3 Proses Terjadinya Hujan dan Faktor yang Memengaruhinya

Penting diajarkan pada si Kecil sejak dini

20 Oktober 2022

3 Proses Terjadi Hujan Faktor Memengaruhinya
Freepik/Wirestock

Hujan adalah fenomena alam yang lumrah terjadi, terutama di daerah tropis. Ketika memasuki musim penghujan, curah hujan semakin tinggi dan tidak jarang hujan turun selama beberapa hari. Sehingga, banyak orang lebih sering beraktivitas di dalam ruangan karena cuaca dingin.

Selain sebagai fenomena alam yang terjadi di sekitar, materi tentang hujan juga diajarkan di bangku sekolah lho. Proses terjadinya hujan menjadi pengetahuan dasar yang harus dikuasai anak. Sehingga, anak memahami perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan.

Nah, supaya anak semakin paham tentang hujan, berikut penjelasan Popmama.com. Simak ulasannya, yuk!

1. Apa itu hujan?

1. Apa itu hujan
Freepik/Wirestock

Sederhananya, hujan adalah proses turunnya air dari awan. Namun, pengertian hujan bisa dipahami lebih detail lagi. Dilansir National Geographic, hujan adalah proses pembentukan air di atmosfer, lalu air jatuh ke bumi. 

Selama ini, hujan berbentuk air bukan? Ternyata, hujan juga bisa berbentuk salju atau es. Makanya, ada istilah hujan es atau hujan salju.

Hujan juga bisa diartikan sebagai bentuk presipitasi. Proses terjadinya hujan ini berasal dari kondensasi yang jatuh dari awan ke bumi.

Jadi, secara singkat, proses terjadinya hujan adalah akibat dari presipitasi uap air di awan. Kemudian, awan membentuk uap air. Sementara itu, peran angin adalah menyebarkan uap air tersebut.

Jika uap air sudah berbentuk kristal es, maka butirannya akan jatuh ke bumi. Proses jatuhnya butiran es inilah yang disebut turunnya hujan.

Editors' Pick

2. Tahap evaporasi

2. Tahap evaporasi
Freepik/Evening_tao

Sebelum mengalami perubahan wujud, ada 3 proses terjadinya hujan, yakni evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.

Tahapan awal terjadinya hujan adalah evaporasi. Pada tahap ini, terjadi penguapan air dari permukaan bumi. Suhu bumi yang berasal dari matahari membuat air sungai, danau, atau laut menguap. 

Lantas, uap air naik ke atmosfer. Uap air akan mengendap di awan menjadi butiran.

Sesuai hukum alam, semakin panas suhu bumi, maka semakin banyak pula uap air yang menggumpal di awan. Dengan kata lain, potensi hujan deras semakin tinggi.

3. Tahap kondensasi

3. Tahap kondensasi
Freepik/Rawpixel.com

Proses terjadinya hujan berikutnya adalah pengembunan atau kondensasi. Setelah penguapan, butiran uap air akan menggumpal di atmosfer. Kemudian, uap air berubah menjadi partikel-partikel es. Bentuknya kecil.

Nah, partikel-partikel tersebut akan saling mendekat. Lalu, partikel membentuk gumpalan putih yang mengandung uap air. Inilah yang disebut awan. Proses ini disebut juga koalesensi.

Setelah di tahap ini, maka partikel air tinggal dijatuhkan ke bumi. Umumnya, partikel es berukuran jari-jari sekitar 5-20 mm akan jatuh ke bumi dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s. Namun, kecepatan aliran udara yang cenderung lebih tinggi justru menghambat proses turunnya hujan.

4. Tahap presipitasi

4. Tahap presipitasi
Freepik/Kireyonok_Yuliya

Proses terjadinya hujan yang terakhir adalah mencairnya partikel es. Inilah tahap presipitasi.

Partikel es yang mencair akan berubah menjadi titik-titik hujan di bumi. Jatuhnya titik air ke daratan tidak bisa dipastikan karena angin dapat menyebarkan awan ke mana saja. Makanya, curah hujan tidak sama di beberapa daerah. 

Apabila suhu udara kurang dari 0 derajat Celcius atau suhunya semakin dingin, hujan tidak berbentuk air, tapi berbentuk salju atau es.

Hujan yang turun ke bumi akan terserap ke dalam tanah (infiltrasi). Air hujan akan menjadi air tanah yang mengaliri danau, sungai, dan laut. Bahkan, air hujan menjadi sumber air bagi pepohonan. Akhirnya, siklus hujan pun bisa dilakukan kembali.

5. Faktor yang memengaruhi proses terjadinya hujan

5. Faktor memengaruhi proses terjadi hujan
Freepik/Prostooleh

Curah hujan tidak bisa disamaratakan. Pasalnya, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi. Sehingga, curah hujan di daerah A bisa jadi berbeda dengan curah hujan di daerah B.

Apa saja faktor yang memengaruhi hujan?

  • Arah angin

Angin berperan dalam membawa awan menuju tempat tertentu. Angin dapat menyebarkan awan berisi partikel air sebelum hujan diturunkan.

  • Jarak dari sumber air

Sumber air menjadi faktor penting karena mendukung proses penguapan (evaporasi). Daerah yang dekat dengan sumber air memiliki potensi hujan yang cukup tinggi.

  • Perbedaan suhu tanah dan perairan

Biasanya, suhu tanah yang lebih tinggi berpotensi meningkatkan peluang hujan di perairan. Hal sebaliknya, suhu perairan yang tinggi dapat meningkatkan potensi hujan di daratan.

  • Garis lintang

Daerah yang nendekati garis khatulistiwa memiliki potensi hujan lebih tinggi. Semakin jauh dari garis lintang, maka curah hujan semakin jarang.

  • Luas daratan 

Daerah yang cenderung luas akan semakin jarang hujan. Sementara itu, daerah sempit dapat meningkatkan potensi hujan.

  • Daratan pegunungan

Pegunungan bisa dikatakan benteng yang menghalangi awan. Makanya, daerah pegunungan lebih berpotensi hujan karena awan berisi partikel air terhambat. Awan tersebut berhenti di atas pegunungan.

  • Ketinggian tempat

Semakin tinggi tempat, curah hujan juga semakin tinggi. Mengapa? Ketinggian tempat berhubungan dengan suhu udara. Semakin tinggi tempat, suhu udaranya semakin rendah, sehingga proses terjadinya hujan semakin tinggi juga.

Itulah proses terjadinya hujan dan faktor yang memengaruhinya.

Agar si Kecil mudah memahami, jelaskan proses terjadinya hujan dengan menggunakan gambar. Semoga bermanfaat, ya.

Baca Juga:

The Latest