TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Dampak Bahaya Anak yang Memiliki Aktivitas Terlalu Padat

Banyak aktivitas memang baik, namun tidak boleh berlebihan ya, Ma!

Freepik/Zinkevych

Seperti kebanyakan orangtua, Mama mungkin merasa kesulitan mengetahui keseimbangan aktivitas yang tepat untuk anak.

Di satu sisi Mama tidak ingin anak lelah dan stres, namun juga tidak ingin anak melewatkan kesempatan untuk berolahraga dan berpartisipasi dalam aktivitas yang akan meningkatkan kehidupan mereka dan membantunya tumbuh sebagai individu yang sehat dan cerdas.

Tak hanya bagi orang dewasa saja, jadwal yang terlalu padat dapat membahayakan anak.

Oleh karena itu, Popmama.com kali ini akan membahas bahaya apa saja ketika anak memiliki jadwal berlebihan setiap hari, serta bagaimana cara mencegah jadwal berlebihan pada anak.

Yuk simak informasinya di bawah ini!

1. Jadwal berlebih dapat menyebabkan anak mudah lelah dan kewalahan

Freepik

Ketika anak dijadwalkan secara maksimal sejak usia muda, potensi untuk kelelahan sebelum mencapai sekolah menengah cukup tinggi.

The New York Times melaporkan beberapa penelitian tentang kelelahan dan menemukan bahwa kelelahan pada anak terkait dengan beban kerjanya, yang berarti bahwa anak-anak yang terlalu banyak bekerja lebih cenderung mengalami kelelahan daripada yang lain.

Kelelahan

Ketika kelelahan, anak merasa kewalahan dengan apa yang diharapkan orang lain untuk dilakukannya setiap hari. Anak yang terlibat dalam terlalu banyak aktivitas tanpa waktu henti memiliki kemungkinan besar mengalami kelelahan.

Jika Mama merasa bahwa anak merasa terlalu banyak bekerja atau kewalahan dengan aktivitas sehari-hari, Mama perlu mengetahui aktivitas anak yang harus dihentikan. Jika anak memiliki terlalu banyak aktivitas di luar sekolah, misalnya, maka itu adalah salah satu yang perlu dikurangi.

Anak yang terlalu banyak bekerja akan menunjukkan berbagai gejala seperti kemurungan, mudah tersinggung, mudah marah, putus asa, marah, sakit perut, sakit kepala, pemberontakan, dan lain-lain.

Mengurangi aktivitas akan membantu menghilangkan stresnya dan mengurangi tanda-tanda kelelahan tersebut. Namun, jika anak mengalami gejala kelelahan yang parah, bantuan profesional dari dokter anak atau terapis harus segera dicari.

Waktu henti

Waktu henti adalah kunci untuk membantu meredakan kelelahan. Jika anak tidak memiliki waktu luang di siang hari untuk beristirahat, ia cenderung lebih mudah lelah dibandingkan anak yang lain. Waktu henti berarti waktu luang yang tidak terjadwal untuk anak melakukan apa saja yang ia sukai atau bersantai. Kurangi kegiatan ekstrakurikulernya, jika anak tidak memiliki waktu istirahat dalam jadwalnya.

2. Jadwal berlebih membunuh waktu bermain dan kreativitas

Freepik

Anak masih butuh waktu untuk menjadi anak-anak. Ketika jadwalnya setiap hari dipenuhi dengan kegiatan seperti kursus balet, sepak bola, dan musik yang terorganisir, dan hanya istirahat untuk makan malam dan waktu tidur, maka jadwalnya terlalu berlebihan.

Anak perlu waktu luang sepulang sekolah untuk bersantai dan bermain. Jika tidak memilikinya, anak cenderung kehilangan waktu bermain. Padahal waktu bermain sangat penting untuk perkembangan anak.

Jika tidak mendapatkan cukup waktu untuk bermain, kemampuan anak untuk mengembangkan kreativitasnya menurun. The Genius of Play menjelaskan bahwa ada enam manfaat perkembangan utama yang didapatkan anak dari waktu bermain:

  • Kreativitas
  • Pengembangan keterampilan sosial
  • Perkembangan kognitif
  • Perkembangan fisik (yaitu, keseimbangan, koordinasi)
  • Kemampuan berkomunikasi
  • Perkembangan emosional

Anak-anak membutuhkan waktu istirahat setelah sekolah agar dapat bersantai, dan bermain. Penelitian dari Journal of Early Childhood Development and Care menunjukkan bahwa anak-anak perlu bermain untuk mengatasi kecemasan, stres, dan kekhawatiran.

Waktu bermain memberikan jalan bagi anak untuk mengelola emosinya dengan cara yang sehat dan membantu pengembangan kreativitasnya.

Solusinya yaitu dengan memastikan anak memiliki waktu untuk bermain setelah sekolah. Batasi kegiatan, sehingga anak tidak terjadwal setiap hari dan bisa bermain sepulang sekolah.

3. Penjadwalan yang berlebihan menyebabkan stres dan tekanan

Freepik

Ketika anak mengalami jadwal yang berlebihan akibat tekanan orangtua yang menginginkan anak berprestasi, maka anak bisa merasa stres. Tekanan kepada seorang anak untuk berprestasi baik di bidang akademik, musik, berbagai olahraga, adalah kenyataan bagi banyak anak.

Anak yang dijadwalkan dalam semua kegiatan ini seringkali dapat merasakan stres dan tekanan, terutama ketika ia diharapkan untuk berhasil dalam semua kegiatan tersebut. Namun, cukup sulit bagi anak untuk menjadi baik atau berhasil dalam satu atau beberapa aktivitas.

