TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Imunisasi Ganda Mampu Tingkatkan Proteksi Tubuh Anak dari Penyakit

Selain baik untuk kesehatan, pemberian imunisasi ganda juga membuat waktu lebih efisien

Freepik/freepik

Banyak orangtua yang merasa cemas dengan adanya program imunisasi ganda karena dianggap dapat memberatkan anak. Pasalnya, program ini membuat seorang anak harus memperoleh dua kali suntikan di waktu bersamaan.

Imunisasi ganda merupakan pemberian imunisasi lebih dari satu jenis vaksin kombinasi dalam satu kali kunjungan.

Suntikan dilakukan di dua bagian tubuh, bisa pada paha bagian kanan, kiri, atau satu bagian saja, namun memiliki jarak suntik minimal 2,5 cm.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari, mengatakan orangtua sebaiknya tidak perlu ragu lagi untuk mendaftarkan anak pada program imunisasi ganda.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa imunisasi ganda atau multiple injections termasuk aman dan telah disetujui untuk diberikan pada anak.

Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas imunisasi ganda mampu tingkatkan proteksi tubuh anak dari penyakit.

1. Tak hanya baik untuk kesehatan, pemberian imunisasi ganda juga membuat waktu lebih efisien

Freepik/Prostooleh

Hindra Irawan menjelaskan, imunisasi ganda bermanfaat untuk melindungi anak dari berbagai penyakit, mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan, dan meningkatkan efisiensi program imunisasi.

Dengan melakukan imunisasi ganda, anak bisa segera mendapatkan perlindungan tubuh secara ekstra, apalagi saat rentan. Selain itu, pemberian imunisasi secara bersamaan juga membuat waktu lebih efisien karena orangtua dan anak tidak perlu beberapa kali datang ke fasilitas kesehatan.

“Berbagai penelitian telah menunjukkan, imunisasi suntikan ganda aman diberikan pada anak. Pemberian suntikan ganda ini sudah lama dilakukan, baik di negara dengan pendapatan tinggi maupun rendah. Pemberian lebih dari dua vaksin hidup bersamaan tidak menyebabkan infeksi berat,” kata Hindra Irawan.

2. Jadwal imunisasi rutin lengkap untuk anak

Dok. UNICEF

Perlu diketahui, suntikan ganda tidak akan menyebabkan anak mengalami diabetes tipe 1. Lewat imunisasi ganda, reaksi alergi juga tidak terbukti meningkat pada anak, terutama asma.

Tidak ada pula bukti yang menyatakan bahwa imunisasi ganda menimbulkan penyakit autoimun. Pemberian imunisasi ganda tidak lebih sakit dibandingkan pemberian imunisasi secara terpisah.

Rasa nyeri atau tidak nyaman pada anak usai mendapatkan suntikan ganda hanya akan dirasakan dalam waktu singkat. Dibanding harus datang dalam jeda hari yang singkat, lebih baik melakukan imunisasi ganda.

3. Efek samping imunisasi ganda pada anak

Freepik/peoplecreations

Apabila anak mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) diharapkan orangtua bisa segera melapor pada petugas kesehatan. KIPI bisa terjadi baik pada anak dengan imunisasi tunggal maupun ganda.

Umumnya, KIPI yang dilaporkan berupa demam, nyeri pada tempat disuntik, atau badan lemah. Meski jarang terjadi, dalam beberapa kasus ditemukan pula munculnya reaksi anafilaksis atau syok akibat alergi berat. Tentu penanganan perlu segera diberikan.

KIPI yang terjadi setelah imunisasi merupakan kondisi umum. Hindra menerangkan, kondisi tersebut adalah bentuk reaksi alamiah dari tubuh.

4. Bagian tubuh yang dilakukan penyuntikan imunisasi ganda

Freepik/Yanadjana

Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunardi mengatakan, imunisasi ganda tidak bisa dihindari.

Sebab, hal ini merujuk pada jadwal pemberian imunisasi dasar anak usia 2, 3, dan 4 bulan yang perlu diberikan dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi pentabio DPT-HB-Hib dan PCV.

Lalu pada imunisasi lanjutan, anak juga akan memperoleh imunisasi penguat dengan imunisasi penstabio dan MR (campak-rubela). Penyuntikan imunisasi ganda bisa dilakukan di bagian tubuh berbeda, misalnya paha kanan dan paha kiri.

Tetapi, suntikan ganda juga bisa dilakukan di tempat yang sama dengan jarak sekitar 2,5 cm. Bagi anak yang sudah bisa berjalan, lokasi suntikan sebaiknya dilakukan di bagian lengan agar tidak menganggu kegiatannya saat berjalan.

“Imunisasi ganda aman dan efisien dalam melengkapi imunisasi anak. Keamanan dan efikasi dari suntikan ganda serupa dengan suntikan terpisah. Untuk itu, tenaga kesehatan perlu yakin dalam merekomendasikan imunisasi ganda,” kata Hartono.

5. Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki kekebalan tubuh sempurna

Freepik/Khosrork

Sejak pandemi Covid-19, data imunisasi menurun secara signifikan. Padahal, cakupan imunisasi yang rendah dapat membuat kekebalan komunitas tidak terbentuk. Akibatnya, kejadian luar biasa atau bahkan wabah sangat berpotensi terjadi.

Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional menurun dari 93,7 persen pada 2019 menjadi 84,2 persen pada 2020. Mirisnya, data tersebut tidak mengalami peningkatan pada tahun 2021.

Menurut penilaian risiko WHO, sebagian besar provinsi di Indonesia berisiko tinggi terkena wabah polio dan campak. Kejadian luar biasa (KLB) terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi juga telah dilaporkan di sejumlah wilajah, seperti KLB Polio di Aceh dan Jawa Barat.

“Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit berbahaya sehingga mudah tertular juga menularkan pada orang lain. Itu sebabnya, lengkapi segera imunisasi dasar anak dengan dilanjutkan dengan pemberian dosis lanjutan pada baduta (anak bawah dua tahun) dan anak usia sekolah dasar,” kata Prima Yosephine, Direktur Pengelolaan Imunisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Nah, itu dia ulasan seputar membahas imunisasi ganda mampu tingkatkan proteksi tubuh anak dari penyakit. Yuk, ajak anak untuk lakukan imunisasi, Ma!

Baca juga:

The Latest