TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Perlu Diketahui, Gejala Penyakit Kawasaki Berkaitan dengan Covid-19

Meski kasusnya jarang ditemui, tetapi umumnya dialami oleh bayi dan anak-anak

Pexels/Pixabay

Dalam beberapa minggu terakhir, anak-anak di 18 negara dilaporkan telah mengalami penyakit misterius yang dijuluki sebagai sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C).

Diperkirakan sudah ada 3 kasus yang berujung kematian telah akibat penyakit ini. Dengan usia pasien terjangkit, yaitu dari 1-18 tahun. Gejala umumnya berupa demam, ruam, mual, muntah, dan sakit perut.

Mengutip laman Parents.com, gejala tersebut sangat mirip dengan penyakit Kawasaki, penyakit peradangan yang dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang pada jantung.

Meskipun terbilang kasus yang cukup langka, tetapi penyakit kawasaki ini memang biasa menyerang bayi dan anak-anak.

Secara lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan mengenai penyakit Kawasaki. Beserta kaitannya dengan Covid-19 yang dilansir dari berbagai sumber. 

1. Penyakit kawasaki termasuk jarang ditemui

Pexels/Kristina Paukshtite

Penyakit Kawasaki merupakan kondisi langka yang biasa menyerang bayi dan anak kecil. "Penyakit ini menyebabkan peradangan (pembengkakan dan kemerahan) pada pembuluh darah di seluruh tubuh," jelas Lolita McDavid, M.D., profesor pediatri umum dan kedokteran remaja di Case Western Reserve University.

Hingga saat ini, dokter belum tahu persis apa yang menyebabkan penyakit Kawasaki. Namun, dokter beranggapan bahwa penyakit Kawasaki terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap pemicu yang belum diketahui.

"Reaksi berlebihan tersebut menyebabkan peradangan pembuluh darah yang tidak terkendali," kata Michael Chang, M.D., seorang dokter anak penyakit menular di McGovern Medical School di UTHealth di Houston.

Dr. Chang menambahkan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun. Selain itu, laki-laki keturunan Asia juga dilaporkan mengidap penyakit Kawasaki lebih banyak dibanding lainnya sehingga pengaruh genetika mungkin saja berperan dalam penyakit Kawasaki. 

2. Gejala Penyakit Kawasaki

Pexels/Gustavo Fring

Gejala penyakit Kawasaki muncul secara bertahap, tetapi untuk dapat didiagnosis, pasien biasanya ditandai dengan mengalami demam selama setidaknya lima hari, ditambah empat gejala yang diuraikan di bawah ini. Namun, perlu diperhatikan bahwa gejalanya tidak selalu terjadi secara bersamaan.

  • Pembengkakan tangan dan kaki

Kondisi ini bisa disertai oleh kemerahan pada telapak tangan dan telapak kaki, serta jari dan kaki bengkak. Tidak banyak penyakit yang memiliki gejala gabungan antara demam dengan pembengkakan sehingga hal jadi ini dapat dianggap sebagai pertanda.

  • Gejala lainnya melibatkan bibir, lidah, dan mulut

Beberapa pasien akan mengalami bibir merah dan pecah-pecah hingga berdarah. Lidah, mulut, dan tenggorokan juga terlihat iritasi. Anak-anak mungkin juga mengalami lidah stroberi— "lidah merah dengan benjolan putih di permukaan,"

  • Kemerahan kedua mata

Tidak seperti infeksi mata lainnya, kemerahan ini tidak datang dengan drainase.

  • Ruam dan kulit mengelupas

Munculnya ruam serta kulit yang mengelupas biasanya terjadi pada bagian punggung, perut, lengan, tungkai, dan area genital.

  • Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di leher. 

3. Bisa memengaruhi kinerja jantung

Pexels/Kaboompicscom

Dalam beberapa kasus ekstrem, penyakit Kawasaki bahkan dapat memengaruhi jantung secara negatif. "Salah satu komplikasi yang sangat penting adalah dapat menyebabkan kerusakan pada arteri, termasuk arteri koroner, yang memasok otot jantung itu sendiri," kata Daniel J. Penny, M.D., kepala kardiologi di Rumah Sakit Anak Texas.

Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan melemahnya dinding arteri sehingga menggelembung yang disebut aneurisma. Kadang-kadang gumpalan dapat terbentuk di aneurisma ini dan dapat memblokir arteri yang mengarah ke serangan jantung. Selain itu, penyakit Kawasaki juga dapat memengaruhi otot jantung secara langsung sehingga merusak fungsinya. 

4. Diagnosis dan perawatan penyakit Kawasaki

Pexels/Anna Shvets

Untuk mendiagnosis penyakit Kawasaki, dokter akan melakukan beberapa tes darah dan ekokardiogram (ultrasound jantung). Bahkan jika hasil ekokardiogram pada awalnya normal, hal tersebut harus diulang pada interval selama minggu-minggu berikutnya.

Kemudian, pasien dapat didiagnosis dengan "penyakit Kawasaki tidak lengkap" jika mereka hanya mengalami beberapa gejala yang diuraikan di atas.

Dokter juga dapat mempertimbangkan "penyakit Kawasaki atipikal" jika pasien memiliki beberapa tanda plus gejala tidak biasa lainnya.

Tidak peduli seberapa parah penyakit Kawasaki, perawatannya tetap sama, yaitu pasien akan dirawat di rumah sakit dan menerima infus imunoglobulin, atau IVIG, dan aspirin intravena.

5. Penyakit Kawasaki berkaitan dengan Covid-19

Pexels/Cotton Bro

Jadi, apakah virus Covid-19 saat ini dapat menyebabkan penyakit Kawasaki pada beberapa anak? Kebanyakan ahli ternyata tidak berpikir demikian.

Dikarenakan bahwa anak-anak sebenarnya hanya mengalami sindrom unik yang disebabkan oleh respon inflamasi luar biasa terhadap Covid-19. Beberapa orang dewasa juga memiliki respons imun yang parah seperti anak-anak. 

Maka, belum dapat dipastikan bahwa penyakit Kawasaki ini berkaitan erat dengan Covid-19. 

Baca juga:

The Latest