Kenali Penyebab, Dampak, dan Cara Menangani Diabetes Gestasional

Jaga kadar gula darah sebelum hamil ya. Kenapa? Yuk, baca selengkapnya tentang diabetes gestasional

2 Oktober 2019

Kenali Penyebab, Dampak, Cara Menangani Diabetes Gestasional
Unsplash/Ryan Franco

Diabetes gestasional adalah kondisi tingginya gula darah selama masa kehamilan dan biasanya hilang setelah melahirkan. Meski Mama tidak memiliki riwayat diabetes gestasional, namun jika mempunyai gula darah tinggi di masa kehamilan, bukan tidak mungkin bisa terdampak.

Sebagaimana jenis diabetes lainnya, diabetes gestasional ini mengganggu kinerja produksi insulin di dalam tubuh. Itulah sebabnya, penyakit ini menyebabkan gula darah tinggi yang sangat mempengaruhi kesehatan bayi dan ibunya.

Di masa kehamilan, memang pada dasarnya seorang ibu mengalami perubahan hormon, seperti esterogen, laktogen plasenta, dan progesteron, yang secara langsung ikut mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh. Mama harus tahu bahwa diabetes gestasional ini bisa muncul di usia kandungan 28 minggu atau di trimester ketiga.

Jika Mama masih bingung dengan gejala awal penyakit ini, Popmama.com akan jelaskan mulai dari penyebab munculnya penyakit ini hingga cara penanganannya. Yuk, disimak selengkapnya, Ma.

1. Tanda-tanda diabetes gestasional

1. Tanda-tanda diabetes gestasional
Unsplash/Jonas Kakaroto

Diabetes gestasional atau bisa juga disebut “kencing manis pada masa kehamilan” bisa terdeteksi jika terlihat tanda-tanda umum yang mengawali hadirnya penyakit ini.

  • Kerap buang air kecil. Jam tidur dan kualitas tidur malam selalu terganggu karena sering bolak-balik ke toilet.
  • Cenderung haus terus. Mengonsumsi air putih dengan jumlah yang tidak wajar atau berlebihan. Namun, di saat itu juga rasa haus tetap tidak hilang.
  • Rasa lapar tak terkendali. Ketika Mama sudah makan dalam porsi yang cukup atau lebih banyak dari biasanya dan tetap merasa lapar, ada kemungkinan terdampak diabetes.
  • Merasa sangat lelah. Jika Mama tidak melakukan aktivitas tertentu, namun merasa kelelahan yang berlebihan, hal ini juga patut dicurigai. Apalagi, kelelahan berlebihan ini berlangsung sering.
  • Penglihatan terganggu. Bila mengalami penglihatan yang kabur dan ditambah pusing kepala, jangan didiamkan saja ya, Ma. Ini juga salah satu ciri penderita diabetes.

Tanda-tanda diabetes di atas adalah gejala umum penderita diabetes. Akan tetapi, jika belum memeriksakan tanda-tanda tersebut pada dokter, Mama jangan langsung panik dan berspekulasi yang macam-macam. Lebih baik Mama melakukan check up dan rutin tes darah untuk mengecek kebenarannya.

Editors' Pick

2. Faktor penyebab dan pemicu diabetes gestasional

2. Faktor penyebab pemicu diabetes gestasional
independent.co.uk

Sebenarnya, diabetes gestasional tidak bisa dihindari, Ma. Namun, Mama bisa mencegah kedatangan penyakit ini dengan memperhatikan faktor penyebab dan pemicu risikonya.

  • Riwayat penyakit. Risiko diabetes gestasional bisa terjadi jika Mama pada kehamilan sebelumnya pernah menderita penyakit ini.
  • Hormon insulin bermasalah. Perubahan hormon pada masa kehamilan mempengaruhi kadar gula tubuh. Tapi justru di saat kadar gula meningkat, hormon insulin tidak bekerja dengan baik dan janin menerima lebih banyak glukosa.
  • Perhatikan indeks massa tubuh. Saat mengandung, Mama harus lebih cermat memperhatikan indeks massa tubuh agar tidak lebih dari 30. Jika lebih dari itu, Mama bisa dikategorikan mengalami obesitas dan berisiko menderita diabetes gestasional.
  • Bayi mengalami makrosomia. Makrosomia adalah kondisi bayi saat lahir memiliki bobot 4,5 kilogram atau lebih. Jika sebelum lahir janin dipresidiksi mempunyai bobot 4,5 kilogram, Mama harus memperhatikan lagi perkembangan janin.

