Pilu, Begini Kronologi Kematian Bayi Harimau Alshad Ahmad

Sudah kali ketiga, bayi harimau Alshad Ahmad mati di usia yang ke-8 hari

19 Desember 2022

Pilu, Begini Kronologi Kematian Bayi Harimau Alshad Ahmad
Instagram.com/alshadahmad

Alshad Ahmad dikenal sebagai figur publik dengan kecintaannya terhadap satwa liar, bahkan dia memelihara tiga harimau di rumahnya. Pada November 2022 lalu, diketahui harimau milik Alshad yang bernama Jinora melahirkan untuk ke-3 kalinya. 

Namun sayang, bayi harimau tersebut mati di usianya yang ke delapan hari. Sepupu Raffi Ahmad ini menyebutkan bahwa terdapat banyak luka berlubang pada tubuh bayi harimau yang menyebabkan infeksi dan semakin bertumbuhnya bakteri. 

Sempat hidup selama delapan hari, berikut kronologi kematian bayi harimau ke-3 Alshad Ahmad yang telah Popmama.com rangkum. 

Disimak detailnya, yuk!

1. Saat baru lahir, bayi harimau dibiarkan bersama induknya selama dua hari

1. Saat baru lahir, bayi harimau dibiarkan bersama induk selama dua hari
Youtube.com/Alshad Ahmad

Alshad Ahmad memutuskan untuk membiarkan bayi harimau bersama induknya, Jinora, selama beberapa hari. Hal itu bertujuan agar Jinora menjilati tali pusar bayi harimau, sehingga tubuhnya bisa dalam keadaan steril. 

"Air liur kucing itu termasuk antiseptik, kurang lebih seperti itu, bisa bunuh bakteri," jelas Alshad. 

Namun yang diharapkan oleh Alshad tak terjadi. Jinora tidak melakukan dengan tuntas tugasnya dalam membersihkan tali pusar, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri di tubuh bayi harimau. 

"Sedangkan di kandang, ya namanya kandang guys nggak mungkin nggak ada bakteri. Jadi perutnya ke bawah, posisinya di bawah tengkurep gitu, kena kayu, jerami, kena rumput kering atau kena lantainya itu pasti ada bakteri sehingga bakteri masuk dari situ," lanjutnya.

2. Ditemukan banyak luka berlubang di tubuh bayi harimau

2. Ditemukan banyak luka berlubang tubuh bayi harimau
Youtube.com/Alshad Ahmad

Demi penanganan dan perawatan lebih intens, Alshad mendatangkan ahli satwa liar dari Afrika. Setelah itu, ditemukan banyak sekali luka berlubang pada tubuh bayi harimau, tepatnya di bagian kulit tipis yang terletak di bawah. 

Luka berlubang tersebut berasal dari ketidaksengajaan gigitan Jinora saat memindahkan anaknya dari satu area ke area lain.

Mengetahui luka tersebut, sang Expert memberikan peringatan dari awal bahwa lukanya bisa infeksi. Kalau bayi harimau bisa selamat, luka tersebut bisa sembuh total, namun kalau menjadi masalah serius, usianya hanya bertahan paling lama 3 minggu.

Di sisi lain, bagian organ dalam tubuh bayi harimau dinyatakan sehat, tidak ada kelainan tertentu. 

Editors' Pick

3. Untuk penanganan luka, bayi harimau diberi obat minum dan obat merah

3. penanganan luka, bayi harimau diberi obat minum obat merah
Youtube.com/Alshad Ahmad

Sang Expert melakukan usaha semaksimal mungkin. Dia memberi suntikan obat minum serta obat merah untuk mencegah infeksi. 

Beberapa luka berlubang tidak mereka jahit karena kulit bayi harimau tersebut masih sangat tipis. Kalau dijahit, dikhawatirkan jahitannya justru semakin merusak bagian kulit bayi harimau. 

"Apesnya di bagian bawah tubuh bayi harimau ini (lukanya). Di ketiak ya di bagian bawah, itu bagian yang sering bergerak dan sering kegesek. Jadinya susah untuk kering dan susah untuk disembuhin," kata Alshad.

4. Bayi harimau dinyatakan mati pada usia ke-8 hari

4. Bayi harimau dinyatakan mati usia ke-8 hari
Youtube.com/Alshad Ahmad

Setelah berusaha semaksimal mungkin, bayi harimau milik Alshad Ahmad dinyatakan mati pada usia ke-8 hari.

Tak ingin kembali mengulang kesalahan yang sama, Alshad meminta izin kepada para penonton kontennya untuk langsung mengambil bayi harimau yang lahir berikutnya. Kematian ini bukan kali pertama, namun sudah ke-3 kalinya. 

"Gue izin ke teman-teman semua, buat selanjutnya anaknya langsung gue ambil demi keselamatannya. Karena sudah tiga kali anak Jinora tidak berhasil ketika dirawat sama induknya. Jadi yang ke-4 kali boleh dong gue coba sama Expert dari lahir langsung diambil sama kita," tutur Alshad. 

5. Tubuh bayi harimau di autopsi oleh tim Bandung Wildfree

5. Tubuh bayi harimau autopsi oleh tim Bandung Wildfree
Youtube.com/Alshad Ahmad

Setelah dinyatakan meninggal, Alshad Ahmad dan tim Bandung Wildfree melakukan proses autopsi pada tubuh bayi harimau. Tujuannya agar bisa mengetahui penyebab dari kematian anak Jinora. 

Dari hasil autopsi diketahui bahwa kematiannya karena adanya timbunan koloni bakteri pada rongga abdomen yang seharusnya tidak ada. Kemungkinan, bakteri tersebut masuk karena infeksi dari daerah umbilikalis. 

6. BKSDA hadir untuk mendata kelahiran dan kematian bayi harimau

6. BKSDA hadir mendata kelahiran kematian bayi harimau
Youtube.com/Alshad Ahmad

Tubuh bayi harimau yang sudah mati dibekukan di dalam kulkas untuk menjaga tubuhnya agar tidak membusuk. Hadir pula Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan pendataan kelahiran dan kematian bayi harimau. 

Setelah itu, Alshad langsung bersiap untuk menguburkan bayi harimau miliknya. 

7. Dikuburkan bersebelahan dengan anak Jinora yang lain

7. Dikuburkan bersebelahan anak Jinora lain
Youtube.com/Alshad Ahmad

Bayi harimau milik Alshad kemudian dikubur di halaman rumah, berdekatan dengan kuburan anak Jinora yang lain. Meskipun sudah ke tiga kalinya kehilangan bayi harimau, Alshad mengaku mendapatkan progres yang positif. 

Sebelum dinyatakan meninggal, Alshad mengaku sudah menyiapkan nama untuk bayi harimaunya. Dia berniat memberitahu nama itu jika bayi harimau berhasil hidup sampai berusia satu bulan, sangat disayangkan usia bayi harimau tersebut bertahan sampai 8 hari saja. 

Nah Ma, itulah kronologi kematian bayi harimau ke-3 milik Alshad Ahmad. Semoga bayi harimau miliknya bisa beristirahat dengan tenang dan kelak Alshad Ahmad dapat memelihara bayi harimau hingga tumbuh dengan sehat, ya. 

Baca juga:

The Latest