Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Penyakit Hisprung pada Bayi

Freepik/kamranaydinov
Freepik/kamranaydinov

Kesehatan pencernaan adalah hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Melalui pencernaan, beragam sumber gizi dan nutrisi diserap tubuh, lalu kemudian sisa atau racun yang sudah tidak dibutuhkan dikeluarkan melalui proses ekskresi.

Tetapi proses tersebut, akan berbeda pada bayi yang menderita penyakit Hisprung atau Hirschsprung, Ma. Penyakit Hisprung sendiri merupakan gangguan pencernaan yang terjadi saat bayi lahir akibat sebagian besar saraf di usus besar tidak berkembang dengan baik

Karena penyakit ini belum banyak diketahui, berikut Popmama.com telah merangkum ulasan penyakit hisprung pada bayi bayi. Simak hingga akhir untuk mengetahuinya, Ma!

Apa Itu Penyakit Hisprung?

Freepik/freepik
Freepik/freepik

Melansir dari Kemenkes, Penyakit Hisprung merupakan penyakit yang menyebabkan usus penderitanya tidak mampu mendorong feses keluar dari tubuh. 

Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya ganglion saraf parasimpatis pada lapisan mukosa dan submukosa usus besar. Pada kondisi normal, biasanya otot-otot yang ada di usus akan meremas dan mendorong feses secara ritmis melalui rektum. 

Sedangkan pada kondisi Hisprung, saraf yang mengendalikan otot-otot ini hilang dari bagian usus sehingga tinja tidak dapat didorong melalui usus secara lancar.

Alhasil, kotoran akan menumpuk secara terus-menerus pada bagian bawah hingga menyebabkan munculnya pembesaran pada usus serta membuat kotoran menjadi keras dan membuat bayi kesulitan atau bahkan tidak bisa buang air besar.

Dikutip dari Boston Children's Hospital, usus yang tersumbat oleh feses inilah yang sering kali menimbulkan infeksi serius yang disebut dengan enterokolitis. Kondisi ini menyebabkan si Kecil mengalami demam, nyeri, dan diare.

Gejala Penyakit Hisprung

Ilustrasi - Freepik/rawpixel.com
Ilustrasi - Freepik/rawpixel.com

Gejala penyakit Hisprung biasanya dapat dikenali semenjak bayi dilahirkan. Biasanya, bayi yang menderita Penyakit Hisprung setelah dilahirkan ia tidak dapat mengeluarkan mekonium, yakni feses pertama pada bayi baru lahir.

Biasanya si Kecil yang menderita penyakit ini tidak bisa buang air besar dalam kurun waktu 24 – 48 jam setelah dilahirkan. Selain itu, penderita penyakit Hisprung juga akan menunjukkan gejala berikut ini:

  • Perut menggembung
  • Muntah
  • Diare yang encer pada bayi baru lahir
  • Berat badan bayi tidak bertambah
  • Malabsorbsi

Mengutip dari Boston Children's Hospital, sekitar 80% anak-anak dengan penyakit Hisprung memiliki gejala dalam enam minggu pertama kehidupannya. Namun, bayi yang memiliki segmen usus pendek mungkin tidak menunjukkan gejala selama beberapa bulan atau tahun.

Selain gejala pada bayi baru lahir, berikut beberapa gejala umum penyakit Hisprung ketika usia bayi sudah lebih besar:

  • Sembelit yang semakin buruk
  • Kehilangan nafsu makan
  • Pertumbuhan tertunda
  • Buang air besar yang kecil dan encer
  • Distensi perut

Penyebab Penyakit Hisprung pada Bayi

Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Penyebab pasti penyakit Hisprung belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini bahwa kondisi ini disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan saraf usus selama masa perkembangan janin.

Namun, faktor genetik juga mungkin terlibat, terutama jika dalam keluarga memang memiliki ukuran usus yang lebih panjang atau jika ada anggota keluarga lain yang juga menderita kondisi tersebut. 

Biasanya faktor genetik akan cenderung diturunkan jika sang Mama yang membawa gen tersebut.

Jika sebuah keluarga melahirkan seorang bayi yang mengidap penyakit Hisprung, maka kemungkinan 3 hingga 12% bahwa bayi lain yang lahir dari orangtua yang sama juga akan mengidap penyakit tersebut.

Penyakit Hisprung juga terjadi lima kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Anak-anak dengan sindrom Down juga memiliki risiko lebih tinggi.

Diagnosa Penyakit Hisprung

Freepik/freepik
Freepik/freepik

Diagnosa penyakit Hisprung ditarik berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Biasanya bayi yang diduga mengalami penyakit ini akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan memasukkan jari tangan dokter ke dalam anus.

Pengecekan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda pengenduran otot rektum atau tidak.

Selain itu dilakukan juga pemeriksaan pendukung, seperti rontgen perut untuk melihat pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja, kontras enema, manometri anus untuk mengukur tekanan sfingter, serta dilakukan biopsi rektum untuk melihat tidak adanya ganglion sel saraf.

Penanganan Penyakit Hisprung

Freepik/freepik
Freepik/freepik

Penanganan penyakit Hisprung biasanya disesuaikan dengan bagaimana kondisi dan usia si Kecil ketika didiagnosis. Biasanya, dokter bedah akan melakukan suatu operasi untu memperbaiki obstruksi usus ketika penyakit Hirschsprung pertama kali didiagnosis.

Tujuan dari pembedahan ini adalah mengangkat bagian usus yang terkena penyakit  Hisprung dan menarik bagian usus yang sehat ke dalam anus. Proses ini dikenal dengan nama prosedur pull-through.

Dalam kebanyakan kasus, pembedahan ini dapat dilakukan dengan teknik invasif minimal. Terkadang, pembedahan ini dapat dilakukan seluruhnya melalui anus, tanpa meninggalkan bekas luka sama sekali.

Biasanya, sebelum dilakukan tindakan dokter bedah akan mendiskusikan berbagai teknik bedah dengan Mama dan Papa untuk menentukan pilihan terbaik bagi si Kecil.

Nah, itu tadi ulasan terkait penyakit Hisprung pada bayi. Penting untuk mendeteksi dan mengobati penyakit Hisprung pada bayi sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Semoga membantu, Ma!

Share
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

7 Foto Benjamin Anak Ketiga Kimmy Jayanti dalam Berbagai Ekspresi

18 Des 2025, 17:47 WIBBaby