Flat Head Syndrome, Sindrom yang Mengakibatkan Kepala Bayi Datar

Posisi tidur bayi yang terlalu lama di satu arah bisa jadi pencetusnya, Ma

22 Maret 2019

Flat Head Syndrome, Sindrom Mengakibatkan Kepala Bayi Datar
Pixabay.com

Bayi dilahirkan dengan kepala yang lunak, yang memungkinkan pertumbuhan tulang kepala dan otak yang luar biasa di tahun pertama kehidupannya. Karena itulah, kepala bayi sangat mudah berubah bentuk. 

Barangkali Mama pernah mendengar, melihat atau pun mengalami kepala bayi yang terlihat lonjong karena melewati jalan lahir saat proses persalinan. Hal ini wajar, selama beberapa hari atau minggu setelah kelahiran kepala bayi akan kembali seperti semula.

Tetapi jika kepala bayi terlihat datar, itulah flat head syndrome atau di dalam bahasa Indonesia disebut peyang.

Apa itu Flat Head Syndrome?

Apa itu Flat Head Syndrome
Pixabay.com

Flat head syndrome adalah kondisi dimana ada satu sisi kepala bayi yang datar. Posisi kepala datar yang disebut secara medis positional plagiocephaly ini bisa terjadi di salah satu sisi kepala saja. Aslinya, kepala bayi berbentuk bulat, meskipun bisa saja karena tekanan saat proses persalinan, bentuk kepala saat baru dilahirkan sedikit lonjong. 

Editors' Pick

Penyebab Flat Head Syndrome

Penyebab Flat Head Syndrome
Pixabay.com

Membaringkan bayi pada permukaan yang rata memang membuatnya nyaman, tetapi jika terjadi dalam waktu yang lama, kepala bayi hanya bertumpu pada satu titik yang dapat menyebabkannya jadi datar. Apalagi jika bayi masih sangat kecil, ia tidak mampu mengubah posisinya sendiri sehingga flat head syndrome bisa terjadi.

Penyebab lain yang memicu flat head syndrome bisa saja terjadi bahkan sebelum bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena tekanan pada tengkorak kepala bayi karena panggul ibu atau saudara kembarnya. Faktanya, banyak bayi kembar yang dilahirkan dengan bentuk kepala datar ini, Ma.

Menurut sumber dari nct.org.uk, selain kedua faktor di atas, ada juga penyebab flat head syndrome akibat lemahnya otot leher atau torticollis. Karena otot leher yang lemah itu, bayi kesulitan bergerak dan mengubah posisi kepalanya.

Apakah Flat Head Syndrome Berbahaya?

Apakah Flat Head Syndrome Berbahaya
maxpixel.net

Flat head syndrome yang tidak ditangani akan menyebabkan craniosynostosis. Kondisi ini menyebabkan tengkorak kepala anak bersatu sebelum waktunya (biasanya di usia 4 tahun). Hal ini akan membatasi pertumbuhan otak dan menyebabkan kelainan bentuk tengkorak.

Cara Mengatasi Flat Head Syndrome

Cara Mengatasi Flat Head Syndrome
Pexels.com

Ada empat cara yang bisa Mama lakukan jika bayi terindikasi flat head syndrome akibat posisi berbaring salah:

  1. Sering mengganti posisi kepala saat bayi tidur.
  2. Untuk mengurangi posisi berbaring, sering-seringlah menggendong bayi.
  3. Perbanyak tummy time untuk bayi yang sudah bisa berguling untuk mengurangi intensitas tekanan kepala bayi di permukaan datar.

Untuk bayi dengan flat head syndrome yang sudah melalui repositioning selama 2-3 bulan tetapi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, biasanya dokter akan menyarankan memakai helm khusus untuk membentuk tulang tengkorak bayi. Helm khusus ini bisa dikenakan pada bayi mulai usia 4 hingga 12 bulan.

Untuk Mama, penting diingat bahwa memiliki kepala yang rata tidak mempengaruhi pertumbuhan otak anak atau menyebabkan keterlambatan. Namun tetap konsultasikan dengan dokter anak supaya mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga:

The Latest