Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

9 Makanan Tinggi Zat Besi untuk Bayi dan Olahannya untuk MPASI

Pinterest.com/sassyholistics2
Pinterest.com/sassyholistics2

Zat besi adalah salah satu mineral penting yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh sehat dan aktif. Sejak lahir, bayi mendapatkan cadangan zat besi dari ASI atau susu formula. Namun, memasuki usia 6 bulan, cadangan ini mulai menipis sehingga perlu dipenuhi dari makanan pendamping ASI (MPASI).

Kekurangan zat besi bisa memengaruhi kesehatan bayi, seperti menyebabkan anemia, membuat bayi terlihat lemas, hingga mengganggu perkembangan otaknya. Karena itu, penting bagi Mama untuk mengenalkan makanan kaya zat besi sejak MPASI, agar kebutuhan nutrisi si Kecil tetap tercukupi.

Kali ini, Popmama.com akan membahas daftar makanan tinggi zat besi yang baik untuk bayi, lengkap dengan tips mengolahnya agar lebih mudah dikonsumsi. Yuk, simak sampai seleai, Ma!

Kenapa Zat Besi Penting untuk Bayi?

Pinterest.com/britandco
Pinterest.com/britandco

Zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tanpa asupan zat besi yang cukup, bayi bisa kekurangan oksigen yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas sehari-hari.

Selain itu, zat besi juga mendukung perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh bayi. Kekurangan zat besi di usia dini berisiko menyebabkan gangguan konsentrasi, keterlambatan perkembangan motorik, serta membuat bayi lebih rentan sakit.

Karena itu, memastikan asupan zat besi yang cukup sejak masa MPASI adalah langkah penting agar si Kecil tumbuh sehat, aktif, dan cerdas. Terdapat dua jenis zat besi bagi bayi, yaitu:

  • Zat besi heme: Zat besi yang berasal dari sumber hewani seperti daging merah, ayam, ikan, atau hati. Dan biasanya zat besi ini lebih mudah diserap oleh tubuh. 

  • Zat besi non-heme: Zat besi yang berasal dari sumber nabati, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, tahu, tempe, atau sereal fortifikasi. Dan untuk zat besi jenis ini penyerapannya dapat ditingkatkan jika disertai vitamin C, seperti tomat atau jeruk. 

Kebutuhan Harian Zat Besi Bayi

Pinterest.com/tandoorchef
Pinterest.com/tandoorchef

Bayi yang baru lahir memiliki cadangan zat besi dari dalam kandungan, tetapi cadangan ini mulai berkurang ketika memasuki usia 4–6 bulan. Itulah kenapa pada usia 6 bulan ke atas, bayi membutuhkan tambahan zat besi dari makanan pendamping ASI (MPASI).

Menurut rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) dan Institute of Medicine (IOM), kebutuhan harian zat besi bayi adalah sebagai berikut:

  • 0–6 bulan: 0,27 mg per hari (cukup dari ASI atau susu formula).

  • 7–12 bulan: Sekitar 11 mg per hari dari MPASI dan sumber lainnya.

Memenuhi kebutuhan harian ini sangat penting agar bayi terhindar dari anemia, tetap aktif, serta mendukung perkembangan otaknya secara optimal.

Tanda-Tanda Kekurangan Zat Besi pada Bayi

Pinterest.com/flickr
Pinterest.com/flickr

Mengetahui tanda-tanda ini penting agar Mama bisa segera mengambil langkah pencegahan atau konsultasi dengan dokter. Selain mencukupi kebutuhan zat besi lewat makanan, pemantauan tumbuh kembang bayi juga tidak boleh diabaikan.

  • Kulit terlihat pucat 

    Pucat pada wajah, bibir, atau bagian dalam kelopak mata sering menjadi tanda awal anemia akibat kurang zat besi. Kondisi ini terjadi karena sel darah merah berkurang sehingga suplai oksigen ke jaringan tubuh tidak optimal.

  • Mudah lesu dan lesu 

    Bayi yang kekurangan gizi akan terlihat cepat capek, kurang aktif, atau sering mengantuk karena tubuhnya kekurangan energi akibat rendahnya kadar hemoglobin. 

