- 0 dB: Kondisi hening tidak ada suara
- 20-50 dB: Bisikan, percakapan pelan, dan kondisi lingkungan yang tenang
- 60 dB: Percakapan normal, suara di kamar tidur atau ruang keluarga
- 85 dB: Lalu lintas kota yang ramai, suara mesin pemotong rumput, suara bioskop, penggunaan headphone
- 100 dB: Suara di bioskop konser musik dan suara mesin yang berat
- 110-120 dB: Suara ambulans, konser yang sangat keras
Sound Horeg Bisa Rusak Pendengaran Bayi, Orangtua Harus Waspada!

Penggunaan sound horeg atau sound system dengan suara sangat keras sedang ramai terjadi di Indonesia. Sound horeg banyak digunakan di berbagai acara mulai dari pawai, karnaval, hingga hajatan atau acara pernikahan dan syukuran.
Pada orang dewasa saja, penggunaan sound horeg ini bisa mengganggu pendengaran apalagi pada bayi yang pendengarannya sensitif dan rentan alami masalah.
Kali ini Popmama.com akan membahas mengenai bahaya sound horeg bagi pendengaran bayi. Yuk, disimak!
Batasan Desibel yang Aman untuk Bayi

Desibel (dB) merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur suara. Semakin tinggi angka desibel maka semakin keras suara tersebut.
Berikut contoh dari desibel di kehidupan sehari-hari:
Nah, batas aman desibel bagi bayi baru lahir adalah antara 45 hingga 50 dB, sementara bayi dan anak-anak batas aman desibelnya berada di rentang di angka 60-70 dB. Jadi, bayi tidak diperkenankan untuk mendengar suara-suara yang bising.
Bahaya Sound Horeg bagi Pendengaran Bayi

Tingkat desibel (dB) sound horeg bisa mencapai 120-135 dB, maka suara dari sound horeg itu sangat berbahaya bagi bayi.
Mendengar suara dengan tingkat desibel yang tinggi bisa membuat bayi rewel, tidak nyaman, dan kesulitan untuk tidur. Suara yang terlalu keras juga bisa membuat jantung terasa berdebar.
Lalu, mendengar suara keras terutama dalam jangka waktu yang lama bisa berisiko menyebabkan kerusakan pada sel-sel dan saraf pendengaran hingga alami gangguan pendengaran.
Hal yang bisa terjadi yakni telinga berdenging, alami penurunan fungsi pendengaran hingga kehilangan pendengaran secara permanen.
Ketika bayi kehilangan pendengaran, maka berisiko juga alami speech delay (keterlambatan perkembangan bicara) karena tidak dapat memproses suara dengan baik.
Tips Mengatasi Kebisingan pada Bayi

Gangguan pendengaran pada bayi dapat dicegah dengan menghindari tempat-tempat yang bising terutama tempat yang ada sound horeg. Pastikan juga bayi tidak mendengar suara bising terlalu lama.
Apabila Mama dan si Kecil berada di tempat yang bising seperti di acara hajatan, bisa gunakan pelindung telinga atau earmuff khusus bayi yang bisa meredam suara bising
Itu tadi mengenai bahaya sound horeg bagi pendengaran bayi. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma!



















