TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jika Prestasi Anak di Sekolah Buruk, Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

Pahamilah bahwa situasi ini tak hanya sulit bagi orangtua, melainkan juga lebih sulit dihadapi anak.

understood.org

Saat mulai memasuki usia sekolah, terutama sekolah dasar, anak memikul satu tanggungjawab yang mau tak mau harus dihadapinya, yaitu prestasi belajar. Meski kini banyak ahli dunia pendidikan menyatakan bahwa kemampuan anak tak hanya diukur lewat angka, tapi pada kenyataannya masih ada orangtua yang mengutamakan perolehan nilai di sekolah adalah segala-galanya. 

Padahal, nilai yang didapat di sekolah bukanlah ukuran seberapa keras usaha untuk memahami materi. Bahkan, nilai-nilai di sekolah tak bisa jadi faktor pengukur potensi mereka untuk sukses di kemudian hari. Faktanya, ada anak-anak yang telah berusaha dengan maksimal, tetapi tetap memperoleh nilai yang buruk di sekolah. 

Inilah yang kemudian menjadi tantangan bagi orangtua, bagaimana harus bertindak saat menghadapi situasi seperti ini. 

1. Tetap tenang

metroparent.com

Penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan saat mendapati anak pulang ke rumah dengan membawa nilai yang buruk. Meski mungkin ini merupakan kondisi yang tidak menyenangkan untuk Mama, tapi pahamilah ini juga bukan situasi yang mudah bagi anak.

Sebaiknya ambil jeda waktu sejenak. Berikan waktu hingga ia tenang. Hindari menyulut emosi dan membuatnya merasa tersudut.

2. Ajak anak bicara dari hati ke hati

todaysparent.com

Setelah sama-sama tenang, ajak anak berbicara kesulitan dan problem lain yang menyebabkan ia tidak konsentrasi belajar. Penting untuk diingat, meski Mama sedang merasa kecewa, hindari untuk mengeluarkan kata-kata negatif, labeling, atau memberikan pernyataan yang akan menjatuhkan rasa percaya dirinya.
 

3. Belajar mendengarkan anak

onetoughjob.org

Banyak orangtua yang kurang menyadari bahwa anak perlu diberi kesempatan mengungkapkan perasaannya. Semakin orangtua keras pada anak, semakin anak takut dan memutuskan untuk menjaga jarak dari orangtuanya. Sesulit apapun situasinya, pahami perasaan anak dan dengarkan ceritanya hingga selesai. Dengan menjadi pendengar yang baik, yang bersahabat, Mama bisa menemukan akar masalah dan mencari solusinya ketimbang saling menyalahkan.

Membatasi atau melarang anak mengikuti kegiatan di sekolah seperti ekstrakurikuler atau olahraga, bukanlah solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan. Begitu pula menambah durasi atau jenis les di luar sekolah. Anak akan merasa 'diteror' dan takut membayangkan hari-harinya yang semakin berat dijejali tuntutan belajar. Hal ini akan membuat anak kehilangan rasa percaya diri dan meningkatkan frustasi sehingga anak semakin malas mengerjakan tugas sekolahnya.

Pahamilah, bahwa tiap anak dilahirkan dengan potensinya masing-masing. Walau saat ini nilai sekolah penting diusahakan agar lebih baik, tetapi hargailah pula potensi anak yang lain. 

Baca Juga:

The Latest