  • Nafsu makan menurun 

    Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi selera makan bayi, si Kecil jadi mungkin untuk menolak MPASI atau hanya mau minum ASI saja. 

  • Perkembangan motoriknya terlambat 

    Energi yang berkurang dan kurangnya suplai oksigen ke otak bisa membuat bayi lebih lambat dalam mencapai milestone seperti merangkak, duduk, atau berdiri.

  • Sering Sakit dan Rentan Infeksi
    Kekurangan zat besi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh bayi, sehingga ia lebih mudah terserang flu, batuk, atau infeksi lainnya.

Makanan Tinggi Zat Besi dan Cara Mengolahnya untuk MPASI

Pinterest.com/countryvitamins
Pinterest.com/countryvitamins

Supaya kebutuhan zat besi si Kecil terpenuhi, Mama bisa memilih berbagai bahan makanan yang kaya zat besi dan mudah diolah untuk menu MPASI harian. 

  1. Daging sapi 

    Daging sapi merupakan sumber zat besi heme yang sangat baik dan mudah diserap oleh tubuh bayi. Selain kaya zat besi, daging sapi juga mengandung protein tinggi, zinc, serta vitamin B12 yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak si Kecil.

    Cara Mengolah Daging Sapi untuk MPASI:

    1. Pilih daging sapi tanpa lemak (bagian has dalam atau daging giling).

    2. Rebus hingga empuk, lalu blender atau cincang halus sesuai usia bayi.

    3. Campur dengan sayuran seperti wortel atau kentang untuk membuat bubur daging yang lebih bergizi.

    4. Gunakan kaldu rebusan daging sebagai tambahan rasa gurih alami.

  1. Kacang-kacangan 

    Kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijau, kacang polong, dan lentil merupakan sumber zat besi non-heme yang baik untuk bayi. Selain zat besi, kacang-kacangan juga kaya protein nabati, serat, serta vitamin B yang membantu pencernaan dan mendukung tumbuh kembang si Kecil.

    Cara Mengolah Kacang-Kacangan untuk MPASI:

    1. Rendam kacang semalaman untuk membuatnya lebih empuk dan mengurangi gas.

    2. Rebus hingga benar-benar lunak.

    3. Blender atau haluskan bersama sayuran seperti labu kuning atau wortel.

    4. Tambahkan sedikit minyak zaitun atau kaldu sayuran untuk rasa yang lebih lembut.

  1. Telur 

    Telur, terutama kuningnya, merupakan sumber zat besi, protein, lemak sehat, dan vitamin A, D, E, serta B12 yang mendukung pertumbuhan otak dan daya tahan tubuh bayi. Kuning telur juga lebih mudah dicerna dibandingkan bagian putihnya, sehingga lebih aman diperkenalkan saat awal MPASI (mulai 6 bulan).

    Cara Mengolah Telur untuk MPASI:

    1. Rebus telur hingga matang sempurna (10–12 menit) untuk memastikan tidak ada bakteri berbahaya.

    2. Ambil bagian kuningnya, hancurkan dengan garpu, lalu campur dengan ASI, air matang, atau kaldu agar teksturnya lembut.

    3. Mama bisa mencampurnya ke dalam bubur nasi, kentang, atau sayuran seperti bayam.

    4. Jika bayi sudah terbiasa, putih telur bisa diperkenalkan bertahap (umumnya mulai usia 8–9 bulan) untuk mendeteksi potensi alergi.

  1. Ikan salmon 

    Ikan salmon adalah salah satu sumber zat besi heme sekaligus kaya omega-3 (DHA dan EPA) yang sangat baik untuk perkembangan otak dan penglihatan bayi. Selain itu, salmon juga mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin D, dan selenium yang mendukung daya tahan tubuh si Kecil.

