Begini Cara Mengatasi Hidrosefalus pada Anak
Apa yang harus dilakukan jika si Kecil sudah terlanjur terkena hidrosefalus?
1 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bicara mengenai kesehatan anak memang tidak ada habisnya ya, Ma. Semua penyakit bisa saja menyerang si Kecil, jika tidak dilindungi dengan tepat.
Salah satu masalah kesehatan anak yang paling ditakutkan orangtua adalah hidrosefalus, atau menumpuknya cairan bernama cerebrospinal fluid (CSF) di kepala anak. Wah, kalau sudah begini, otak anak akan tertekan (secara harfiah), hingga akhirnya melemahkan fungsi otak.
Hidrosefalus memang bisa terjadi pada semua orang, namun paling sering terjadi pada bayi dan lansia. Hal ini penting untuk Mama waspadai, karena menurut Riskesdas 2007, hidrosefalus dan kelainan jantung kongenital menyumbang angka 5,8 persen pada penyebab kematian anak umur 29 hari. Wah, menyeramkan ya, Ma!
Sebaiknya Mama lebih waspada jika melihat anak mengalami gejala hidrosefalus. Menurut Pediatric Hydrocephalus Foundation, gejala hidrosefalus pada bayi adalah:
- Pembesaran ukuran kepala dengan cepat,
- Sering muntah,
- Sering tidur,
- Mudah iritasi,
- Mata melihat ke arah bawah (sering disebut “sunsetting”),
- Kejang.
Jika Mama curiga anak mengalami hidrosefalus, maka perlu segera diperiksa dan ditangani dengan cara yang tepat. Mau tahu info lengkapnya? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Pemeriksaan Hidrosefalus
Untuk mendiagnosis hidrosefalus, Mama perlu mengajak si Kecil ke dokter ahli saraf. Melansir dari Alodokter.com, dokter akan memeriksa tanda-tanda fisik, pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan, pemeriksaan sensorik (kemampuan melihat, mendengar, atau meraba), dan pemeriksaan kondisi otot (tonus, kekuatan, dan refleks). Dokter akan mengevaluasi menggunakan alat pencitraan kepala, seperti:
- Magnetic resonance imaging (MRI),
- Computed tomography (CT),
- Ultrasonography,
- Teknik pressure-monitoring.
Dokter akan mengevaluasi menggunakan alat yang paling tepat, sesuai dengan usia anak, presentasi klinis, dan dugaan ketidaknormalan otak atau tulang belakang.
Editors' Pick
Penanganan Hidrosefalus
Cara terbaik untuk menangani hidrosefalus adalah dengan mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain, untuk kemudian diserap oleh darah. Bagaimana caranya? Harus melalui operasi yang sering disebut operasi pemasangan shunt.
Mama pasti bertanya-tanya, apa itu shunt? Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, shunt adalah selang khusus yang dipasangkan ke dalam kepala, untuk mengalirkan cairan otak (CSF) ke bagian tubuh lain. Umumnya, bagian tumbuh yang dialirkan CSF adalah rongga perut.
Sistem shunt terdiri dari shunt, kateter, dan sebuah katup untuk mengendalikan aliran cairan. Katup ini penting, karena cairan CSF di dalam otak tidak boleh surut terlalu cepat.