Bayi Kencing Darah, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kencing darah dapat dialami oleh siapa saja, tak terkecuali pada bayi. Kencing darah dalam dunia medis disebut dengan hematuria. Keadaan dimana adanya sel darah merah pada urine.
Pada kondisi normal, sel darah tidak terdapat pada kencing karena ginjal memiliki filter yang dapat mencegah masuknya darah. Adanya kebocoran pada filter inilah yang dapat menyebabkan terjadinya kencing darah.
Jika Mama menemukan bayi dengan kencing darah, jangan panik terlebih dahulu. Hadapi dengan tenang dan segera lakukan pengobatan. Untuk itu, berikut Popmama.com jelaskan secara mendalam mengenai hematuria pada bayi yang dilansir dari berbagai sumber:
1. Penyebab bayi kencing darah

Terjadinya kencing darah pada bayi memiliki penyebab yang berbeda. Namun, ada beberapa kemungkinan penyebab yang dapat Mama ketahui.
- Struktrur abnormal pada saluran kencing, ginjal yang mengandung kista atau tersumbat dapat menyebabkan hematuria. Ultrasonografi ginjal ini dapat menentukan apakah struktur abnormal menyebabkan darah dalam urine.
- Penyakit bawaan, kencing darah dapat disebabkan oleh penyakit keturunan atau bawaan. Beberapa penyakit berbeda yang terjadi dalam keluarga dapat menyebabkan hematuria. Misalnya, penyakit ginjal polikistik, sindrom Alport, penyakit nefritis yang diturunkan dan penyakit sel sabit pada populasi Afrika-Amerika.
- Adanya ketidakseimbangan mineral pada urin, tingginya kadar kalsium dalam urine dapat menyebabkan hematuria. Bayi yang memiliki kadar kalsium tinggi dalam urine lebih cenderung memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat batu ginjal sehingga rentang mengalami kencing darah.
- Glomerulonefritis atau peradangan dalam ginjal, Glomerulonefritis adalah penyebab umum dari darah dalam urine. Ada banyak jenis glomerulonefritis. Beberapa di antaranya bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain lebih parah dan membutuhkan obat.
2. Jenis-jenis kencing darah

Terjadinya kencing darah pada bayi dibagi dalam dua jenis, yaitu.
- Hematuria kotor, berarti darah dapat terlihat dalam urine dengan mata telanjang karena mengubah urine berwarna merah muda, merah, atau berwarna teh. Jika Mama melihat darah dalam urine si Kecil, Mama harus menghubungi penyedia layanan kesehatan segera.
- Mikroskopis, berarti urine berwarna normal, tetapi memiliki peningkatan jumlah sel darah merah (darah) seperti terlihat dengan mikroskop. Umumnya, dalam pengaturan kantor, spesimen urine disaring untuk hematuria mikroskopis dengan dipstick urine (bukan dengan mikroskop). Jika dipstik urine si Kecil menunjukkan darah dalam urine, urine harus diperiksa dengan mikroskop untuk memastikan.
3. Pengobatan kencing darah pada bayi

Ketika Mama menemukan kencing darah pada bayi, hal yang harus dilakukan adalah membawa ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan secara medis. Mengingat saluran kemih pada bayi merupakan area yang sensitif sehingga harus diperhatikan cara perawatannya.
Perawatan akan dilakukan sesuai dengan apa yang menyebabkan kencing darah tersebut. Misalnya, jika karena infeksi, dokter mungkin akan meminta untuk minum obat antibiotik.
Namun, jika kencing darah disebabkan karena alasan lain, mungkin akan memerlukan jenis perawatan yang berbeda.
Untuk mengetahui mengapa kencing darah dapat terjadi, dokter akan meminta sampel untuk menguji tanda-tanda infeksi, penyakit ginjal, atau masalah lainnya.
Itulah beberapa hal yang perlu Mama ketahui mengenai kencing darah pada bayi. Dengan memahami penyebab, jenis, dan cara pengobatan akan lebih siap jika si Kecil mengalami. Semoga bermanfaat.