- Mama tidak mengeluarkan urine sama sekali atau hanya sedikit urine berwarna gelap
- Mama tidak dapat menahan cairan
- Mama merasa pusing atau pingsan saat berdiri
- Jantung berdebar kencang
Mual saat Hamil, Sebaiknya Dimuntahkan atau Ditahan?

Morning sickness adalah rasa ingin muntah, juga disebut mual dan muntah, yang terjadi selama kehamilan. Terlepas dari namanya, morning sickness dapat menyerang kapan saja, baik siang maupun malam.
Banyak orang mengalami mual di pagi hari, terutama selama 3 bulan pertama kehamilan. Namun, beberapa orang mengalami mual di pagi hari sepanjang kehamilan. Pengobatan rumahan, seperti mengemil di siang hari dan menyesap jahe atau minum obat yang dapat dibeli tanpa resep, dapat membantu meredakan mual.
Jarang terjadi, mual di pagi hari begitu parah hingga berubah menjadi hiperemesis gravidarum. Kondisi ini terjadi ketika mual dan muntah menyebabkan kehilangan cairan yang serius atau kehilangan lebih dari 5% berat badan sebelum kehamilan. Hiperemesis gravidarum mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Nah, apa yang harus Mama lakukan saat mual, apakah ditahan atau dimuntahkan? Pada ulasan berikut ini, Popmama.com akan membahas soal mual saat hamil, sebaiknya ditahan atau dimuntahkan.
Semoga bisa membantu Mama dalam melewati tahap ini, ya!

Gejala Morning Sickness
Morning sickness, dengan atau tanpa muntah, umum terjadi selama kehamilan. Mual sering kali disebabkan oleh mencium bau tertentu atau mengonsumsi makanan tertentu.
Mual di pagi hari paling umum terjadi selama 3 bulan pertama kehamilan. Biasanya dimulai sebelum usia kehamilan 9 minggu.
Hubungi dokter jika:

Mual saat Hamil, Sebaiknya Dimuntahkan atau Ditahan?
Mama tentu lelah mengalami mual dan muntah terus. Hal ini membuat Mama bertanya-tanya: apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya? Jika mual melanda, apakah sebaiknya dimuntahkan atau ditahan?
Jika mual dan Mama sangat ingin muntah, jangan ditahan secara paksa karena itu adalah reaksi alami tubuh.
Namun, bukan berarti Mama harus memaksa agar bisa muntah, ya. Terutama jika Mama hanya merasakan mual ringan tanpa dorongan muntah yang kuat.
Menahan muntah, jika tidak ada dorongan dari tubuh, justru bisa membantu menstabilkan perut dan mencegah dehidrasi.

Berapa Lama Mual Saat Hamil Berlangsung?
Morning sickness dimulai di awal kehamilan, biasanya antara minggu ke-4 dan ke-7. Biasanya mereda pada minggu ke-16 hingga ke-20, meskipun bagi sebagian orang mungkin berlangsung lebih lama.
Diperkirakan perubahan hormonal dalam 12 minggu pertama kehamilan kemungkinan merupakan salah satu penyebab mual di pagi hari.
Tidak ada bukti bahwa mual dan muntah memiliki efek berbahaya pada janin.

Pengobatan untuk Mual selama Kehamilan
Ada beberapa cara untuk mengatasi mual selama kehamilan, seperti:
- Cobalah makan 6 kali sehari dalam porsi kecil, banyak istirahat, dan jalani pola makan seimbang dan sehat dengan banyak air.
- Beberapa orang menemukan bahwa jahe bermanfaat. Yang lain mengatakan mengisap es batu dan memakai gelang akupresur saat bepergian dapat membantu.
- Mengonsumsi makanan tawar seperti kentang panggang, pasta, biskuit tawar, roti kering, atau roti panggang dapat membantu. Ingatlah untuk tetap terhidrasi dengan banyak air.
Mual dan muntah ringan saat hamil biasanya tidak berbahaya.
Jika tidak ditangani, mual dan muntah parah dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh, suatu kondisi yang dikenal sebagai dehidrasi. Hal ini juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit — garam dalam darah yang mengontrol keseimbangan cairan dalam tubuh.
Mual dan muntah parah dapat menyebabkan produksi urine yang lebih sedikit. Penelitian yang ada masih belum jelas mengenai apakah hiperemesis gravidarum menyebabkan kenaikan berat badan janin yang buruk selama kehamilan.
Nah, Mama sudah mendapatkan penjelasan tentang mual saat hamil sebaiknya ditahan atau dimuntahkan. Pastikan Mama tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan selalu terhidrasi, ya!



















