Fenomena Langka ASI Keluar dari Ketiak saat Menyusui

- Seorang ibu di Filipina mengalami kondisi langka saat ASI keluar dari ketiaknya saat menyusui anak
- Kondisi ini disebabkan oleh jaringan payudara tambahan atau ektopik yang tumbuh di luar posisi normalnya
- Kondisi jaringan payudara tambahan ditemukan pada sekitar 2-6% perempuan dan 1-3% laki-laki menurut literatur medis
Baru‑baru ini publik dihebohkan oleh sosok Mama dari Filipina berusia 35 tahun yang mengalami kondisi sangat langka di mana ASI keluar dari area ketiak saat proses menyusui. Fenomena tersebut memunculkan banyak pertanyaan tentang bagaimana mekanismenya serta apakah kondisi semacam ini aman bagi Mama dan bayi.
Popmama.com sudah merangkum cerita lengkap mengenai fenomena langka ASI yang keluar dari ketiak ini. Yuk simak bersama!
1. Cerita fenomena langka ASI keluar dari ketiak saat Mama asal Filipina ini sedang menyusui

Seorang perempuan di Filipina menghadapi kondisi medis yang langka saat menyusui anaknya, ia mengalami pembengkakan di kedua ketiaknya, yang di sisi kanan berukuran sekitar 5,5 × 4,2 cm dan di sisi kiri sekitar 3,9 × 0,9 cm. Namun pembengkakan ini tanpa ada rasa nyeri, keluar darah, dan sensasi panas. Saat area yang membengkak ditekan oleh dokter, ternyata muncul tetesan ASI dari folikel rambut, yang menandakan bahwa jaringan tersebut aktif memproduksi susu.
Yang menarik, kondisi ini bukanlah kejadian pertama kalinya yang dialami oleh Mama ini, sebelumnya ia pernah mengalami gejala serupa sekitar 15 tahun lalu setelah kelahiran anak pertamanya. Saat itu benjolan muncul tapi hilang setelah berhenti menyusui dan kini muncul kembali saat ia menyusui anak berikutnya.
Tim dokter semula menyarankan pengangkatan melalui operasi karena potensi ketidaknyamanan atau risiko perubahan patologis. Namun Mama ini memutuskan untuk menunda, karena pengalaman sebelumnya benjolan cenderung mengecil setelah menyusui berhenti. Sebagai langkah pencegahan, Mama dianjurkan untuk memantau perubahan di area tersebut secara rutin dan tetap melakukan pemeriksaan payudara berkala untuk memastikan nggak ada risiko yang lebih serius, termasuk kanker.
2. Fenomena ini ternyata adalah jaringan payudara tambahan

Dalam kisah Mama dari Filipina ini, hasil biopsi memberi jawaban mengejutkan, benjolan di area ketiaknya bukan sekadar pembengkakan biasa, melainkan jaringan payudara yang tumbuh di luar tempatnya yang kita sebut jaringan payudara ektopik atau payudara tambahan. Kondisi ini berasal dari jalur embrionik yang disebut sebagai garis susu atau mammary ridge, yang terbentang mulai dari ketiak hingga ke pangkal paha selama masa janin.
Pada sebagian perempuan, jalur ini nggak benar‑benar dapat hilang setelah melahirkan dan kemudian bisa aktif muncul kembali, terutama selama fase hormon kuat seperti pubertas atau saat menyusui. Lokasi yang paling sering adalah di ketiak, namun jaringan ini bisa juga muncul di area seperti paha, pangkal paha, atau bagian bawah dada.
Ketika Mama ini menyusui, jaringan tambahan tersebut ikut merespons hormon laktasi, yang kemudian membengkak dan bahkan mengeluarkan ASI dari folikel rambut di ketiak. Sebuah pengingat bahwa tubuh manusia sungguh kompleks dan pengalaman menyusui bisa membawa kondisi-kondisi yang nggak umum namun nyata. Mengetahui dan memahami kondisi seperti ini bisa membantu Mama lebih tenang, waspada, dan mendapatkan dukungan medis sesuai kebutuhan.
3. Seberapa umum kondisi jaringan payudara tambahan terjadi?

Menurut catatan medis, kondisi yang disebut sebagai polymastia atau jaringan payudara tambahan tercatat terjadi pada sekitar 2 % hingga 6 % perempuan dan sekitar 1 % hingga 3 % laki‑laki. Meskipun bersifat bawaan sejak lahir, banyak orang nggak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini, seperti Mama di Filipina yang mengungkap bahwa tak ada anggota keluarganya yang pernah mengalami hal serupa.
Kasus seperti ini menunjukkan bahwa tubuh manusia bisa menyimpan jaringan payudara di lokasi yang tidak umum, bahkan jaringan tersebut bisa aktif memproduksi ASI di luar area payudara utama. Meskipun sangat jarang, kejadian ini menjadi pengingat bahwa setiap perubahan pada tubuh, khususnya saat masa menyusui, layak mendapatkan perhatian dan pemeriksaan medis.
Kondisi langka seperti yang dialami Mama dari Filipina bukan hanya soal keajaiban biologis, tapi juga pengingat bahwa menyusui dan kesehatan payudara memerlukan perhatian dan pemahaman.
Untuk Mama yang sedang menyusui atau merencanakan kehamilan, penting untuk selalu mendengarkan tubuh, melakukan pemeriksaan rutin, dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan bila menemukan sesuatu yang nggak biasa. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan yang tepat pula, masa menyusui tetap bisa dijalani dengan tenang dan percaya diri. Semoga cerita ini menjadi sumber wawasan untuk Mama di mana pun berada.


















