Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Bronkitis pada Bayi: Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

Pexels/Rene Asmussen
Pexels/Rene Asmussen

Bayi yang sehat serta berkembang dengan baik adalah harapan semua orangtua. Namun seringkali, penyakit tidak bisa dihindari, Ma. Melihat bayi sakit tentu membuat orangtua sedih.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit yang diderita bisa berisiko bagi tumbuh kembang bayi, dalam kasus parah, dapat menyebabkan kematian, seperti bronkitis.

Bronkitis adalah infeksi atau peradangan pada saluran udara besar (saluran bronkial) ke paru-paru. Ketika bayi pilek, sakit tenggorokan, flu, atau infeksi sinus, virus yang sama dapat menyebar ke saluran bronkial. Kondisi ini membuat saluran udara membengkak, meradang, dan sebagian tersumbat oleh lendir yang menyebabkan batuk basah.

Infeksi virus adalah jenis yang paling umum pada bayi dan anak-anak. Selain virus, infeksi bakteri dan iritasi, paparan asap rokok, asap, dan debu juga dapat memicu bronkitis.

Rangkuman informasi tentang bronkitis pada bayi, gejala, penanganan, dan pencegahannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ya!

Gejala Bronkitis pada Bayi

Freepik/Odua
Freepik/Odua

Bronkitis sering berkembang selama atau setelah pilek. Maka bayi akan mengalami gejala pilek, seperti sakit tenggorokan, kelelahan, pilek, kedinginan, nyeri, dan demam ringan. Selain itu, bayi mungkin juga mengalami:

  • batuk, yang sering kali mulai kering kemudian akhirnya menghasilkan lendir kehijauan atau kekuningan,
  • tersedak atau muntah saat batuk,
  • nyeri atau sesak di dada,
  • sesak napas,
  • demam,
  • sakit kepala,
  • sakit badan ringan.

Jika bayi menderita bronkitis parah, demamnya dapat meningkat selama beberapa hari. Selain itu, batuknya dapat bertahan selama beberapa minggu saat saluran bronkial sembuh.

Kapan Mama Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Freepik/Drazen Zigic
Freepik/Drazen Zigic

Jangan ragu untuk membawa bayi ke dokter jika mengalami beberapa hal berikut:

  • batuk yang memburuk setelah beberapa hari,
  • mengalami demam selama lebih dari tiga hari, atau demam berulang kali,
  • memiliki gejala yang berlangsung lebih dari tiga minggu.

Hindari menunda untuk membawa bayi ke dokter jika ia mengalami:

  • batuk darah,
  • mengalami serangan batuk basah yang berulang,
  • menunjukkan tanda-tanda dehidrasi serius atau menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan,
  • napas cepat, mendengus, atau lubang hidung melebar,
  • bibir atau kuku kebiruan.

Pengobatan Bronkitis

Freepik/User17581499
Freepik/User17581499

Dalam kebanyakan kasus, dokter akan memberi saran tentang cara meredakan gejala tetapi tidak akan meresepkan obat.

Namun, jika bayi mengalami kesulitan bernapas, dokter mungkin akan meresepkan obat bronkodilator yang diberikan melalui mesin inhaler atau nebulizer. Ini dapat membantu membuka saluran bronkial dan membersihkan lendir.

Bronkitis biasanya disebabkan oleh virus, jadi antibiotik tidak akan membantu. Jika pemeriksaan fisik atau tes menunjukkan bahwa bayi menderita bronkitis bakteri, pneumonia, atau infeksi bakteri lain (seperti batuk rejan), dokter akan meresepkan antibiotik.

Apakah Bronkitis Menular dan Bisa Dicegah?

Freepik/user18526052
Freepik/user18526052

Kemungkinan besar, ya. Jika bayi menderita bronkitis akut (berlawanan dengan bronkitis kronis, jenis yang umum di antara mereka yang tinggal dengan perokok), virus atau bakteri yang menyebabkan penyakitnya dapat menyebar ke orang lain.

Untuk mencegahnya, selalu batuk atau bersin ke tisu (lalu membuangnya) atau ke lekukan lengan. Biasakan diri untuk selalu mencuci tangan.

Kebiasaan kesehatan yang baik - makan dengan baik, tidur cukup, mendapatkan vaksin yang direkomendasikan dan suntikan flu tahunan - akan membantu bayi agar terhindar dari bronkitis. Selain itu, hindari paparan asap rokok.

Komplikasi Bronkitis

Freepik/Drazen Zigic
Freepik/Drazen Zigic

Bronkitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi jika tidak ditangani dengan baik, seperti:

  • Kelelahan ekstrem dan kekurangan energi untuk beraktivitas.
  • Kesulitan untuk bernapas tanpa bantuan alat.
  • Sianosis, yaitu warna biru pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan oksigen.
  • Dehidrasi.
  • Bronkiolitis yang disebabkan oleh infeksi paru-paru karena bakteri atau pneumonia.

Meski bisa ditangani tanpa obat, kondisi ini jangan dianggap remeh ya, Ma. Kenali gejala-gejalanya dan jangan ragu untuk memeriksakan bayi ke dokter.

Itu penjelasan tentang bronkitis pada bayi, gejala, penanganan, dan pencegahannya. Semoga si Kecil selalu sehat, Ma!

Share
Editorial Team

Perkembangan Bayi Terhambat, Bisa Jadi karena Abaikan 10 Aktivitas Ini!

ilustrasi bayi yang sedang dipijat dengan chamomile oil (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi bayi yang sedang dipijat dengan chamomile oil (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Perkembangan bayi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik dan asupan nutrisi, tetapi juga oleh stimulasi yang ia dapatkan setiap hari. 

Tanpa disadari, beberapa orangtua sering mengabaikan aktivitas sederhana yang justru penting untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil. Kebiasaan yang terkesan sepele ini, jika dilakukan terus-menerus, dapat berpengaruh pada perkembangan otak dan motorik bayi. 

Nah, kali ini Popmama.com siap membahas deretan aktivitas penting yang sering diabaikan, padahal sangat berpengaruh pada perkembangan otak dan motorik bayi.

1. Skin-to-skin (sentuhan kulit ke kulit)

ilustrasi melakukan kontak skin to skin (pexels.com/Craig Adderley)
ilustrasi melakukan kontak skin to skin (pexels.com/Craig Adderley)

Sentuhan kulit bayi langsung ke kulit orang tua merangsang produksi oksitosin, yakni hormon ikatan yang mampu meningkatkan rasa aman dan membangun hubungan emosional mendalam.

Hal ini mendukung perkembangan emosional serta regulasi stres si Kecil. Selain itu, kontak ini juga memperbaiki stabilitas suhu, detak jantung, dan pernapasan bayi baru lahir, sehingga mendukung proses adaptasi tubuh yang sehat sejak dini.

2. Tummy time