TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ini Alasan Kakak dan Adik Sering Bertengkar

Susah banget sih bikin anak-anak akur?

kid101.com

Mempunyai anak lebih dari satu adalah kebahagiaan sekaligus tantangan yang berlipat bagi orangtua.

Harus semakin pintar membagi waktu, bijak dalam menghadapi masalah, dan menerapkan pola asuh yang sesuai.

Tantangan terberat yang harus dihadapi di awal adalah menyiapkan si Kakak menyambut kelahiran adiknya.

Setelah itu, Mama dan Papa harus bisa menyeimbangkan perhatian agar tidak melukai hati si Kakak.

Tapi, meski orangtua sudah berusaha selalu seimbang dalam memberikan kasih sayang, kakak dan adik masih saja bertengkar.

Apalagi saat Adik mulai bisa berbicara, berjalan, bahkan bermain sendiri. Dari mulai berebut mainan, makanan, sampai remote TV.

Pertengkaran seringnya diakhiri dengan tangisan Adik dan Mama menyalahkan Kakak. Apakah ini tepat?

Popmama.com mencoba untuk memberikan pengetahuan singkat pada Mama tentang penyebab kakak beradik bertengkar, dan bagaimana cara bijak mengatasinya. Simak yuk!

Kenali Ragam Penyebab Pertengkaran Anak

Pxhere

Pada dasarnya, pertengkaran yang terjadi antara kakak dan adik dengan usia masih kecil sangat wajar terjadi.

Kompetensi sosial mereka belum berkembang optimal, sehingga belum mampu memahami kompromi, menghargai perasaan orang lain, atau mengalah.

Anak kecil selalu ingin menang sendiri dan mendapatkan yang ia mau.

Penyebab umum pertengkaran kakak dan adik bisa dibagi menjadi dua, pertama pola asuh orangtua dan kedua adalah pribadi masing-masing anak.

Penyebab kedua didasari oleh perkembangan emosi anak yang masih labil.

Jadi seiring berjalannya waktu akan membaik dengan sendirinya. Tapi faktor pertama inilah yang harus dibenahi, bagaimana pola asuh orangtua terhadap dua anak berbeda.

Kesalahan orangtua yang jarang disadari adalah membanding-bandingkan.

Mungkin tidak mengatakannya langsung pada anak, tapi mereka mendengar saat Mama berbincang dengan saudara atau tetangga.

Anak kecil sepertinya belum paham apa-apa, tapi perasaannya sudah berfungsi dengan baik.

Mama atau Papa kadang juga tak menyadari sikap keberpihakan saat menghadapi mereka.

Ketika Adik dan Kakaknya berebut mainan, Mama lebih sering meminta Kakak mengalah.

Lalu hal ini terulang lagi ketika mereka bertengkar dengan alasan lain.

Si Adik bakalan menangis sehingga mungkin menyebabkan kakak marah.

Mama mungkin lebih fokus menenangkan adik dengan alasan ia masih terlalu kecil.

Tapi Mama lupa bahwa kakak yang dalam keadaan dikuasai emosi juga butuh ditenangkan.

Apakah Kakak dan Adik yang Bertengkar Harus Segera Dilerai?

Pxhere

Sebaiknya, hindari menjadi penonton saat kakak dan adik bertengkar.

Keberadaan Mama di tengah mereka memicu salah satu mengadu lebih dulu.

Bukannya mereda, kondisi justru kian memanas karena mereka berebut perhatian Mama.

Amati dulu dari jauh selagi tangisan adik masih wajar dan gak sampai membuatnya sesak napas. Amati juga kakak jangan sampai bertindak kasar pada adiknya.

Selain itu, hindari memberi nasihat pada mereka secara bersamaan sesaat setelah bertengkar.

Tunggu sampai emosi mereda dan manfaatkan kesempatan lain. Saat sedang menyuapi adik, tanyakan apa yang membuatnya bertengkar dengan kakaknya. Nasihati pelan-pelan bahwa bertengkar itu tidak baik. 

Utarakan nasehat yang sama pada Kakak di lain kesempatan. Saat Mama menemaninya mengerjakan PR atau belajar, nasehati ia dan hindari perintah mengalah.

Sering menyuruh si Sulung mengalah akan membuatnya merasa tersudut. Posisikan kedua anak ini sama pentingnya, mengalah bukan hanya tugas kakak tapi adik juga.

Penuhi Hak Istimewa Masing-Masing Anak

commons.wikimedia.org

Bisa melihat anak-anak akur dan sering menghabiskan waktu bersama memang menyenangkan. Tapi Mama jangan sampai lupa memenuhi hak mereka masing-masing.

Kakak dan adik sama-sama memiliki hak untuk menghabiskan waktu berdua saja dengan Papa atau Mama.

Menyempatkan waktu untuk berdua saja dengan anak secara adil bisa mengurangi potensi pertengkaran.

Karena kakak dan adik merasa mendapat perhatian yang adil dari orangtua.

Baca juga:

The Latest