Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Apakah Skrining Hipotiroid Kongenital pada Bayi Ditanggung BPJS?

ilustrasi bayi  baru lahir (unsplash.com/Christian Bowen)
ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Christian Bowen)
Intinya sih...
  • Skirining hipotiroid kongenital pada bayi penting untuk mencegah keterlambatan perkembangan.
  • Skrining dapat dilakukan secara gratis di fasilitas kesehatan pemerintah yang bekerja sama dengan BPJS.
  • Hipotiroid kongenital dapat menyebabkan anemia, gangguan pendengaran, dan disabilitas intelektual jika tidak diobati.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hipotiroid kongenital adalah jenis hipotiroidisme yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid bayi baru lahir tidak berkembang dengan baik atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga mengakibatkan defisiensi hormon tiroid.

Jika tidak diobati, hipotiroid kongenital dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan. Faktanya, hipotiroid kongenital merupakan salah satu faktor risiko disabilitas intelektual yang paling umum dan dapat dicegah. Oleh karena itu, dokter akan memeriksa fungsi tiroid bayi baru lahir segera setelah lahir. Mereka dapat melakukannya dengan tes darah sederhana.

Mama mungkin bertanya, apakah skrining hipotiroid kongenital pada bayi ditanggung BPJS? Nah, jawabannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.

ilustrasi dokter (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi dokter (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Apakah Skrining Hipotiroid Kongenital pada Bayi Ditanggung BPJS?

Penyakit hipotiroid kongenital sendiri merupakan kondisi dimana fungsi kelenjar tiroid pada bayi menurun atau berkurang dan bukan merupakan penyakit bawaan. Secara umum bayi tidak menunjukkan adanya gejala penyakit hipotiroid kongenital namun demikian, bayi yang baru lahir perlu untuk mengikuti skrining hipotiroid kongenital (SHK).

Skrining hipotiroid kongenital adalah skrining/uji saring dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang baru lahir. Skrining ini dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang menderita hipotiroid kongenital dan bayi yang bukan penderita, sehingga bayi mendapatkan penanganan secara cepat dan tidak akan memberikan dampak yang cukup serius terhadap tumbuh kembang bayi, Ma.

Skrining dilakukan sedini mungkin terutama pada 48 sampai 72 jam pertama kehidupan. Tapi, apakah skrining ini ditanggung oleh BPJS?

Berita baiknya, dilansir dari laman Ayo Sehat Kemkes, skrining ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan pemberi layanan kesehatan ibu dan anak terdekat atau fasilitas kesehatan milik pemerintah untuk bisa mendapatkan pemeriksaan secara gratis. Artinya, skrining hipotiroid kongenital pada bayi ditanggung BPJS, ya, Ma. Namun Mama juga disarankan untuk berkonsultasi lagi dengan fasilitas kesehatan untuk lebih memastikan dan mendapat informasi tentang prosedurnya.

Hipotiroid kongenital terjadi pada sekitar 1 dari setiap 3.000 hingga 4.000 bayi baru lahir. Bayi perempuan dua kali lebih mungkin mengalami kondisi ini.

Sebagian besar bayi dengan hipotiroid kongenital membutuhkan perawatan seumur hidup berupa obat-obatan (penggantian hormon tiroid). Namun, beberapa bayi mengalami hipotiroid kongenital sementara yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Dengan perawatan yang tepat, anak-anak dengan hipotiroid kongenital dapat menjalani kehidupan yang sangat normal.

ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Visualss)
ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Visualss)

Apa Penyebab Hipotiroid Kongenital?

Penyebab paling umum dari hipotiroid kongenital adalah sekelompok kondisi yang disebut disgenesis tiroid. Kondisi-kondisi ini meliputi:

  • Kelenjar tiroid ektopik (ketika kelenjar tiroid berada di lokasi yang berbeda dari seharusnya),
  • Agenesis tiroid (kelenjar tiroid hilang),
  • Hipoplasia tiroid (kelenjar tiroid yang kurang berkembang).

Penyebab yang kurang umum meliputi:

  • Mutasi genetik (perubahan) yang memengaruhi produksi hormon tiroid,
  • Defisiensi yodium selama kehamilan,
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan (seperti litium atau obat antitiroid), yang dapat mengganggu produksi hormon tiroid,
  • Pengobatan kanker tiroid (seperti yodium radioaktif) selama kehamilan.
ilustrasi bayi sakit (parentcircle.com)
ilustrasi bayi sakit (parentcircle.com)

Gejala Hipotiroid Kongenital

Tidak selalu jelas ketika bayi baru lahir mengalami hipotiroid kongenital. Itulah salah satu alasan mengapa skrining tiroid sangat penting.

