Warga Paris Diminta Hidup Berdampingan dengan Tikus, Apa Alasannya?

Kehadiran hewan pengerat seperti tikus di rumah memang bukanlah suatu hal yang diinginkan. Pasalnya, selain mengganggu suasana kedamaian yang ada di dalam rumah, kehadiran tikus ternyata bisa membawa risiko yang buruk.
Belum lama ini, kota Paris tengah menghadapi permasalahan baru soal tikus. Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, bahkan memiliki rencana untuk membentuk sebuah komite yang akan menyelidiki apakah manusia dan tikus bisa hidup berdampingan atau tidak.
Hadirnya kabar ini cukup mengejutkan publik. Tak hanya bagi publik di Paris, namun juga untuk seluruh orang di dunia. Lantas, mengapa hal tersebut direncanakan?
Jika kamu ingin mengetahui alasan warga Paris diminta hidup berdampingan dengan tikus, kali ini Popmama.com sudah merangkum informasinya secara detail.
1. Populasi tikus yang membludak diyakini membuat warga diminta untuk hidup berdampingan

Menurut informasi yang sudah beredar, Paris saat ini sedang menghadapi permasalahan menyangkut keberadaan tikus. Dikabarkan, sekitar enam juga ekor tikus diperkirakan bakal hidup di kota yang dijuluki sebagai 'Kota Cinta' atau 'City of Love' itu.
Dilansir dari Forbes, Paris menjadi kota keempat yang paling banyak dihinggapi tikus di dunia, setelah Deshnoke di India, London, dan New York. Jumlah populasi yang diperkirakan tersebut bahkan lebih banyak dari jumlah manusianya yang hanya 2,1 juta.
Membludaknya populasi tikus diyakini membuat warga di sana diminta untuk hidup berdampingan dengan hewan pengerat itu.
2. Alih-alih memusnahkan populasi tikus, Wali Kota Paris berencana membentuk komisi khusus

Apakah mungkin manusia dan tikus hidup bersama?
Pertanyaan itulah yang jawabannya kini sedang dicari tahu oleh pemerintah kota di Paris setelah menghadapi permasalahan soal tikus.
Kehadiran tikus memang terasa menyebalkan. Namun, alih-alih memilih untuk memusnahkan populasi tikus, Wali Kota Paris memilih untuk berencana membuat komisi khusus untuk mempelajari apakah manusia dan tikus bisa hidup berdampingan.
"Dengan panduan dari Wali Kota, kami sudah memutuskan untuk membentuk sebuah komisi untuk masalah kohabitasi," terang Wakil Wali Kota Paris untuk Kesehatan Masyarakat, Anne Souyris, saat berbicara dalam rapat Dewan Kota Paris, Kamis (8/6/2023) waktu setempat.
Kebijakan yang diumumkan itu tentu menjadi suatu perubahan siginifikan dari tindakan-tindakan sebelumnya yang sudah diterapkan Paris untuk mengatasi kehadiran jutaan tikus.
Souyris menjelaskan bahwa komisi khusus yang bakal dibentuk itu akan menetapkan cara 'paling efisien' bagi warga Paris agar bisa hidup berdampingan dengan tikus di sana.
3. Rencana kebijakan diumumkan sebagai tanggapan dari pertanyaan politisi Prancis, Geoffroy Boulard

Langkah rencana kebijakan yang diumumkan oleh Anne Souyris diketahui sebagai tanggapan atas pertanyaan politisi Prancis yang juga merupakan kepala arondisemen ke-17 Paris, Geoffroy Boulard.
Boulard sebelumnya mengkritik Hidalgo karena tidak bisa berbuat banyak untuk menghilangkan tikus dari Paris, termasuk selama pemogokan awal tahun ini yang menyebabkan sampah menumpuk di seluruh kota.
"Kehadiran tikus di permukaan berbahaya bagi kualitas hidup warga Paris," kata Boulard.
Boulard pun sudah meminta pemerintah kota untuk menyusun rencana yang lebih ambisius melawan perkembangbiakan tikus di ruang publik.
4. Tikus yang dibahas bukan jenis tikus hitam yang membawa wabah

Mengenai tikus yang berbahaya dan bisa menyebarkan penyakit, Souyris menjelaskan tikus yang akan dibahas bukanlah jenis tikus hitam yang sama yang membawa wabah, melainkan jenis tikus lain yang membawa penyakit seperti leptospirosis, penyakit bakteri.
Souyris pun mengatakan di Twitter bahwa tikus Paris tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang 'signifikan'. Dia menambahkan bahwa dia meminta Dewan Tinggi Prancis untuk Kesehatan Masyarakat mempertimbangkan perdebatan tersebut.
"Kami membutuhkan saran ilmiah, bukan siaran pers politik," ujarnya.
5. Rencana kebijakan hidup berdampingan dengan tikus yang dikeluarkan Wali Kota Paris menuai pro dan kontra

Rencana kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Paris itu ternyata menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra dengan kebijakan tersebut pun tak ragu untuk melemparkan kritik tajam kepada pemerintah kota.
Beberapa pengkritik menilai bahwa rencana tersebut telah memperlihatkan pemerintah secara terang-terangan telah menyerah untuk masalah hewan pengerat yang ada di kota itu. Alhasil, kecaman pun menghujani Hidalgo.
"Tim Anne Hidalgo tidak pernah mengecewakan," sindir politisi Prancis, Geoffroy Boulard.
Sementara di sisi lain, dukungan datang dari sejumlah kelompok pejuang hak hewan yang menyebut bahwa pengendalian tikus sebelumnya tampak tidak efektif dan kejam. Sebagai tanggapan terhadap rencana kebijakan itu, mereka menilai metode baru tampak esensial.
Bagi sebagian orang, berita ini tentu mengingatkan kembali dengan cerita dalam film animasi Ratatouille yang dirilis pada 2007. Film tersebut mengisahkan cerita seekor tikus yang bernama Remy yang ingin menjadi koki restoran terkenal di Paris.
Dalam film tersebut, Remy berteman dengan seorang tukang sampah yang baru saja diterima di restoran milik Auguste Gusteau bernama Linguini. Remy bahkan dikisahkan sempat hidup bersama Linguini dalam cerita film tersebut.
Jadi, itulah rangkuman alasan warga Paris diminta hidup berdampingan dengan tikus. Melalui informasi di atas, kini kamu tentunya jadi mengerti kenapa warga Paris diminta untuk hidup berdampingan dengan tikus.



















