- Meningkatkan risiko hiperaktif pada anak kelak,
- Senyawa oksitosin bersifat racun yang dapat menurunkan fungsi otak dan kerusakan saraf,
- Oksitosin juga meningkatkan radikal bebas yang dapa memicu kanker,
- Obesitas,
- Asam glutamat meningkatkan sensitivitas sehingga memicu reaksi alergi,
- Memengaruhi kinerja jantung bila dikonsumsi berlebihan.
Bolehkah Menambahkan Penyedap Rasa Instan pada MPASI?
-884226657de2821525762a9b21b71781.png)
Saat memasak, Mama mungkin terbiasa menambahkan penyedap rasa untuk menambah kelezatan masakan. Biasanya dikenal dengan MSG, ini menambahkan rasa gurih pada makanan.
Selain bernutrisi, Mama ingin memberikan MPASI yang lezat untuk si Kecil. Ini membuat Mama bertanya-tanya apakah boleh menambahkan penyedap rasa pada makanan bayi? Apakah ini aman untuk kesehatannya?
Nah, sebelum itu, simak dulu penjelasan soal bolehkah menambahkan penyedap rasa instan pada MPASI dalam ulasan Popmama.com berikut, ya, Ma.
Bolehkah Menambahkan Penyedap Rasa Instan pada MPASI?

Ketika mulai mengonsumsi makanan padat, selain bereksplorasi dengan makanan, ia pun mulai mengenal cita rasa. Sehingga, tidak heran jika si Kecil enggan mengonsumsi makanan yang terasa hambar, Ma.
Mama boleh menambahkan gula atau garam namun ini dilakukan ketika si Kecil sudah berusia di atas satu tahun. Hindari penggunaan penyedap rasa instan pada semua makanan bayi.
Penambahan penyedap rasa instan berisiko bagi ginjal si Kecil. Ini disebabkan karena ginjal bayi belum berkembang dengan sempurna untuk mengolah dan mencerna penyedap rasa instan.
Benarkah jika Makanan Bayi Itu Hambar?

Sebenarnya makanan bayi tidak terasa hambar. Kita terbiasa mengonsumsi makanan dengan beragam rasa, juga menggunakan penyedap rasa, ini dapat membuat makanan bayi terasa hambar bagi Mama.
Dalam masa pertumbuhan, langit-langit mulut bayi belum berkembang dengan sempurna. Ini membuatnya belum dapat merasakan rasa asin.
Selain itu, sebagian besar bahan makanan sudah memiliki rasa alami, seperti gula dan garam alami atau rasa gurih. Sehingga penambahan garam, gula, atau penyedap rasa instan tidak diperlukan dalam MPASI.
Dampak Memberi Tambahan Garam pada MPASI

Penambahan garam pada MPASI bayi di bawah usia satu tahun sebenarnya boleh-boleh saja. Mengutip Kemenkes, kebutuhan natrium bayi usia 6-12 bulan adalah sebanyak 370 mg per hari. Berlebihan memberikan garam pada MPASI dapat meningkatkan risiko hipertensi, kegemukan dan penyakit jantung di usia muda.
Pemberian makanan yang asin JUGA dapat memengaruhi tekanan darahnya karena bayi masih sangat sensitif terhadap garam, Ma.
Adapun kebutuhan garam ini sebenarnya dapat dipenuhi dari kandungan natrium dalam bahan pangan segar. Beberapa makanan memiliki kadar garam alami, seperti ASI, kacang-kacangan, sayur, dan daging. Ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Dampak Memberi Tambahan Gula pada Makanan Bayi

Asupan gula pada bayi dapat meningkatkan risiko kegemukan dan diabetes. Beberapa jenis buah juga mengandung kadar gula yang tinggi, seperti sawo dan nangga, jadi sebaiknya dihindari.
Terlalu sering memberikan buah yang manis membuat bayi enggan mengonsumsi sayuran yang rasanya hambar. Karena itu, Mama dapat memberikan sayur dan buah secara bergantian agar ia tidak bosan.
Risiko Penambahan Penyedap Rasa pada MPASI Bayi

Seperti yang disebutkan di atas, hindari penggunaan penyedap rasa pada makanan bayi karena dapat menimbulkan beberapa risiko seperti:
Saat mengonsumsi MPASI, bayi berpetualang dengan rasa dan jenis makanan. Setiap bahan makanan memiliki rasanya sendiri. Jadi, Mama dapat mengandalkan rasa dari bahan tersebut.
Jika diperlukan, gunakan jahe, lengkuas, sereh, atau bumbu dapur lainnya untuk menambah rasa.
Itu penjelasan tentang apakah boleh menambahkan penyedap rasa instan pada MPASI. Semoga informasi ini bermanfaaat, Ma!



















