TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

6 Fakta tentang Makanan Kemasan untuk Bayi. Pahami Untung Ruginya, Ma!

Praktis dan mudah ya memberi makanan kemasan untuk bayi. Tapi, apakah baik?

Upload.wikimedia.org

Praktis dan mudah adalah alasan sebagian orangtua memilih makanan dalam kemasan untuk anak mereka. Promosi yang meyakinkan dari produsen makanan bayi membuat kebanyakan orangtua semakin pasti akan pilihannya.

Tapi, Popmama.com ingatkan Mama agar sebelum memberikan makanan bayi dalam kemasan pouch, Mama pertimbangkan hal ini terlebih dahulu.

1. Gizi untuk anak menjadi tidak seimbang

Flickr/ Ali Karimian

Ya betul, sebagian makanan di dalam kemasan pouch mengandung sayur, buah, dan protein hewani. Tetapi, apakah jumlahnya benar dan seimbang?

Dokter anak dan juru bicara American Academy of Pediatrics, Dr. Natalie Muth, kepada The New York Times mengatakan bahwa sayuran dan buah-buahan di dalam makanan kemasan itu  memang bervariasi namun campuran dan bahannya hanya itu-itu saja. 

Memang, nilai gizi makanan kemasan sudah diatur, namun, jika si Kecil hanya mau makan 1 jenis saja dari berbagai variasi bahan dan rasa yang ada, maka ia akan mengalami risiko kekurangan gizi karena asupan nutrisinya hanya itu-itu saja. 

Asupan gizi tidak seimbang berisiko menyebabkan kekurangan salah satu zat gizi dan bisa fatal untuk anak yang sedang tumbuh kembang.

2. Makanan Si Kecil tidak bervariasi

Flickr/Donnie Ray Jones

Makanan bayi dalam kemasan memang banyak merk dan pilihan rasanya. Namun, perbedaan rasa antara satu dan lain kemasan tidaklah terlalu bervariasi.

Ini adalah bahaya sebab masa anak-anak seharusnya mereka memiliki kamus rasa yang bervariasi. Bayangkan, jika Mama mengolah makanan si Kecil dari bahan segar, mungkin rasa sop ayam hari ini dan besok akan berbeda karena rasa wortel atau sayuran lain yang Mama pakai tidak seragam.

3. Makanan lunak tidak melatih otot bicara anak

Pixabay/Public Domain Pictures

Makanan di dalam kemasan teksturnya sangat cair sehingga bisa dimakan dengan cara memencet kemasannya saja. Sayangnya makanan yang cair ini tidak baik untuk perkembangan oromotor anak. Otot oromotor ini akan membantu mengunyah, menelan makanan, dan bicara.

“Makanan dalam kemasan pouch hanya sedikit lebih kental daripada minuman. Akibatnya, anak tidak belajar mengunyah tetapi hanya menyedot dan menelan makanan. Proses ini, hanya mirip dengan minum air saja. Akibatnya, otot rongga mulut tidak terlatih dan berkembang dengan baik. Kelak, mereka akan mengalami kesulitan makan dan buruknya lagi akan lambat bicara,” kata Muth.

4. Si Kecil akan terbiasa mengemil dan jajan

Pxhere

Kemasan yang menarik, praktis, dan mudah, identik dengan camilan. Lagipula, karena makanan dalam kemasan ini mudah ditemukan (bahkan di Indonesia atau di Amerika, bisa menemukan merk dan jenis rasa yang sama), anak akan mengasosiasikannya dengan aktivitas jajan.

Efeknya sangat jangka panjang. Kelak mereka akan lebih suka mengemil, jajan, dan tidak terampil mengolah makanannya sendiri.

5. Anak akan menjadi picky eater

Pixabay.com/BenKerckx

Si Kecil yang baru mulai makan makanan padat, sebaiknya mendapatkan makanan dari bahan segar untuk melatihnya mengenal rasa. Dokter Natalie Muth, mengatakan bahwa sayuran dan buah-buahan di dalam makanan kemasan itu tidak lebih daripada smoothies saja.

“Nutrisi mungkin bisa terpenuhi tetapi karena sudah tercampur aduk, anak tidak bisa membedakan rasa asli bahan-bahan makanan itu. Akibatnya, mereka akan menjadi pemilih makanan (picky eater) dan akhirnya asupan gizi mereka tidak maksimal,” kata Muth.

6. Kemasan pouch tidak ramah lingkungan

Pixabay/Darkmoon1968

Ini alasan yang sangat kekinian. Kemasan pouch dibuat dari bahan plastik yang tidak ramah lingkungan.

Berapa banyak kemasan yang perlu dibuang setiap hari? Padahal kan, Mama tentu ingin si Kecil melestarikan alam sejak dini. Jadi, pilihan kemasan pouch agak kurang bijaksana rasanya.

Sekarang, Mama bisa menentukan mana yang terbaik untuk si Kecil, ya?

Baca Juga:

The Latest