TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kronologi Kasus Seragam Sekolah Rp 2,3 Juta, Kepsek Akhirnya Dicopot

Dinas Pendidikan Provinsi Jatim langsung menangani kasus seragam yang membuat heboh

IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Baru-baru ini, berita tentang salah satu SMA di Tulungagung, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial. 

Seorang wali murid mengeluh tentang harga yang sangat mahal untuk paket seragam yang disediakan oleh sekolah. 

Keluhan ini menyita perhatian warganet karena dianggap sebagai biaya yang tidak wajar.

Akibatnya, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur merespons cepat kasus tersebut dengan mencopot sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Kedungwaru yang bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Nah, kali ini Popmama.com telah rangkum terkait kronologi kasus seragam sekolah Rp 2,3 juta hingga kepsek akhirnya dicopot.

1. Wali murid keluhkan harga seragam yang mencapai Rp 2,3 juta

IDN Times/Istimewa

Seorang wali murid di SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, yang diidentifikasi dengan inisial NN, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap harga seragam sekolah yang tinggi untuk anaknya.

Berdasarkan lembar rincian yang ditunjukkan oleh NN, tertera bahwa paket seragam untuk siswa dibanderol seharga Rp 2.360.000.

Harga tersebut hanya mencakup kain lembaran, sementara wali murid harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menjahit seragam tersebut.

NN menyatakan bahwa satu setel kain seragam abu-abu putih dihargai sebesar Rp 359.400. Padahal menurutnya, kain serupa di pasaran biasanya dijual dengan harga Rp 150.000.

Meskipun demikian, pihak SMAN 1 Kedungwaru membantah bahwa mereka memaksa siswa baru untuk membeli kain seragam melalui sekolah.

Mereka menjelaskan bahwa meskipun ada paket seragam yang ditawarkan oleh sekolah, namun siswa memiliki kebebasan untuk membeli kain seragam di tempat lain sesuai dengan preferensi dan anggaran masing-masing

2. Disdik Jatim langsung selidiki masalah ini

IDN Times/Bramanta Pamungkas

Setelah beredarnya kabar tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa mereka telah mengirimkan tim untuk menyelidiki masalah harga seragam yang mencapai lebih dari Rp 2 juta.

Hasil identifikasi dan analisis dari tim menunjukkan bahwa ada kesalahan dalam prosedur operasi standar atau Standart Operating Procedure (SOP) yang tidak dipatuhi oleh SMAN I Kedungwaru Tulungagung dalam proses pengadaan seragam sekolah.

“Ada kesalahan SOP yang dilakukan SMAN I Kedungwaru Tulungagung,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai.

3. Kepsek SMAN I Kedungwaru Tulungagung dicopot sementara

Freepik

Sebagai akibat dari insiden penjualan seragam yang dikeluhkan oleh sejumlah wali murid, Disdik Jatim telah memberhentikan sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMAN 1 Kedungwaru di Tulungagung, Jawa Timur, yang bernama Norhadin.

"Plt Kepala SMAN I Kedungwaru Tulungagung telah dicopot dari jabatannya sementara," ungkap Aries Agung Paewai.

4. Disdik Jatim beri solusi agar masalah seperti ini tak terulang

Freepik/Jcomp

Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, Disdik Jatim akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tingkat kepatuhan masing-masing satuan pendidikan.

Disdik Jatim juga telah memberikan instruksi kepada satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB Negeri agar tidak mewajibkan pembelian seragam sekolah yang ditentukan oleh sekolah.

"Setiap satuan pendidikan dilarang mewajibkan orangtua atau wali murid untuk membeli seragam dari koperasi sekolah. Jadi tidak boleh ada paksaan pembelian seragam melalui koperasi," tegas Aries.

Itu dia kronologi kasus seragam sekolah Rp 2,3 juta hingga kepsek akhirnya dicopot. 

Semoga dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh Disdik Jatim, insiden serupa tidak akan terulang di kemudian hari. 

Baca juga:

The Latest