“Qadarullah, hanya darahku yang sesuai untuk bisa ditransfusi ke Ibrahim. Jujur malah timbul perasaan senang, karena bisa memberikan darah titipan dari Allah untuk anakku,” ungkap Koh Dennis dalam keterangannya.
Dennis Lim Donor Darah untuk Anak, Singgung Perjuangan Istri Menyusui

- Dennis Lim mendonorkan darah untuk putranya yang memerlukan transfusi segera
- Ia merasa bangga bisa membantu putranya, namun merasa tak sebanding dengan perjuangan istri yang menyusui dua bayi prematur secara eksklusif
- Pesan Dennis tentang pentingnya kerja sama suami dan istri dalam mengurus buah hati
Menjadi orang tua sering kali menghadirkan kejutan, ada momen penuh tawa, tangis, maupun haru yang tak pernah direncanakan. Hal itu pula yang dialami Dennis Lim, ketika ia membagikan cerita emosional seputar kondisi kesehatan putranya yang harus menjalani transfusi darah.
Dalam unggahan terbarunya, Dennis menceritakan bahwa ia menjadi pendonor darah bagi sang Anak karena hanya golongan darahnya yang cocok. Namun bukan hanya proses medis itu yang menyentuh hati publik, melainkan pesan pribadi yang ia tuliskan.
Dennis melalui Instagram, secara terbuka membahas perjuangan istrinya yang menyusui dua bayi prematur secara penuh dan eksklusif, sesuatu yang menurutnya tak bisa ia bandingi dengan apa pun.
Simak informasi selengkapnya dari Popmama.com mengenai Dennis Lim donor darah untuk anak, singgung perjuangan istri menyusui.
1. Dennis Lim bangga bisa berikan donor darah untuk putranya

Dalam keterangan Instagramnya pada (28/11/2025), Dennis mengaku tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari ia harus mendonorkan darah untuk putranya sendiri.
Ibrahim yang didiagnosis anemia dan memiliki kadar hemoglobin rendah memerlukan transfusi segera. Setelah dilakukan pengecekan, hasilnya menunjukkan bahwa hanya darah Dennis yang paling cocok untuk diberikan kepada Ibrahim.
Dennis menulis dengan jujur bahwa perasaannya campur aduk saat itu, antara cemas dan justru merasa bahagia karena akhirnya bisa membantu putranya secara langsung.
Dalam momen itu, sekantong darah menjadi simbol kontribusi seorang Papa dan pelengkap dari botol-botol ASI yang selama ini dipompa sang Istri. Dua bentuk cinta berbeda, tapi dengan tujuan yang sama yakni memastikan Ibrahim tumbuh sehat dan kuat.
2. Menganggap tak sebanding dengan perjuangan istri menyusui

Meski ia bangga bisa berkontribusi dalam kesehatan putranya, Dennis menuliskan bahwa apa yang ia lakukan masih belum sebanding dengan perjuangan istrinya, Yunda Faisyah, yang menyusui dua bayi prematur secara eksklusif.
Ia menggambarkan beratnya perjalanan sang Istri, mulai dari jam tidur yang hilang, rasa lelah yang tidak pernah benar-benar selesai, hingga nutrisi tubuh yang terus terserap untuk memenuhi kebutuhan bayi.
“Karena aku menyaksikan sayang @yundafaisyah, betapa berat menyusui 2 bayi prematur secara full dan eksklusif. Itu membuatmu tidak bisa tidur cukup, selalu terbangun 2-3 jam sehari, menyerap seluruh nutrisimu, dan semua kepayahan lainnya. Yang membuatku membayangkan entah berapa besar pahalamu sebagai ibu,” tambahnya.
Ia juga mengakui bahwa ada rasa iri karena ia ingin berkontribusi setiap hari layaknya istrinya yang memberikan ASI.
3. Pentingnya kerja sama suami dan istri dalam mengurus buah hati

Bagian paling menyentuh dari pesan Dennis adalah makna besar yang ia sampaikan, yakni perjalanan mengasuh anak bukan kompetisi, melainkan kerja sama.
Setiap orangtua punya cara memberi, punya bentuk cinta, dan punya kontribusi yang berbeda dan semuanya bernilai.
Pada akhirnya, bukan jumlah kontribusi yang dihitung, tetapi kehadiran, usaha, dan niat tulus untuk tumbuh bersama sebagai keluarga.
Kisah Dennis Lim bukan hanya tentang transfusi darah atau stok ASI, tetapi tentang cinta yang hadir melalui usaha, pengorbanan, dan kerja sama antara orangtua.
Pada akhirnya, perjalanan menjadi orang tua selalu dimulai dari hal sederhana yakni bersama-sama berusaha, demi mereka yang kita cintai tanpa syarat.


















