TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa Saja Pemicu Endometriosis? Ini 5 Penyebab dan Cara Mencegahnya

Bisa karena bawaan dan pemicu dari lingkungan

Freepik/kroshka__nastya

Endometriosis adalah penyakit yang banyak dialami perempuan namun jarang yang menyadarinya. Kira-kira, apa saja ya pemicunya?

Banyak perempuan yang merasa biasa saja saat mengalami sakit saat menstruasi dan menganggap itu bukan masalah besar. Namun sayangnya, hal ini bisa jadi salah satu gejala endometriosis. 

Jika dibiarkan, maka bisa mengganggu keseharian seseorang dan bahkan menyulitkan untuk memiliki keturunan. 

Lalu, seperti apa itu endometriosis dan apa saja pemicunya dan cara mencegahnya? Popmama.com akan menjabarkannya untuk Mama. 

1. Mengenal endometriosis

Freepik

Endometriosis adalah penyakit yang inflamasi yang terjadi di pelvik yang memiliki gejala nyeri di perut bagian bawah. Nyerinya biasanya sangat khas, yaitu sebelum, saat, dan setelah menstruasi.

Dokter pendiri SMART IVF dan Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia, Profesor Dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), MPH mengatakan, nyerinya bisa dirasakan juga saat buang air kecil, air besar, dan saat berhubungan seksual. 

Penyebabnya adalah darah haid yang membalik dan menjadi penempelan serta pertumbuhan sel di luar uterus. Jaringan ini punya kemampuan tumbuh dan menginvasi jaringan sekitarnya. 

2. Penyebabnya bisa disebabkan oleh bawaan

Freepik

Dr dr Andon Hestiantoro SpOG(K), MPH, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi serta Dokter Peneliti Utama penelitian ENVISIOeN di Indonesia mengungkapkan bahwa pemicu utamanya adalah bawaan yang sudah dimiliki seseorang. 

"Pada orang yang punya bawaan, di dalam darah haid itu sudah ada stem cell endometriosis," ujarnya. 

Oleh karena itu, darah tersebut bisa membalik dan menjadi endometriosis. 

3. Bisa juga karena lingkungan

Freepik

Lebih lanjut, dr Andon mengatakan bahwa gen itu seperti saklar lampu. 

"Penyakit itu bisa menyala karena karena gaya hidup dan lingkungan. Pencemaran, polusi, hal ini bisa jadi pemicu bagi perempuan yang punya bakat"

Tak bisa dipungkiri, saat ini hampir di mana saja bisa terpapar polusi dan zat beracun. Di jalan, sudah pasti terpapar polusi dari asap kendaraan bermotor. Jika mengonsumsi makanan, ada zat pestisida yang masih menempel di makanan. 

Itulah pentingnya menjaga gaya hidup dan lingkungan yang sehat agar saklar penyakitnya tidak menyala. 

4. Gaya hidup yang tidak sehat

Freepik/jcomp

"Endometriosis juga bisa disebabkan oleh epigenetik," ujar dr Andon.

Perubahan epigenetik adalah kondisi biasa dan alami, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, lingkungan, gaya hidup, dan penyakit tertentu. 

"Dipengaruhi lingkungan, gaya hidup, banyak perempuan yang malas bergerak, tidak kena matahari, lebih gemuk yang lebih mudah memicu masalah ini," tuturnya. 

Lebih lanjut, dr Andon menjelaskan, lemak jenuh menjadi pemicu oksidatif, vitamin D yang kurang juga, dan omega 3 yang kurang. Beberapa makanan dianggap pro inflamasi seperti daging merah, makanan ultraproses seperti sosis dan sejenisnya bisa jadi pemicu lain. 

"Gluten, penggunaan gula pasir berlebihan, bahkan kopi juga bisa menjadi makanan pemicu inflamasi," jelasnya. 

5. Cara mencegah dan mengobatinya

Freepik/Jcomp

Diperlukan beberapa cara untuk mencegah inflamasi yang bisa menyebabkan endometriosis.

"Makanan kacang-kacangan, minyak ikan, omega 3, vitamin D, cukup serat, itu semua bisa mencegah endometriosis," ujarnya. 

Sedangkan jika sudah ada endometriosis, pengobatannya adalah menggunakan terapi hormon. Hal ini disebabkan karena endometriosis adalah sebuah penyakit yang tidak bisa sembuh sepenuhnya. 

"Pengobatan hormon resepsi untuk menghilangkan dan mengurangi levi atau mematikan endometriosisnya bisa digunakan," ungkap Prof Iko. 

Itu dia beberapa penyebab kenapa seseorang bisa terkena endometriosis dan bagaimana cara menanganinya. Meski berat dan diperlukan konsistensi tinggi, namun usahakan untuk selalu hidup sehat, ya!

Baca juga:

The Latest