Sebaiknya, Mama tidak menjadwalkan anak dalam berbagai aktivitas dengan ekspektasi unggul dalam semua aktivitas. Mama juga harus mempertimbangkan minat anak. Jika anak tidak tertarik pada satu aktivitas, kemungkinan besar ia akan merasa stres dan tertekan untuk melakukannya.

Biarkan anak membantu dalam memilih aktivitas yang ingin diikuti. Selain itu, batasi juga jumlah aktivitas yang dilakukan, karena tentunya anak membutuhkan waktu istirahat dan waktu untuk bermain.

4. Lebih banyak mengonsumsi makanan cepat saji

Freepik/Rawpixel-com

Makanan cepat saji seringkali menjadi pilihan ketika anak harus datang pada berbagai aktivitas. Bagaimanapun, makan cepat saji adalah pilihan makanan yang kurang sehat. Kentang goreng dan hamburger tidak dapat membantu anak berkembang secara nutrisi.

Ketika terburu-buru, tak jarang Mama membuat pilihan makanan cepat saji yang rendah nutrisi karena tidak dapat meluangkan waktu untuk memikirkan nilai gizi makanan dan pola makan seimbang anak.

5. Makan malam keluarga hanyalah sebuah kenangan

Freepik/Pressfoto

Makan malam adalah waktu yang sangat berharga bagi setiap keluarga. Ini memberikan kesempatan bagi anggota keluarga untuk membahas hari mereka, termasuk pekerjaan dan kegiatan sekolah mereka.

Ini adalah waktu ketika teknologi benar-benar dikesampingkan, sehingga setiap orang dapat fokus berkomunikasi satu sama lain dan mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupannya masing-masing.

Ketika aktivitas anak terjadwal pada malam hari, waktu berharga keluarga di meja makan itu bisa hilang. Waktu makan malam bisa menjadi masa lalu karena orangtua menjadwalkan terlalu banyak aktivitas untuk anak dan mungkin untuk diri sendiri.

Ingatlah waktu yang Mama miliki dengan anak bisa cepat berlalu. Tak lama kemudian, anak akan menjadi dewasa dan mulai hidup sendiri. Sehingga Mama tidak boleh mengabaikan kesempatan untuk menjalin ikatan dengan anak saat makan makan.

Selain itu, makan malam memungkinkan Mama membuat pilihan makanan yang seimbang dan sehat, serta mengajari anak tentang pentingnya asupan makanan yang baik untuk tubuh.

Cara Mencegah Aktivitas Anak Agar Tidak Terlalu Berlebihan

Kini Mama telah mengetahui bahaya dari terlalu banyak memberikan aktivitas untuk anak. Walaupun tujuannya positif, namun banyak aktivitas justru bisa berdampak negatif bagi kehidupan dan kesehatan anak. Untuk mencegahnya, Mama dapat menerapkan tips-tips berikut ini:

1. Dengarkan minat anak dan kegiatan apa yang ingin dilakukan

Freepik/Karlyukav

Orangtua dengan anak dengan jadwal yang terlalu padat sebenarnya memiliki tujuan yang baik. Mereka ingin anaknya sukses, sehingga memberikan anak setiap kesempatan untuk mewujudkannya dan membantunya menemukan kesuksesan dalam hidup.

Dalam kasus lain, beberapa orangtua mungkin tidak mendapatkan kesempatan seperti itu ketika masih kecil dan merasa kehilangan banyak hal. Oleh karena itu, mereka memberikan kesempatan yang terlewatkan itu kepada anaknya sejak usia kecil.

Sayangnya, minat orangtua tidak selalu sama dengan minat anak. Untuk mencegahnya, Mama perlu mendengarkan anak. Jika kegiatan tersebut adalah sesuatu yang tidak disukai, tanyakan kepada anak mama apa yang ingin ia lakukan, dan kemudian hilangkan kegiatan yang tidak disukainya.

2. Hindari mendaftarkan anak kursus yang berbeda pada satu waktu

Freepik/Prostooleh

Hindari mendaftarkan anak ke tiga cabang olahraga pada saat yang bersamaan untuk melihat mana yang anak sukai atau kuasai. Tak hanya olahraga saja, namun ke program kelas lainnya. Melakukan hal tersebut justru akan membuat anak memiliki jadwal berlebihan.

Sebagai gantinya, Mama dapat menggunakan waktu liburan untuk mencoba berbagai aktivitas yang anak minati. Demikian pula, ajarkan anak komitmen dengan menyelesaikan sebuah program atau kelas bakat.

3. Catat aktivitas mingguan seluruh anggota keluarga

Freepik/Racool_studio

Sebelum anak melakukan kegiatan baru, Mama juga perlu melihat apa yang dilakukan setiap anggota keluarga lainnya. Aktivitas anak juga tanggung jawab untuk orangtua.

Contohnya, orangtua harus mengantar-jemput anak ke setiap kelas.

Sehingga catat setiap aktivitas mingguan keluarga dan membagi perannya, seperti siapa yang mengantar-jemput anak pergi kursus pada waktu tertentu, kemudian kapan waktu anak harus berisitirahat, makan malam bersama keluarga, dan lain-lain.

Terlepas dari semua dampak di atas, bukan berarti Mama tidak boleh mendaftarkan anak untuk aktivitas yang berbeda ya! Karena semua itu adalah aktivitas yang dapat membantu anak mengembangkan berbagai kemampuan hidup yang berharga.

Namun tujuannya, adalah untuk mendaftarkan anak pada hal-hal yang benar-benar ia nikmati, dan menghindari anak dari jadwal yang berlebihan, dengan tidak membiarkan terlalu banyak aktivitas pada satu waktu.

Baca  juga:

The Latest