Bayi Sering Mengisap Jari, Wajar atau Tidak?

Si Kecil sudah mulai hobi mengisap jarinya sendiri, apakah hal ini normal?

8 Januari 2022

Bayi Sering Mengisap Jari, Wajar atau Tidak
Pexels/Lyudmila Logvinenko

Seiring dengan bertambahnya usia, beberapa bayi punya kebiasaan mengisap jarinya sendiri. Bahkan, kebiasaan ini diyakini dapat membuat bayi tenang dan tidurnya akan jauh lebih nyenyak.

Namun, ada beberapa keadaan di mana jari tangan atau jari kaki si Kecil sedang kotor. Jika, si Kecil dibiarkan mengisap jarinya yang tengah kotor tentu saja bisa mendatangkan penyakit, sebab kuman atau bakteri dapat ikut masuk ke dalam mulutnya.

Untuk itu, Mama perlu mengawasi saat si Kecil mengisap jarinya. Berikut Popmama.comrangkumkan beberapa informasi seputar kebiasaan mengisap jari pada bayi. 

Mengapa Bayi Suka Mengisap Jari?

Mengapa Bayi Suka Mengisap Jari
Pexels/Alexey Makhinko

Dilansir dari Mayo Clinic, bayi memiliki refleks mencari (rooting reflex) secara alami sehingga menyebabkan ia suka mengisap.

Oleh sebab itu, mereka suka memasukkan ibu jari atau jari lainnya ke dalam mulut. Faktanya hal ini juga terjadi bahkan sejak masih di dalam perut.

Terlebih, kebiasaan mengisap paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir hingga usianya 3 bulan. Justru hal itu menandakan si bayi tumbuh dalam keadaan sehat dan normal.

Mengisap jari juga membuat bayi merasa aman, tenang, bahkan bisa si Kecil tidur pulas. Pada akhirnya, beberapa bayi mengulang perilaku tersebut dan malah menjadikannya kebiasaan.

Editors' Pick

Refleks Isap Bisa Menandakan Kondisi Kesehatan Bayi

Refleks Isap Bisa Menandakan Kondisi Kesehatan Bayi
Freepik

Ternyata, bukan berarti semua bayi memiliki refleks isap yang baik. Hal ini juga bisa menandakan kondisi kesehatan si bayi.

Refleks mengisap jari lebih pelan pada bayi prematur ketimbang bayi yang sehat. Pertumbuhan bayi prematur yang belum terlalu sempurna menjadi penyebabnya.

Sedangkan, pada bayi yang sedang sakit, misalnya mengalami gangguan pernapasan berat yang membuatnya dalam kondisi lemah. Refleks isapnya pun tidak baik hingga memerlukan selang karena tak mampu untuk mengisap.

Dampak Jika Si Kecil Terlalu Sering Mengisap Jari

Dampak Jika Si Kecil Terlalu Sering Mengisap Jari
Pexels/Santanu Dey

Seringkali kebiasaan mengisap jari ini tidak menjadi perhatian khusus hingga waktu gigi permanen si Kecil tumbuh.

Namun, di titik ini kebiasaan mengisap jari terutama jari jempol mulai mempengaruhi langit-langit mulut atau susunan giginya.

Adanya risiko masalah gigi yang timbul tergantung dengan seberapa sering dan seberapa intens si Kecil suka mengisap jarinya. Efek dari kebiasaan ini juga dapat mempengaruhi kemampuan mengunyah si Kecil.

Ketika si Kecil memasukkan jari ke dalam mulut, mereka memberikan tekanan yang tidak diinginkan pada gigi dan jaringan lunak di sekitar rongga mulut dan dapat menyebabkan masalah gigi dan rahang.

Hal ini mempengaruhi pola pertumbuhan rahang, lengkung gigi, dan jaringan pendukung gigi.

Posisi gigi depan dan rahang bisa tampak maju serta muncul gigitan terbuka. Jika itu terjadi maka perlu perawatan tambahan oleh dokter gigi.

Melansir dari American Academy of Pediatrics, karena itu beberapa ahli merekomendasikan untuk mengatasi kebiasaan mengisap sebelum usia si kecil 3 tahun.

Haruskah Menghentikan Kebiasaan Mengisap Jari?

Haruskah Menghentikan Kebiasaan Mengisap Jari
stocksy.com

Normalnya, beberapa anak berhenti mengisap jarinnya sendiri pada usia 6 atau 7 bulan atau antara usia 2 dan 4 tahun.

Tetapi, bebarapa anak yang berhenti mengisap bisa kembali ke perilaku tersebut saat mereka sedang stres.

Jadi, apa yang bisa Mama lakukan untuk mendorong si Kecil berhenti dari kebiasaannya mengisap jari?

  1. Bicaralah dengan si Kecil secara halus, bijak dan bisa diterima oleh nalarnya mengenai dampak buruk jika keseringan mengisap jari. Memberikan pengertian pada si Kecil serta penjelasan mengenai sisa kotoran yang menempel pada tangan dan masuk ke sela-sela kuku akan membuatnya bisa sakit perut.
  2. Terkadang, memilih tidak memperhatikan si Kecil mengisap jari sudah cukup untuk menghentikan perilaku tersebut. Terutama jika anak mama menggunakan perilaku tersebut untuk mendapatkan perhatian.
  3. Puji si Kecil atau berikan hadiah kecil, seperti mendongengkan sebuah cerita atau mengajaknya bermain untuk mengalihkan perhatiannya.
  4. Identifikasikan pemicu kenapa si Kecil terus-terusan mengisap jari. Jika bayi Mama mengisap jarinya sebagai bentuk respons terhadap stres, kenali akar masalah sebenarnya. Berikan kenyamanan dengan cara lain misalnya dengan pelukan atau kata-kata yang menenangkan. Mama juga bisa memberi si Kecil bantal atau boneka binatang untuk diremas.
  5. Berilah peringatan yang lembut. Jika bayi mama mengisap ibu jarinya tanpa ada alasan atau hanya karena penasaran, dengan lembut ingatkan dia untuk berhenti. Jangan malah memarahi atau mengkritik si Kecil, ya Ma.
  6. Cara sederhana juga bisa dilakukan dengan memberi sarung tangan pada bayi.

Kebiasan mengisap jari pada bayi adalah hal alami dan normal jadi Mama tidak perlu mengkhawatirkannya.

Namun perlu diingat, para orangtua harus memperhatikan jika kebiasaan menghisap jari terus berlanjut hingga usia lebih dari 3-5 tahun. Butuhnya pengawasan dari Mama dan Papa untuk menghindari risiko serius pada mulut si Kecil.

Nah, itu tadi informasi seputar kebiasaan mengisap jari pada bayi. Semoga membantu, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest