Gangguan Pendengaran pada Bayi dan Tes yang Perlu Dilakukan

Karena gangguan ini tak kasat mata, Mama perlu jeli memerhatikan gejalanya

30 November 2020

Gangguan Pendengaran Bayi Tes Perlu Dilakukan
Unsplash/Irina Murza

Telinga dan organ di dalamnya merupakan organ vital bagi kehidupan manusia. Tanpanya, kita tidak dapat mendengar dunia di sekitar kita dengan baik. Sayangnya, data dari WHO menunjukkan masalah pendengaran dialami lebih dari 466 juta manusia di seluruh dunia dan 34 juta di antaranya diidap oleh anak-anak. 

Kondisi ini tentu saja mengkhawatirkan bagi orangtua. Kali ini Popmama.com akan mengulas lengkap seputar gangguan pendengaran pada bayi dan tes yang perlu dilakukan, dilansir dari NHS dan Healthy Children:
 

Gangguan Pendengaran pada Bayi

Gangguan Pendengaran Bayi
Pexels/pixabay

Satu dari dua bayi dari setiap 1.000 kelahiran mengalami gangguan berupa kehilangan pendengaran permanen. Kondisi ini terjadi pada salah satu atau kedua telinga. Jumlah ini meningkat menjadi sekitar satu dari setiap 100 bayi yang menghabiskan lebih dari 48 jam dalam perawatan intensif.

Mengetahui kondisi kehilangan pendengaran pada bayi lebih awal serta penanganannya, dapat memberikan perubahan besar pada kualitas hidup sang Bayi di masa depan. Bayi punya kesempatan lebih baik untuk mengembangkan keterampilan berbahasa, berbicara, dan berkomunikasi. 

Tanda-Tanda Bayi Mengalami Gangguan Pendengaran

Tanda-Tanda Bayi Mengalami Gangguan Pendengaran
Pexels/Spencer Selover

Gangguan pendengaran sebetulnya dapat ditemukan secara akurat melalui newborn hearing test atau tes pendengaran bayi baru lahir. Tetapi jika di awal kelahiran bayi tidak mendapatkan tes tersebut, orangtua dapat melihat kejanggalan tahap perkembangan pendengaran ini dari tanda-tanda berikut:

  • Kebanyakan bayi baru lahir terkejut atau melompat karena mendengar suara keras yang tiba-tiba
  • Pada usia tiga bulan, bayi biasanya mengenali suara orangtuanya
  • Pada usia enam bulan, bayi biasanya sudah bisa memalingkan mata atau kepalanya ke sumber suara
  • Pada usia 12 bulan, bayi dapat meniru beberapa suara atau menghasilkan beberapa kata, seperti "Mama"
     

Editors' Pick

Risiko Gangguan Pendengaran pada Bayi

Risiko Gangguan Pendengaran Bayi
Unsplash/Nyana Stoica

Gangguan pendengaran sebagian besar diderita oleh bayi yang bahkan tidak memiliki riwayat keluarga mengalami gangguan ini sama sekali. Risiko gangguan pendengaran pada bayi lebih tinggi dialami oleh bayi yang:

  • Lahir prematur
  • Tinggal di unit perawatan intensif neonatal (NICU)
  • Diberi obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran
  • Mengalami komplikasi saat lahir
  • Sering mengalami infeksi telinga
  • Mengalami infeksi yang dapat merusak pendengaran, seperti meningitis atau cytomegalovirus

Kapan Tes Pendengaran Perlu Dilakukan?

Kapan Tes Pendengaran Perlu Dilakukan
Pexels/Burst

Jika Mama melahirkan di rumah sakit, sebagian besar rumah sakit akan menawarkan tes pendengaran untuk bayi baru lahir sebelum Mama pulang ke rumah. Apabila tidak, maka dokter atau bidan akan menyarankan tes tersebut dilakukan dalam beberapa minggu pertama setelah bayi lahir.

Idealnya, tes dilakukan dalam empat hingga lima minggu pertama setelah kelahiran bayi. Tetapi bisa dilakukan hingga bayi berusia tiga bulan.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan tes pendengaran untuk semua bayi baru lahir. Tujuannya adalah agar semua bayi yang skrining pendengaran mendapatkan perawatan dan pengobatan dini jika diidentifikasi sebagai tuli atau sulit mendengar. Semakin dini penanganannya, maka semakin mudah untuk memperbaiki kondisinya.

Metode Tes Pendengaran pada Bayi

Metode Tes Pendengaran Bayi
Unsplash/Adam Szabo

Umumnya, ada dua metode tes pendengaran pada bayi baru lahir yang bisa dilakukan, yaitu:

Automated Auditory Brainstem Response (AABR)

Tes ini mengukur bagaimana saraf pendengaran dan otak merespons suara. Klik atau nada dimainkan melalui earphone ke telinga bayi. Tiga elektroda yang dipasang di kepala bayi mengukur saraf pendengaran dan respons otaknya.

Otoacoustic Emissions (OAE)

Tes ini mengukur gelombang suara yang dihasilkan telinga bagian dalam. Sebuah probe kecil ditempatkan tepat di dalam liang telinga bayi. Alat ini mengukur respons (gema) saat klik atau nada dimainkan ke telinga bayi.

Kedua tes ini berlangsung cepat, sekitar lima hingga 10 menit. Tes ini tidak menimbulkan rasa sakit, dan dapat dilakukan saat bayi sedang tidur atau berbaring diam. Usahakan bayi sudah dalam kondisi kenyang sebelum tes berlangsung. Pastikan Mama sudah menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk membuat mereka nyaman dan gembira selama proses tes berlangsung.

Bagaimana jika Bayi Tidak Lulus Tes Pendengaran Awal?

Bagaimana jika Bayi Tidak Lulus Tes Pendengaran Awal
Pixabay/congerdesign

Jika hasil tes menunjukkan bayi tidak lulus pemeriksaan pendengaran saat lahir, itu tidak selalu berarti bayi mama mengalami ketulian. Ini bisa dikarenakan cairan atau vernix dalam telinga bayi, atau terlalu banyak kebisingan di dalam ruangan yang dapat memengaruhi hasilnya. 

Kira-kira satu atau dua dari setiap 100 bayi yang menjalani tes, tidak lulus pemeriksaan pendengaran awal saat lahir. Oleh karenanya, perlu dilakukan tes lanjutan dengan audiolog yang berpengalaman menangani bayi. Pengujian ini mencakup pendengaran yang lebih menyeluruh dan evaluasi medis. 

Pastikan berkonsultasi dengan dokter anak tentang tes lanjutan jika bayi mama tidak lulus tes pendengaran awal saat lahir. Tes tambahan harus dilakukan secepat mungkin sebelum bayi berusia tiga bulan. 

Semoga informasi ini menambah wawasan mama seputar gangguan pendengaran pada bayi, ya!

Baca Juga:

The Latest