Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Korsel Bikin Kencan Buta Massal Demi Tingkatkan Angka Kelahiran!

Korsel Bikin Kencan Buta Massal Demi Tingkatkan Angka Kelahiran!.png
freepik/freepik
Intinya sih...
  • Kencan buta massal diadakan pemerintah Korsel untuk meningkatkan angka kelahiran
  • Peserta harus melewati proses seleksi ketat dan jika cocok, akan mendapatkan dukungan finansial
  • Program ini disambut positif oleh masyarakat yang kesulitan mencari pasangan karena tekanan sosial dan kesibukan kerja
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Korea Selatan (Korsel) tengah menghadapi tantangan serius terkait penurunan angka kelahiran. Tingkat kesuburan yang mencapai rekor terendah mendorong pemerintah untuk mencari solusi inovatif.

Salah satu langkah yang diambil adalah mengadakan acara kencan buta massal guna mempertemukan individu lajang dan mendorong pernikahan serta kelahiran anak.

Dilansir dari Korea Herald, pada tahun 2024 tingkat kesuburan di Korsel berada pada angka yang sangat rendah, yakni 0,75. Angka tersebut sedikit meningkat dari 0,72 pada tahun sebelumnya, tetapi masih menjadi yang terendah di antara negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).

Berikut ini, Popmama.com akan membahas tentang Korsel bikin kencan buta massal demi tingkatkan angka kelahiran. Yuk, simak informasinya di bawah ini, Ma!

Kencan Buta Massal Jadi Strategi Baru Pemerintah Korsel

Korsel Bikin Kencan Buta Massal Demi Tingkatkan Angka Kelahiran! (1).png
freepik/jcomp

Berdasarkan survei dari Korea Population, Health and Welfare Association, sekitar 26,7% perempuan dan 18% laki-laki lajang di Korsel menyatakan tidak tertarik untuk menikah. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya menaikkan angka kelahiran.

Menjawab tantangan ini, pemerintah Seoul mengadakan acara perjodohan di Taman Banpo Hangang yang rencananya akan berlangsung pada 21 Juni.

Dalam acara ini, peserta bisa menikmati naik perahu, percakapan satu lawan satu, hingga konsultasi seputar hubungan. Tak hanya menyenangkan, proses seleksi juga ketat.

Peserta wajib menyerahkan bukti status pekerjaan dan perkawinan, dan panitia memastikan tidak ada pelaku kejahatan seksual yang ikut serta. Dari ratusan pelamar, hanya 50 laki-laki dan 50 perempuan yang akan terpilih di setiap periode.

Dukungan Finansial untuk Pasangan yang Berhasil Cocok

Korsel Bikin Kencan Buta Massal Demi Tingkatkan Angka Kelahiran! (2).png
freepik/8photo

Pemerintah tak sekadar mempertemukan para lajang, tapi juga memberikan dukungan finansial nyata. Bagi pasangan yang cocok, disediakan kupon kencan senilai 10 juta won atau sekitar Rp11,8 juta. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi beban biaya yang kerap menjadi alasan kaum muda enggan menjalin hubungan serius.

Tak hanya itu, pemerintah Incheon juga ikut mengadakan lima acara serupa mulai Juni hingga November 2025.

Mereka menargetkan peserta kelahiran 1986-2001. Pasangan yang berencana menikah setelah perjodohan bahkan bisa mendapatkan subsidi tambahan untuk biaya pernikahan. Inisiatif ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjawab krisis demografi.

Respons Positif Masyarakat yang Merasa Kesulitan Cari Pasangan

Korsel Bikin Kencan Buta Massal Demi Tingkatkan Angka Kelahiran! (3).png
freepik/jcomp

Program ini rupanya disambut hangat oleh masyarakat Korea Selatan. Banyak orang mengaku kesulitan mencari pasangan karena kesibukan kerja dan tekanan sosial.

Dengan adanya acara yang difasilitasi pemerintah, proses mencari jodoh terasa lebih aman, nyaman, dan menyenangkan.

Tak hanya itu, acara semacam ini juga bisa membuka ruang interaksi sosial yang sehat di tengah kehidupan urban yang serba cepat.

Beberapa peserta bahkan merasa terbantu karena bisa mengenal orang baru tanpa tekanan harus langsung serius. Ini menjadi peluang untuk menjalin hubungan yang lebih alami dan bertahap.

Itu dia, sekilas tentang Korsel bikin kencan buta massal demi tingkatkan angka kelahiran. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan dalam meningkatkan angka kelahiran di Korea Selatan tetap kompleks dan membutuhkan pendekatan yang holistik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Merasa Baik-Baik Saja, Ini Dampak Self Diagnosis pada Kanker Serviks

23 Des 2025, 14:42 WIBPregnancy