    Cara Mengolah Salmon untuk MPASI:

    1. Pilih salmon segar tanpa kulit dan duri.

    2. Kukus atau rebus potongan kecil salmon hingga matang.

    3. Haluskan dengan garpu atau blender, lalu campur dengan bubur nasi atau sayuran kukus (misalnya labu kuning).

    4. Hindari menambahkan garam atau bumbu tajam agar aman untuk bayi.

  1. Tuna 

    Tuna merupakan sumber zat besi heme, protein berkualitas tinggi, dan asam lemak omega-3 (DHA dan EPA) yang penting untuk perkembangan otak serta penglihatan bayi. Selain itu, tuna juga kaya vitamin D dan selenium yang mendukung daya tahan tubuh.

    Cara Mengolah Tuna untuk MPASI:

    1. Pilih tuna segar atau tuna kalengan khusus bayi (tanpa garam dan bahan pengawet).

    2. Kukus atau rebus tuna hingga matang sempurna.

    3. Haluskan dengan garpu atau blender, lalu campur ke bubur nasi, kentang, atau sayuran kukus.

    4. Tambahkan sedikit kaldu sayuran untuk rasa gurih alami.

  1. Tahu 

    Tahu kaya akan zat besi non-heme, protein nabati, kalsium, serta mineral penting untuk mendukung pertumbuhan tulang bayi. Teksturnya lembut dan mudah dihaluskan, sehingga cocok diberikan sejak awal MPASI.

    Cara Mengolah Tahu untuk MPASI:

    1. Pilih tahu putih segar dan kukus hingga matang.

    2. Hancurkan dengan garpu atau blender dengan sedikit air matang atau kaldu sayuran.

    3. Campurkan ke bubur beras atau olahan sayuran seperti bayam atau labu kuning.

  1. Tempe 

    Tempe mengandung zat besi, protein, serat, serta probiotik alami hasil fermentasi kedelai yang baik untuk kesehatan pencernaan bayi. Kandungan nutrisinya juga membantu mendukung sistem kekebalan tubuh.

    Cara Mengolah Tempe untuk MPASI:

    1. Potong tempe kecil-kecil, lalu kukus hingga matang.

    2. Haluskan dengan blender bersama sayuran seperti labu kuning atau kentang.

    3. Bisa dijadikan campuran bubur atau dibuat puree dengan sedikit kaldu sayuran.

  1. Sayuran hijau 

    Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, atau daun katuk merupakan sumber zat besi non-heme, vitamin A, vitamin C, serat, dan berbagai mineral penting lainnya. Kandungan vitamin C pada sayuran hijau juga membantu meningkatkan penyerapan zat besi, terutama jika dikombinasikan dengan makanan hewani atau buah-buahan.

    Cara Mengolah Sayuran Hijau untuk MPASI:

    1. Pilih sayuran hijau segar, cuci bersih, lalu potong kecil-kecil.

    2. Kukus atau rebus sebentar agar nutrisinya tidak banyak hilang.

    3. Blender atau cincang halus, kemudian campur dengan bubur beras, kentang, atau daging giling.

    4. Tambahkan sedikit kaldu sayuran untuk membuat teksturnya lembut dan rasanya lebih gurih.

  1. Hati ayam dan sapi 

    Hati ayam dan sapi adalah salah satu sumber zat besi heme terbaik yang mudah diserap tubuh. Selain kaya zat besi, hati juga mengandung vitamin A, vitamin B kompleks, folat, dan zinc yang mendukung perkembangan otak serta sistem kekebalan tubuh bayi.

    Cara Mengolah Hati Ayam dan Sapi untuk MPASI:

    1. Pilih hati ayam atau sapi yang segar dan cuci hingga bersih.

    2. Rebus atau kukus hati hingga matang sempurna.

    3. Blender atau cincang halus, lalu campur dengan bubur beras, kentang, atau sayuran seperti wortel dan bayam.

    4. Gunakan sedikit kaldu rebusan hati sebagai tambahan rasa alami.

Nah, Ma, itulah deretan makanan tinggi zat besi untuk bayi yang bisa jadi pilihan menu MPASI harian. Dengan memberikan asupan zat besi yang cukup, si Kecil dapat tumbuh sehat, aktif, dan terhindar dari risiko anemia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Anak GTM? Ini Peran Papa agar si Kecil Tidak Menolak Makan

05 Des 2025, 10:07 WIBBaby