3. Dampak diabetes gestasional terhadap janin

3. Dampak diabetes gestasional terhadap janin
Pixabay/StockSnap

Diabetes gestasional yang tidak diobati bisa menyebabkan masalah yang serius bagi bayi, Ma. Ketika hormon insulin tidak bekerja dengan baik, kadar gula yang tinggi akan terserap janin.

Ketika janin memerima glukosa terlalu banyak, maka pankreas janin memerlukan lebih banyak insulin untuk memproses gula berlebih.

Nah, jika insulin tidak bekerja, dampaknya bagi janin adalah bobot janin tumbuh sangat besar (makrosomia). Sebab, glukosa yang diterima janin disimpan menjadi lemak, Ma.

Karena itu, jika kadar glukosa yang tinggi selama kehamilan dibiarkan hingga memasuki masa kelahiran maka bayi berisiko mengalami hipoglikemia setelah melahirkan.

Hipoglikemia ini bisa terjadi karena tubuh bayi memproduksi hormon insulin ekstra sebagai respons terhadap kelebihan glukosa ibu. Insulin ini kemudian menurunkan jumlah gula dalam darah bayi secara tidak wajar.

Gejala bayi yang mengalami hipoglikemia antara lain:

  • Lesu
  • Masalah pernapasan
  • Kulit tampak biru
  • Kesulitan menyusui
  • Kejang-kejang

4. Kondisi perempuan yang mengalami diabetes gestasional

4. Kondisi perempuan mengalami diabetes gestasional
thinglink.com

Selain tanda-tanda dan gejala awal, diabetes gestasional juga bisa terjadi dalam kondisi tertentu antara lain:

  • Kelebihan berat badan sebelum hamil
  • Hamil di atas usia 25 tahun
  • Mempunyai riwayat glukosa tinggi dan diabetes dalam keluarga
  • Pernah melakukan aborsi beberapa kali atau bayi meninggal ketika lahir
  • Pernah melahirkan bayi dengan bobot lebih dari 4 kilogram
  • Pernah mengalami masalah pada ovarium di usia subur.

5. Cara menangani diabetes gestasional

5. Cara menangani diabetes gestasional
Pixabay/StockSnap

Cara menangani diabetes gestasional yang benar tidak sulit kok, Ma.

Hal pertama yang mesti dilakukan adalah diet dengan mengontrol jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Terutama bila Mama kegemukan, maka pengurangan kadar glukosa dalam darah harus dilakukan secara intensif.

Diet bukan berarti Mama tidak makan secara teratur, melainkan makanlah seperti biasa. Hanya, perhatikan lagi konsumsi karbohidrat dengan indeks glikemik rendah agar kadar glukosa dalam darah jadi stabil. Perbanyak juga makan sayur dan buah, tapi jangan berlebihan ya, Ma. Cukup satu porsi buah setiap kali makan.

Makanan manis atau yang mengandung gula tetap bisa Mama konsumsi, tapi tetap ada batasan. Begitu juga untuk makanan yang mengandung lemak, pilihlah yang mengandung lemak tak jenuh, seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian.

Aktivitas olahraga jangan sampai dilupakan juga ya, Ma. Ini penting. Soalnya, olahraga yang teratur bisa menurunkan kadar glukosa dalam darah. Terakhir, jika kadar glukosa dalam darah tak kunjung turun, Mama bisa berobat ke dokter.

Biasanya, Mama akan diberikan resep obat yang bergantung pada tingkat kadar glukosa.

Karena itu, untuk menjauhkan diabetes gestasional, tidak ada salahnya Mama melakukan perencanaan sebelum hamil, seperti memeriksa kadar glukosa dalam darah. Jika kadar gula tinggi hendaknya diturunkan terlebih dahulu.

Semoga Mama dan janin selalu sehat terus ya!

Baca juga:

The Latest