- Sedang sakit atau tidak enak badan
- Kurang makan atau minum sebelum tidur
- Sudah lebih dari dua jam tidak ganti popok
Kebiasaan yang Bikin Anak Susah Tidur Nyenyak dan Cara Mengatasinya

- Ketahui penyebab si Kecil terbangun, apakah karena lapar, sakit, atau popok yang tidak nyaman.
- Hindari langsung menggendong dan coba tenangkan anak dengan rutinitas tidur yang konsisten.
- Ajarkan kemampuan self-soothing sejak usia 4 bulan agar ia bisa tidur lebih nyenyak.
Tidur yang cukup adalah salah satu kebutuhan dasar si Kecil agar bisa tumbuh sehat dan berkembang optimal. Namun, banyak Mama yang mungkin pernah mengalami situasi ketika anak sering terbangun atau sulit tidur kembali meski sudah larut malam.
Ketika kebiasaan ini muncul terus-menerus, kualitas tidur si Kecil pun bisa terganggu. Di sisi lain, penting juga bagi Mama untuk mengenali tanda-tanda apakah anak menangis karena kebutuhan dasar atau sekadar butuh waktu untuk belajar menenangkan diri atau self-soothing. Dengan memahami perbedaannya, Mama bisa membantu membangun rutinitas tidur yang lebih sehat dan konsisten.
Agar Mama nggak bingung, berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan mengenai kebiasaan yang bikin anak susah tidur nyenyak dan cara mengastasinya.
Yuk, simak, Ma!
1. Ketahui penyebab anak terbangun di malam hari

Menurut dr. Citra Melinda, Sp.A., IBCLC, seorang dokter anak sekaligus konselor laktasi yang aktif membagikan edukasi seputar kesehatan bayi melalui akun Instagram @citra_amelinda, ada beberapa hal penting yang perlu Mama cek terlebih dahulu sebelum menggunakan metode untuk membantu anak tidur.
Mama bisa memastikan apakah si Kecil:
Jika salah satu dari kondisi ini terjadi, Mama boleh mengangkat bayi untuk memenuhi kebutuhannya agar ia merasa kembali nyaman. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, biasanya bayi akan lebih mudah kembali tidur.
Namun, jika semua faktor tersebut aman, dr. Citra mengingatkan agar Mama tidak langsung terburu-buru menggendong bayi setiap kali ia menangis. Kebiasaan ini dapat menghambat kemampuan bayi untuk belajar menenangkan diri sendiri dan membuatnya semakin bergantung pada Mama setiap kali terbangun.
2. Menghindari kebiasaan langsung menggendong saat bayi menangis

Salah satu kebiasaan paling umum yang sering dilakukan orangtua adalah langsung menggendong bayi ketika ia menangis di malam hari. Meski niatnya baik, hal ini justru bisa membuat bayi sulit membentuk kemampuan self-soothing, yaitu kemampuan untuk menenangkan diri dan kembali tidur tanpa bantuan orang dewasa.
Jika bayi sudah kenyang, tidak sakit, dan popoknya bersih namun tetap menangis, Mama bisa mencoba metode yang lebih lembut tanpa harus langsung menggendong. Pendekatan ini membantu anak merasa aman, tetapi tetap memberinya kesempatan untuk belajar menenangkan diri.
Beberapa strategi yang bisa Mama lakukan:
- Berdiri di dekat bayi, lalu tenangkan dengan suara lembut seperti “sssh… ssshh…”
- Letakkan tangan di dada atau perut bayi sambil mengusap perlahan
- Goyangkan kaki bayi dengan gerakan sangat lembut
- Berikan empeng jika memang sudah menjadi bagian rutinitas tidurnya
Metode ini membuat bayi tetap merasa didampingi, tapi tidak langsung mengandalkan gendongan setiap kali terbangun.
3. Melakukan rutinitas tidur yang konsisten

Banyak orangtua secara refleks mencoba berbagai cara sekaligus, mengusap, menggoyang, mengendong, memberikan empeng dalam waktu singkat. Padahal, pergantian strategi yang terlalu cepat justru bisa membuat bayi overstimulated.
Menurut dr. Citra, Mama perlu memberikan kesempatan pada satu rutinitas tidur untuk membantu si Kecil tenang sebelum berpindah ke cara lain. Misalnya:
- Pertahankan satu cara selama sekitar 5 menit.
- Jika bayi belum tenang, barulah Mama bisa beralih ke cara lain.
- Lakukan dengan ritme yang sama setiap kali bayi terbangun.
Bayi mungkin tidak langsung berhenti menangis pada percobaan pertama. Namun, ketika Mama menggunakan rutinitas yang sama secara konsisten, bayi akan mulai mengenali pola tersebut dan merasa lebih aman. Lama-kelamaan, ia akan belajar menenangkan diri lebih cepat dan tidur lebih nyenyak.
Cara ini juga membantu Mama membangun rutinitas tidur yang sehat tanpa mengganggu proses perkembangan si Kecil.
4. Membantu anak mengembangkan self-soothing agar tidur lebih nyenyak

Kemampuan self-soothing menjadi salah satu faktor penting dalam kualitas tidur bayi. Ketika si Kecil mampu menenangkan dirinya saat terbangun di malam hari, ia akan lebih mudah kembali tidur tanpa harus menangis lama atau bergantung pada gendongan Mama.
Anak yang memiliki kemampuan ini biasanya punya total waktu tidur malam yang lebih panjang, frekuensi terbangun yang lebih sedikit, dan suasana hati yang lebih stabil keesokan harinya. Self-soothing juga membuat rutinitas tidur keluarga lebih tenang dan teratur.
Kapan waktu yang tepat untuk mulai mengajarkannya?
Mama bisa mulai mengajarkan kemampuan ini ketika bayi sudah berusia lebih dari 4 bulan, karena pada usia tersebut pola tidur mulai lebih stabil. Namun, prosesnya tidak bisa instan, Ma. Intinya adalah Mama tetap peka terhadap kondisi bayi dan memastikan ia merasa aman selama proses belajar.
Dengan pola yang tepat, self-soothing akan berkembang secara alami dan memberikan manfaat jangka panjang untuk kesehatan tidur si Kecil.
Nah, itu dia penjelasan selengkapnya tentang kebiasaan yang bikin anak susah tidur nyenyak dan cara mengatasinya. Semoga penjelasan ini membantu Mama memahami kebutuhan tidur si Kecil, ya.



















