Seorang Laki-Laki di Makassar Tega Aniaya Kekasihnya Sendiri

Peristiwa penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku menjadi viral di jagat media sosial

30 Juni 2022

Seorang Laki-Laki Makassar Tega Aniaya Kekasih Sendiri
Instagram.com/zoyaamirin

Beberapa waktu lalu sebuah video yang memperlihatkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang laki-laki kepada kekasihnya menjadi viral di media sosial.

Tindakan kekerasan tersebut diketahui dilakukan oleh seorang laki-laki berinisial FZ alias Fajrin (22) kepada pacarnya sendiri berinisial SR (21). Dari informasi yang beredar, pelaku kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak kepolisian.

Untuk lebih jelasnya mengenai kabar ini, berikut Popmama.com rangkumkan beberapa fakta tentang seorang laki-laki yang tega aniaya pasangannya sendiri secara lebih detail.

1. Dari cekcok berujung pemukulan

1. Dari cekcok berujung pemukulan
Pexels/Alex Green

Kejadian tersebut terjadi di sebuah kafe yang berada di Jalan Durian, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, pada Kamis (16/6/2022) lalu. Kasus ini pun sudah ditangani oleh pihak kepolisian.

Kepala Unit Reskrim Polsek Ujung Pandang, Iptu Pandu Hari Kusuma menjelaskan bahwa berdasarkan hasil interogasi, peristiwa penganiayaan berawal saat Fajrin dan rekannya nongkrong di kafe tersebut. Kala itu, kekasihnya datang dan terjadi adu mulut antara mereka berdua.

"Mereka (SR dan FZ) ini kan berpacaran, ada sedikit cekcok di kafe antara mereka, sehingga terjadi pemukulan ini. Korban menuduh pacarnya selingkuh," ujar Pandu.

Pandu menjelaskan, Fajrin mengaku spontan menganiaya kekasihnya. Fajrin pun mengaku bahwa penganiayaan yang dilakukannya merupakan kali pertama.

"Kalau sebelumnya tidak pernah terjadi, ini cuma si pelaku emosi dan spontan melakukan penganiayaan," jelasnya.

Editors' Pick

2. Video penganiayaan jadi viral di media sosial

2. Video penganiayaan jadi viral media sosial
Pexels/Pixabay

Kejadian penganiayaan yang dilakukan tersebut terekam dalam video amatir yang diambil oleh salah satu warga setempat.

Dalam video yang beredar menunjukkan Fajrin memukul pipi kiri, lalu menghantam kepala korban. Korban yang menerima penganiayaan tersebut hanya bisa menangis pasrah.

Tak hanya itu saja, Fajrin bahkan tiba-tiba mencekik leher korban. Pelaku pun kembali menghantam kepala korban menggunakan kepalan tangan kanannya beberapa kali.

3. Mendapat komentar berisi victim blaming

3. Mendapat komentar berisi victim blaming
Pexels/Adrienn

Sayangnya, video yang viral tersebut justru mendapatkan komentar yang kurang menyenangkan dari warganet.

Dari komentar yang ada, beberapa warganet malah menyalahkan pihak perempuan (victim blaming) karena tidak melakukan perlawanan dan kabur saat kejadian penganiayaan itu berlangsung.

Hal ini membuat seksolog klinis dan sexual psychologist, Zoya Amirin menjadi geram melihat peristiwa tersebut. Melalui unggahan di Instagram pribadi, ia mengaku sedih melihat komentar yang menyalahkan pihak perempuan.

"Sedihnya melihat kekerasan seperti ini masih banyak yang memberi komentar menyalahkan si perempuan," tulis Zoya pada foto yang diunggah.

Hentikan Perilaku Victim Blaming

Hentikan Perilaku Victim Blaming
Pexels/Pixabay

Victim blaming merupakan perilaku menyalahkan korban terhadap peristiwa yang menimpa dirinya sendiri. Perilaku ini bahkan bisa saja dilakukan oleh seseorang tanpa disadari.

Tidak banyak yang tahu, victim blaming ternyata dapat menyebabkan pihak korban menjadi merasa tidak berdaya, sendirian, dan diam tentang kekerasan yang dialaminya.

Melalui unggahan di Instagram, Zoya Amirin menjelaskan bahwa melakukan victim blaming sama saja melanggengkan adanya budaya kekerasan. Ia juga membagikan dua cara paling ampuh menurutnya untuk mencegah terjadinya kekerasan.

"Ketika kamu melakukan victim blaming dalam kasus seperti ini, sama saja kamu melanggengkan budaya kekerasan pada pacaran (dalam bentuk ekstrem termasuk bagian rape culture) dan membuat korban tidak mau melapor, takut atau enggan mengakses bantuan," tulisnya.

"Jadi cara paling ampuh mencegah kekerasan dalam pacaran (atau bentuk kekerasan seksual apa pun): 1. Jangan jadi pelaku; 2. Stop victim blaming," lanjut Zoya.

Victim blaming memang bisa terjadi tanpa disadari, namun perilaku tersebut dapat dihentikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan perilaku victim blaming ialah dengan percaya dan memahami akan dampak kekerasan yang dialami korban.

Selain itu, cermati pula sebaik mungkin saat berada di posisi yang sama dengan korban. Dengan demikian, kita akan memahami apa yang dirasakan oleh korban saat itu.

Jadi itulah rangkuman beberapa fakta tentang seorang laki-laki di Makassar yang tega aniaya kekasihnya sendiri.

Hal yang saat ini sedang dihadapi oleh korban tentu bukanlah situasi yang mudah untuk dihadapi oleh siapa pun. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali ya, Ma.

Baca juga:

The Latest