Pasal Ujaran Kebencian terhadap Orang Lain, Ada Hukuman dan Sanksi

Pelaku ujaran kebencian terhadap orang lain bisa didenda 1 miliar

10 Desember 2023

Pasal Ujaran Kebencian terhadap Orang Lain, Ada Hukuman Sanksi
Pexels/RODNAE Productions

Setiap warga negara memiliki hak untuk menyatakan pendapat di muka umum. Indonesia yang merupakan negara hukum memiliki salah satu ciri dari negara hukum, yaitu adanya kebebasan berpendapat, kebebasan berorganisasi, dan jaminan adanya perlindungan Hak Asasi Manusia.

Ujaran kebencian sendiri dapat dilakukan secara langsung maupun dengan media sosial atau internet. Berkomentar terhadap orang boleh-boleh saja asalkan kita tahu batasannya.

Jangan sampai berkomentar yang akan merugikan orang lain. Sebab, berkomentar yang dapat mengandung ujaran kebencian bisa saja dapat dipidana. 

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar pasal ujaran kebencian terhadap orang lain dan hukuman bagi pelaku.

Apa Itu Ujaran Kebencian?

Apa Itu Ujaran Kebencian
Pexels/Ketut Subiyanto

Ujaran kebencian adalah perbuatan berupa perkataan di muka umum maupun media sosial yang bisa dikategorikan sebagai penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, provokasi, menghasut, bahkan menyebarkan berita bohong.

Seseorang yang melakukan itu semua akan mendapat sanksi hingga denda secara pidana. Pidana terhadap ujaran kebencian dilakukan karena tindakan tersebut bisa berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan, penghilangan nyawa, dan konflik sosial.

Pasal ujaran kebencian bertujuan untuk melindungi kelompok yang dirugikan dari adanya hasutan untuk membenci, sehingga berpotensi untuk mengalami diskriminasi atau kejahatan berdasar kebencian (hate crime).

Editors' Pick

Pasal 156 KUHP, Pidana Penjara Maksimum 4 Tahun

Pasal 156 KUHP, Pidana Penjara Maksimum 4 Tahun
Pexels/cottonbro studio

Ketika kita menyebarkan ujaran kebencian di muka umum berupa perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan bisa terkena pemidanaan.

Hal ini sesuai dalam Pasal 156 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan bahwa:

  1. "Barang siapa di muka umum menyatakan permusuhan, kebencian, atau meremehkan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara maksimum empat (4) tahun atau pidana denda paling banyak empat juta lima ratus ribu rupiah (Rp 4.500.000).”
  2. "Yang diartikan dengan golongan untuk pasal ini dan pasal berikutnya ialah tiap bagian penduduk Indonesia yang berbeda dengan bagian atau beberapa bagian lainnya karena suku-bangsa (ras), adat istiadat, agama, daerah asal, keturunan, kebangsaan (nasionalitas), atau kedudukan menurut hukum tata negara.”

Pasal 28 UU ITE, Pidana yang Lebih Tinggi dari Pasal 156 KUHP

Pasal 28 UU ITE, Pidana Lebih Tinggi dari Pasal 156 KUHP
Pexels/Andrea Piacquadio

Selain di muka umum, ujaran kebencian juga dilakukan di media sosial atau di dunia maya. Orang yang dengan sengaja menyebarkan informasi menimbulkan rasa benci termasuk ujaran kebencian di media sosial.

Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 ayat (2) Undang-undang Inofrmasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008 (UU ITE) sebagai berikut:

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).”

Dalam UU ITE ini juga mengatur ketentuan pidana bagi pelaku yang melakukan ujaran kebencian. Ada Pasal 45 ayat (2) yang berbunyi:

“Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).” 

Apa Bedanya Kebebasan Berpendapat dengan Ujaran Kebencian?

Apa Beda Kebebasan Berpendapat Ujaran Kebencian
Pexels/Yan Krukau

Antara hak kebebasan berpendapat di muka umum dengan tindak pidana ujaran kebencian terjadi tumpang tindih. 

Banyak orang yang masih merasa adanya kekeliruan saat kebebasan berpendapat yang mereka lakukan di muka umum justru menjadi sebuah ujaran kebencian. 

Seseorang dapat dinyatakan dalam tindak pidana ujaran kebencian yang dengan sengaja dan tanpa hak menyuruh melakukan, menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu maupun kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Adanya pasal-pasal di atas bertujuan untuk mencegah adanya pelanggaran terkait hak kebebasan berpendapat di media sosial. Selain itu, agar tidak menimbulkan kesan multitafsir atau norma kabur terhadapan ketentuan pasal tersebut di masa yang akan datang. 

Jadi, itulah rangkuman informasi mengenai pasal ujaran kebencian terhadap orang lain. Semoga bisa menjadi sebuah pelajaran berharga untuk tidak menyebarkan kebencian, baik di muka umum atau di media sosial ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest