Gerakan car seat dari satu sisi ke sisi lainnya. Jika bergeser lebih dari 2,5 cm saat ditarik pada jalur sabuk pengaman, berarti kursi tersebut tidak cukup kencang.
Membaca buku petunjuk car seat dan buku petunjuk mobil mengenai pemasangan car seat.
Jika memilih menggunakan sabuk pengaman, pastikan car seat terpasang kencang dengan menekan kursi menggunakan berat badan saat mengencangkan sabuk. Setelah itu, jangan lupa mengunci sabuk pengaman, langkah penting untuk memastikan kursi tidak bergeser saat mobil berjalan.
9 Kesalahan Penggunaan Car Seat yang Sering Disepelekan

- Car seat terlalu longgar di mobil, bisa membahayakan bayi saat terjadi tabrakan.
- Harness terlalu longgar pada bayi dapat menyebabkan cedera serius saat kecelakaan.
- Bayi terlalu cepat menghadap ke depan dapat meningkatkan risiko cedera serius pada kepala dan leher.
Memastikan keselamatan bayi, terutama saat berkendara tentunya menjadi prioritas utama bagi setiap orangtua. Salah satu perlengkapan penting yang wajib digunakan saat berkendara mobil adalah car seat, kursi dirancang khusus untuk melindungi bayi dan anak selama di perjalanan. Namun, meski sudah menggunakan car seat, sebagian orangtua masih ada yang melakukan kesalahan dalam pemasangannya.
Beberapa kesalahan umum, seperti car seat dan sabuk pengaman yang terlalu longgar, hingga posisi bayi yang salah. Padahal, hal-hal ini bisa mengurangi efektivitas car seat dalam melindungi bayi saat terjadi benturan atau kecelakaan.
Untuk itu, berikut Popmama.com telah rangkum kesalahan penggunaan car seat, serta cara mudah untuk mencegahnya. Yuk, disimak hingga selesai!
1. Car seat terlalu longgar di mobil

Pemasangan car seat yang longgar adalah salah satu kesalahan paling umum. Jika terjadi tabrakan, bayi di kursi yang longgar dapat menabrak bagian belakang kursi depan dan melukai wajah atau kepala secara serius. Penting untuk memastikan car seat terpasang dengan benar agar keselamatan terjamin.
Untuk mencegah hal ini terjadi, cobalah beberapa cara berikut:
2. Harness terlalu longgar pada bayi

Jika harness pada bayi longgar, bayi akan mudah terjatuh dari car seat saat ada kecelakaan. Hal ini akan membahayakan bayi karena dapat menyebabkan cedera yang serius. Bahkan, skenario terburuknya adalah bayi terlempar keluar dari kendaraan.
Untuk mencegah dan mengatasi hal ini, lakukan beberapa cara berikut:
Jika harness masih dapat terjepit dengan sela-sela jari, maka harness tersebut masih longgar.
Kencangkan harness hingga tali terasa kencang dan tidak kendur.
3. Bayi terlalu cepat menghadap ke depan

Posisi yang lebih disarankan untuk bayi saat menggunakan car seat adalah menghadap ke belakang. Tulang-tulang yang melindungi sumsum tulang belakang bayi masih dalam tahap pembentukan. Saat anak menghadap ke belakang, punggung, bagian tubuh terkuat bayi, dapat menyerap kekuatan benturan yang luar biasa dengan lebih baik.
Jika bayi menghadap ke depan, kepalanya dapat terlempar ke depan dan menyebabkan risiko kelumpuhan atau kematian. Hal ini dapat terjadi karena tulang belakang bayi yang belum berkembang mengekspos sumsum tulang belakang.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi hal ini:
Disarankan agar bayi dan anak-anak duduk menghadap belakang hingga usia 2 hingga 4 tahun.
Pilih car seat yang dilengkapi stiker berisi keterangan berat badan dan tinggi maksimum pengguna.
4. Car seat menghadap ke belakang dengan tidak tepat

