Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Residu Sabun di Botol Susu Bayi, Waspadai Efeknya untuk si Kecil

Freepik/wirestock
Freepik/wirestock
Intinya sih...
  • Residu sabun biasa yang tidak terbilas sempurna dapat tertelan dan berisiko mengganggu pencernaan bayi yang masih sensitif.
  • Paparan surfaktan dan bahan kimia keras dalam jangka panjang dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus serta daya tahan tubuh anak.
  • Menggunakan sabun food grade yang bebas pewarna, paraben, dan surfaktan keras membantu menjaga keamanan botol susu dan kesehatan bayi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membersihkan botol susu bayi memang terlihat sederhana, tapi proses ini sebenarnya membutuhkan perhatian ekstra lho, Ma. Banyak orangtua yang merasa cukup dengan mencuci botol menggunakan sabun biasa lalu membilasnya dengan air panas. Padahal, kebiasaan ini bisa meninggalkan sisa bahan kimia yang tidak terlihat oleh mata.

Residu sabun yang tidak terbilas sempurna dapat menempel pada dinding botol, dot, hingga peralatan makan bayi. Ketika botol digunakan kembali, sisa bahan tersebut berpotensi ikut tertelan si Kecil. 

Karena sistem pencernaan bayi masih sangat sensitif, paparan kecil sekalipun bisa berdampak pada kesehatannya. Itulah sebabnya, Mama perlu memahami risiko residu sabun dan pentingnya memilih produk pembersih yang aman untuk bayi. 

Untuk membantu Mama, Popmama.com telah merangkum penjelasan lengkap tentang bahaya residu sabun di botol susu bayi.

1. Residu sabun bisa menempel dan ikut tertelan bayi

Freepik/KamranAydinov
Freepik/KamranAydinov

Menurut dr. Hans Nathanael, Sp.A, dokter spesialis anak dan konselor ASI & MPASI yang sering membagikan edukasi seputar kesehatan anak di Instagram pribadinya @drhans_spesialisanak, banyak orangtua belum sadar bahwa sabun biasa belum tentu aman untuk membersihkan botol susu bayi.

Walau sudah menggunakan air panas, sisa sabun tetap dapat menempel jika pembilasannya tidak maksimal. Residu inilah yang kemudian ikut tertelan oleh bayi dan memengaruhi kesehatannya.

Beberapa hal yang perlu Mama perhatikan:

  1. Sabun biasa mengandung pewarna, paraben, dan surfaktan keras.
  2. Bahan tersebut berpotensi menempel pada peralatan makan, terutama jika bilasannya kurang bersih.
  3. Bayi lebih rentan karena kulit dan sistem pencernaannya masih sensitif.

Dengan memahami risiko ini, Mama dapat mulai mengevaluasi sabun yang digunakan sehari-hari.

2. Dampak residu sabun pada sistem pencernaan bayi

Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna sehingga tidak bisa memproses bahan kimia tertentu dengan baik. Dr. Hans juga menjelaskan sebuah penelitian dalam Environmental Health Perspectives (2019) yang menunjukkan bahwa bayi jauh lebih rentan terhadap paparan bahan kimia rumah tangga dibandingkan orang dewasa.

Penelitian lain dalam Toxics Journal (2020) menemukan bahwa paparan surfaktan dari sabun yang tidak terbilas sempurna berpotensi mengganggu keseimbangan mikrobiota usus anak. Jika terjadi terus menerus, hal ini dapat memengaruhi daya tahan tubuh dan kesehatan saluran cerna.

Walau efeknya tidak langsung terlihat, paparan yang terjadi berulang kali perlu menjadi perhatian Mama. Residu sabun mungkin tampak sepele, tetapi dampaknya pada saluran cerna bayi bisa bersifat jangka panjang.

3. Sabun biasa belum tentu aman untuk peralatan makan bayi

Freepik
Freepik

Sabun yang digunakan untuk mencuci piring orang dewasa umumnya mengandung pewangi, pewarna, hingga paraben yang sebenarnya tidak dirancang untuk peralatan anak. Meski memberi sensasi bersih dan harum, bahan-bahan tersebut justru dapat tersisa di botol dan mudah tertelan bayi.

Karena bayi cenderung memasukkan dot atau peralatan makan ke dalam mulut dan menelan tanpa filtrasi, sisa bahan kimia itu bisa menjadi risiko kesehatan. Inilah alasan mengapa Mama disarankan memilih sabun khusus bayi, bukan sabun dapur biasa.

4. Pentingnya memilih sabun food grade

Freepik
Freepik

Sabun food grade memiliki formula yang lebih aman jika tertelan dalam jumlah sangat kecil, sehingga berbeda dari sabun biasa yang umumnya mengandung pewarna, paraben, atau surfaktan keras. Karena kandungannya lebih lembut, sabun jenis ini lebih aman digunakan untuk membersihkan botol susu dan peralatan makan bayi tanpa meninggalkan residu berbahaya.

Agar tidak salah pilih, Mama bisa memperhatikan beberapa hal berikut saat mencari sabun pencuci botol bayi:

  1. Pilih sabun yang jelas berlabel food grade (aman bila tertelan sedikit).
  2. Pastikan bebas pewarna, pewangi sintetis, paraben, SLS/SLES, dan bahan kimia keras lainnya.
  3. Cari produk dengan label residue-free.
  4. Utamakan sabun yang telah teruji dermatologis dan punya sertifikasi keamanan.
  5. Pilih yang mudah dibilas dan tidak meninggalkan rasa licin pada botol.

Dengan memilih sabun food grade yang tepat, proses mencuci botol tidak hanya membuatnya tampak bersih, tetapi juga benar-benar bebas residu kimia. Mama bisa menyiapkan susu untuk si Kecil dengan lebih tenang dan aman setiap hari.

5. Cara mencuci botol agar aman dan bebas residu

Freepik
Freepik

Selain memilih sabun yang tepat, cara mencuci botol juga perlu diperhatikan. Teknik yang benar membantu memastikan tidak ada sisa bahan kimia maupun kotoran yang tertinggal.

Berikut tips yang bisa Mama coba:

  1. Lepaskan semua bagian botol: botol, dot, ring, dan tutup.
  2. Cuci menggunakan sabun food grade dan air mengalir.
  3. Gunakan sikat botol khusus agar semua sudut terjangkau.
  4. Bilas hingga benar-benar tidak ada busa tersisa.
  5. Keringkan dengan cara ditiriskan, bukan dilap kain, agar tidak terkontaminasi ulang.

Nah, itulah rangkuman mengenai bahaya residu sabun di botol susu bayi. Dengan memilih sabun yang tepat dan teknik mencuci yang benar, Mama bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan si Kecil sejak dini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Ini Arti Nama Anak Egy Maulana dan Adiba Khanza

12 Des 2025, 18:33 WIBBaby