jemaah haji Indonesia di Tanah Suci. Klinik Kesehatan Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di daerah Kerja Makkah dan Madinah mencatat setidaknya terdapat 7.959 kasus ISPA di kalangan jamaah.
Kasus terbanyak ditemukan di area padat, seperti tempat Tawaf, Sa’i, hingga terminal bus antar pemondokan. Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, MKM, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus ISPA dipicu oleh beberapa faktor utama.
Lantas, apa saja faktornya? Berikut Popmama.com siap membahasnya lebih lanjut terkait ribuan jamaah haji Indonesia terkena ISPA.
1. Faktor penyebab ISPA di kalangan jamaah haji Indonesia

dr Mohammad Imran, MKM menjelaskan bahwa peningkatan kasus ISPA di kalangan jamaah haji Indonesia dipicu oleh tingginya kepadatan jamaah di area seperti Tawaf, Sa’i, dan terminal bus.
Suhu ekstrem yang berkisar antara 42-46 derajat celcius di Makkah Al Mukarromah juga menjadi salah satu faktornya. .
2. 80 persen jamaah Indonesia masuk kategori berisiko tinggi

Hingga saat ini, sebanyak 115.727 jamaah haji asal Indonesia telah tiba di Makkah. Sekitar 80 persen di antaranya masuk dalam kategori berisiko tinggi yang mencakup para lanjut usia serta mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Imran menyampaikan bahwa ISPA yang tidak ditangani secara optimal berpotensi berkembang menjadi pneumonia, yang merupakan salah satu alasan utama jemaah harus menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi.
"Pneumonia ini sendiri saat ini juga merupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan jemaah kita harus menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi," tutur Imran.
Pneumonia sendiri bisa berakibat fatal secara langsun. Bisa pula memicu komplikasi serius seperti sepsis, yaitu respons ekstrem tubuh terhadap infeksi yang dapat merusak fungsi organ-organ vital seperti paru-paru dan ginjal.
"Ini tentu saja menjadi perhatian para petugas di sini, baik petugas dari Kementerian Kesehatan maupun petugas dari Kementerian Agama untuk menjaga agar supaya para jemaah haji tidak mengalami kendala dalam melaksanakan ibadahnya ketika berada di Tanah Suci," lanjutnya.
3. Trauma karena berdesakan bisa berujung stres atau cemas

Selain penularan penyakit, masalah kesehatan lain yang sering muncul akibat kepadatan massa adalah trauma karena berdesakan.
Hal tersebut berpotensi mengembangkan stres atau rasa cemas akibat berhimpitan di tengah banyak orang atau khawatir terpisah dari rombongan.
Tak sampai situ, masalah lainnya jamaah haji juga dihadapkan dengan cuaca panas yang ekstrem di Makkah. Dalam dua hari terakhir, suhu udara di sana tercatat mencapai 42-46 derajat Celcius.
"Suhu aktual ini akan terasa lebih panas, di mana tingkat kelembaban udara di Tanah Suci juga sangat rendah, yaitu kurang dari 30 persen," papar Imran.
"Nah, cuaca panas ini kemudian juga berdampak langsung kepada kesehatan jemaah haji, diantaranya adalah kelelahan maupun juga dehidrasi," sambungnya
4. Diimbau menggunakan masker demi meminimalisir penularan penyakit

Dengan kondisi saat ini, PPIH Arab Saudi mengimbau seluruh jamaah untuk senantiasa menjaga kesehatan, menghindari kerumunan yang tidak perlu, banyak minum air, dan menggunakan alat pelindung diri dari panas seperti payung dan topi.
Jika sedang menderita batuk atau pilek, ada baiknya menggunakan masker saat beraktivitas di luar hotel demi menghindari penularan penyakit.
"Kemudian untuk menghindari penularan penyakit agar jemaah haji senantiasa menggunakan masker ketika beraktivitas di luar hotel. Terutama apabila jemaah haji sedang menderita batuk atau pilek," ujar Imran.
5. Kelompok rentan disarankan tidak memaksakan diri dalam menjalankan

Untuk mencegah kondisi kesehatan memburuk, khususnya bagi jemaah yang termasuk dalam kelompok rentan, disarankan agar tidak memaksakan diri menjalankan ibadah yang menguras tenaga, seperti melakukan umrah sunnah berulang kali.
Selain itu, aktivitas di luar ruangan sebaiknya dihindari pada waktu-waktu dengan cuaca sangat panas, yaitu antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Petugas kesehatan akan terus melakukan pemantauan terhadap kondisi para jamaah serta memberikan layanan medis terbaik demi kelancaran pelaksanaan ibadah haji.
Imran pun menekankan pentingnya menjaga asupan cairan tubuh dengan rutin mengonsumsi air putih atau air zamzam, minimal 200 ml setiap jam atau setidaknya 2 liter per hari.
"Bila ada keluhan dan masalah kesehatan, segera menghubungi petugas kesehatan di kloter dan memeriksakan diri di pos kesehatan yang tersedia," pungkasnya.
Demikian pembahasan mengenai ribuan jamaah haji Indonesia terkena ISPA. Penting untuk menjaga kesehatan agar proses ibadah di Tanah Suci dapat berjalan lancar.


