Jika car seat yang menghadap ke belakang terlalu condong ke depan, kepala bayi yang terlalu berat dapat jatuh ke depan, menghalangi saluran napasnya sehingga tidak dapat bernapas. Penting untuk memasang alas car seat pada sudut kemiringan yang tepat, agar saluran napas bayi tetap terbuka.
Berikut cara untuk mencegah car seat menghadap ke belakang dengan tidak tepat:
Pastikan kursi berada pada sudut yang tepat agar kepala bayi tidak terkulai ke depan. Sudut yang tepat dapat dipastikan melalui buku panduan.
Car seat dipasang di permukaan yang rata, agar posisi bayi tetap stabil dan tidak membuat kepala bayi menunduk terlalu jauh ke depan.
Jika car seat tidak memiliki permukaan yang rata, dapat meletakkan handuk yang digulung rapat di bawah bagian alas tempat kaki bayi bersandar.
5. Klip dada harness berada di tempat yang salah

Jika klip dada harness berada di tempat yang salah, talinya dapat dengan mudah terlepas dari bahu bayi, sehingga anak berisiko terlempar dari kursinya saat terjadi kecelakaan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi hal ini:
Klip dada harness harus berada di tengah dada setinggi ketiak. Klip memastikan tali harness berada di tempat yang tepat.
Orangtua sering kali memindahkan klip saat mengeluarkan bayi dari kursi. Jadi, pastikan untuk memeriksa posisi klip setiap kali memasang sabuk pengaman.
6. Tali pengaman berada di slot yang salah

Saat bayi menghadap ke depan, tali pengaman di slot bawah dapat putus saat terjadi tabrakan. Pastikan untuk selalu memeriksa penempatan tali pengaman setiap kali memindahkan bayi atau menyesuaikan kursi.
Untuk itu, cobalah beberapa cara berikut untuk mencegah ini terjadi:
Pindahkan tali bahu ke slot atau di atas bahu bayi, atau posisikan di paling dekat dengan bahu anak.
Periksa buku petunjuk yang disertakan untuk memastikan tali bahu pada bayi berada di posisi yang tepat.
7. Tidak menggunakan kursi booster

Sabuk pengaman orang dewasa tidak cukup untuk menahan bayi karena melintasi tubuh mereka di titik yang salah, seperti di atas perut, di atas bahu, dan terkadang di leher. Karenanya, banyak bayi yang tidak menggunakan sabuk pengaman karena merasa tidak nyaman.
Penting untuk menggunakan kursi booster pada bayi. Namun, penelitian telah menemukan bahwa beberapa anak yang secara fisik cocok dengan kursi booster belum cukup dewasa secara perilaku untuk menggunakannya. Untuk itu, terdapat beberapa cara dalam mengatasi permasalahan ini:
Menggunakan kursi penguat sabuk pengaman. Pastikan untuk menggunakan kursi penguat dengan benar pada bayi.
Mempertimbangkan untuk membeli kursi dengan sabuk pengaman yang dapat menampung anak-anak yang lebih besar.
Anak-anak di bawah usia 13 tahun harus selalu duduk di kursi belakang.
8. Car seat ditarik kembali

Terkadang, car seat bayi ditarik dari peredaran karena berbagai alasan, seperti pengait yang rusak atau bahan jok yang mudah terbakar. Meskipun tidak semua hal ini membahayakan nyawa, beberapa di antaranya bisa berisiko fatal, misalnya jika sabuk pengaman tidak berfungsi dengan baik.
Untuk memastikan keamanan, cobalah beberapa hal berikut:
Melakukan pengecekan apakah car seat yang digunakan termasuk dalam daftar penarikan di situs resmi National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA).
Jika ternyata car seat yang digunakan pernah ditarik, hubungi produsen untuk petunjuk perbaikan atau penggantian.
Tidak disarankan untuk membeli car seat bekas, karena mungkin saja produk tersebut sudah pernah mengalami kecelakaan.
9. Bayi tertidur di car seat saat di luar mobil

Ketika bayi tertidur di car seat, hindari untuk membawa car seat ke dalam rumah dengan kondisi bayi tertidur di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan bayi tercekik sabuk pengaman atau posisi tidur yang membuat bayi sulit bernapas.
Untuk mencegah hal ini terjadi, lakukan beberapa cara berikut:
Car seat tidak diperuntukkan untuk digunakan selain memindahkan anak dari mobil ke lokasi terdekat.
Car seat tidak boleh digunakan sebagai alat bantu tidur.
Gunakan car seat hanya di dalam mobil, dan jika anak tertidur saat perjalanan, segera gendong dan baringkan di permukaan yang rata setelah tiba di rumah.
Nah, itulah tadi berbagai kesalahan penggunaan car seat. Semoga membantu Mama dan Papa!



