Tanda-tanda peringatan dini dapat berkembang selama beberapa minggu pertama kehidupan dan mungkin termasuk:

  • Konstipasi,
  • Penurunan tonus otot (hipotonia),
  • Kesulitan makan,
  • Ikterus yang tak kunjung sembuh,
  • Lesu,
  • Suara serak saat menangis,
  • Hipotermia (suhu tubuh rendah).

Tanpa pengobatan, bayi dapat mengalami gejala-gejala hipotiroid kongenital ini seiring waktu:

  • Distensi abdomen (perut bengkak),
  • Anemia,
  • Bradikardia (detak jantung lambat),
  • Rambut kasar,
  • Kulit dingin dan kering,
  • Struma (pembesaran kelenjar tiroid),
  • Hipotensi (tekanan darah rendah),
  • Makroglosia (pembesaran lidah),
  • Bengkak di sekitar mata.
ilustrasi bayi sakit tenggorokan (pexels.com/Laura Garcia)
ilustrasi bayi sakit tenggorokan (pexels.com/Laura Garcia)

Apakah Ada Komplikasi Hipotiroid Kongenital?

Tanpa pengobatan, hipotiroid kongenital dapat menyebabkan:

  • Anemia,
  • Keterlambatan perkembangan,
  • Gangguan pendengaran,
  • Gagal jantung,
  • Disabilitas intelektual,
  • Masalah penglihatan.
Dokter memeriksa bayi-Pexels/CDC
Dokter memeriksa bayi-Pexels/CDC

Diagnosa Hipotiroid Kongenital

Penyedia layanan kesehatan melakukan skrining tiroid rutin pada semua bayi baru lahir. Untuk melakukan ini, dokter akan mengambil sedikit sampel darah dari tumit bayi untuk memeriksa kadar:

  • TSH (hormon perangsang tiroid), yang mendukung produksi hormon tiroid,

  • T4 (tiroksin), yang membantu mengendalikan pertumbuhan dan metabolisme,

Jika hasil tes darah bayi abnormal, dokter mungkin juga akan melakukan tes pencitraan (seperti pemindaian tiroid atau USG) untuk memastikan diagnosis atau menyingkirkan kemungkinan kondisi lain.

Pengobatan Hipotiroid Kongenital?

Pengobatan hipotiroid kongenital biasanya melibatkan pemberian obat untuk menggantikan hormon tiroid yang hilang. Hormon tiroid yang paling umum adalah levotiroksin — hormon sintetis yang menyerupai hormon T4 bayi. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, jadi Mama perlu menghancurkan pil dan mencampurnya dengan susu formula, ASI, atau air putih bayi.

Dokter endokrinologi anak dapat menunjukkan cara melakukannya dan memberi tahu Mama apakah ada susu formula yang harus dihindari. Beberapa susu formula berbahan dasar kedelai dapat mengganggu penyerapan hormon tiroid.

Bayi perlu mulai mengonsumsi obat dalam bulan pertama kehidupannya untuk mencegah keterlambatan perkembangan permanen atau disabilitas intelektual. Dokter akan memeriksa kadar hormon tiroid dalam darah bayi secara teratur untuk memastikan mereka mendapatkan dosis obat yang tepat.

Biasanya, dokter akan melakukan tes darah:

  • Setiap 1 hingga 2 bulan hingga bayi mencapai usia 6 bulan,

  • Setiap 2 hingga 3 bulan setelah bayi mencapai usia 6 bulan.

Kebanyakan orang dengan hipotiroid kongenital perlu mengonsumsi obat seumur hidup mereka. Beberapa mungkin hanya memerlukan pengobatan sementara. Dokter spesialis endokrinologi anak dapat memberi tahu Mama apa yang dapat diharapkan dalam situasi ini.

Sebagai orangtua, Mama ingin bayi yang baru lahir memasuki dunia yang penuh harapan dan kemungkinan. Mendengar bahwa bayi memiliki kondisi kesehatan tertentu bisa terasa menakutkan dan tidak pasti. Mama mungkin akan memiliki banyak pertanyaan seperti, "Apa arti diagnosis hipotiroid kongenital bagi bayi saya?" "Bagaimana pengaruhnya terhadap mereka?"

Dokter siap menjawab semua pertanyaan Mama. Hubungi dokter untuk mendapatkan informasi. Kabar baiknya adalah dengan pengobatan, si Kecil dapat hidup bahagia dan sehat.

Sekarang Mama sudah mengetahui tentang apakah skrining hipotiroid kongenital pada bayi ditanggung BPJS. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya, Ma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Kenali Risiko Tersembunyi jika Vaksinasi Anak Tidak Lengkap

05 Des 2025, 14:58 WIBBaby